13. Before

13.5K 2.4K 379
                                    

Terimakasih  sudah menemukan  book ini,  dan  terimakasih  juga karena sudah mau meluangkan waktu untuk  membaca dan mendukung book ini

Terimakasih  sudah menemukan  book ini,  dan  terimakasih  juga karena sudah mau meluangkan waktu untuk  membaca dan mendukung book ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-ah aku bukan penikmat senja.  Aku penikmat senyum cantikmu yang seindah mentari pagi saja-

⌐╦╦═─

Satu hari sebelum Jeno mengecap dirinya lelaki berengsek, sialan, dan apalagi?

Bajingan...

Apapun kata rendahan yang patut ia terima karena membuat Jaemin Hasibuan tidak hanya menangis, tapi juga karena membuat sosok itu pingsan.

...

-Pandangi langitnya, tapi jangan hitung bintangnya. Karena, kamu mungkin tidak akan sadar kalau kamu adalah salah satu diantaranya-
...

Senja itu di kediaman keluarga Anugerah,

“Jisung kemarin kesini sama teman-teman”
Ujar Jisung yang kini asik membuka-buka majalah yang salah satu halamannya menampilkan tempat teropong bintang Bosscha sembari duduk dipangkuan Jaemin.

Sialan. Jeno kalah dari bocah bau pesing...

“Oh ya? Kakak belum pernah, ada apa disana?”
Tanya Jaemin.  Matanya ikut memperhatikan gambar bangunan bernama Bosscha tersebut.

“Ada langit, terus...terus, ada bintang banyak banget kak, sungguh!”
Ujar Jisung sembari memperagakan dengan kedua tangannya dan matanya yang berbinar semangat.

“Oh ya, cantik cantik bintangnya?” Tanya Jaemin lagi.

Nampak si Jisung mengerutkan keningnya berfikir
“Iya, cantik seperti bunda dan teteh”

“Wah, cantik-cantik dong ya?” Tanya Jaemin lagi, tanganya terulur mengusak surai legam milik Jisung.

“Ah, sama kak Nana juga. Kak Nana juga cantik, Jisung suka”
Jisung mengulas senyumnya.  Membuat Jaemin gemas. Ingin rasanya dirumahnya juga ada makhluk semanis ini yang bisa menemaninya saat papa berangkat bertugas.

"Heh! Nggak boleh, kak Nana cuma punya aang. Cari tuh sana yang seumuran" Ujar Jeno lalu duduk disebelah Jaemin, lalu memindahkan Jisung ke pangkuannya.

Posesif...

Sukses membuat si Jisung merotasikan malas pada si aang

⌐╦╦═─

“Jeno pernah ke Bosscha?”
Tanya Jaemin saat keduanya berjalan menuju parkiran rumah Jeno, sudah waktunya mengantarkan pujaan hatinya pulang si Jeno itu.

Panglima Tempur []✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang