#'Cause He Is My Everything [Part 2]

183 30 31
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Yohan baru selesai mengganti bajunya yg basah oleh keringat dengan baju yg tadi dibawakan Seungyoun untuknya. Baru saja ia keluar dari toilet, di depan pintu ia sudah disambut oleh Minhee, Seobin dan Hangyul.

"Syukur ya Han, Kak Seungyoun bawain lo baju ganti. Kalau nggak, bisa-bisa lo jadi nggak nyaman buat ngikutin kegiatan sepanjang sesi kedua hari ini."

"Iya Gyul, hehe.. emang Kak Youn tuh penyelamat gue, sumpah sifat pelupa dan ceroboh gue ini emang suka bikin apes. Pilihan tepat emang gue balik ke Korea, kalo di Paris gue apes sendirian nggak ada yg nolongin," aku Yohan mengingat betapa kesulitannya ia saat di Paris dulu ketika sering kali harus mengalami kesialan karena kecerobohannya sendiri dan tidak ada siapa-siapa yg selalu bisa ia mintai pertolongan. Bahkan Papanya sendiri juga sangat sibuk dengan pekerjaannya di kantor.

"Ughh, beruntungnya jadi Yohan.. ada yg selalu bisa jadi penyelamat di saat susah kaya Kak Seungyoun.." ucap Seobin yg membuat Yohan terkekeh karena ekspresinya yg lucu ketika mengucapkan itu.

Di antara ketiga sahabatnya yg lain Seobin memang yg paling manis dan kalem. Kalau Minhee anaknya lebih ceplas ceplos dan cerewet, bahkan kadang kata-kata yg keluar dari mulutnya rada nyelekit. Tapi jangan ragukan kesetiakawanan dan perhatian Minhee kepada teman-temannya yg ia tunjukkan dengan caranya sendiri yg cukup berbeda dari orang lain. Kalau Hangyul dia orang yg rela berbuat apa saja untuk membantu teman-temannya.. tapi ya gitu, anaknya rada bucin. Bucin banget malah sama si Seobin, walaupun dia tau kakaknya Seobin si Wooseok tuh maung banget dan sampai sekarang belum bolehin Seobin buat pacaran. Jadilah keduanya cuma bisa backstreet.

"Han, lo sama Kak Seungyoun kenapa nggak jadian aja sih? Padahal awalnya gue ngira kalian itu pacaran loh, taunya enggak." Minhee bertanya.

Yohan sedikit terkekeh mendengar pertanyaan Minhee sebelum menjawab, "Em, karena yaa emang kita nggak mungkin buat jadian."

"Kok gitu?" giliran Seobin yg penasaran.

Kini Yohan sedikit menghela nafasnya. "Sebenarnya, dulu sebelum gue berangkat ke Paris kita berdua tuh udah buat janji. Gue sih yg lebih tepatnya minta Kak Youn buat janji. Kalau kita tuh nggak boleh saling jatuh cinta satu sama lain. Nggak boleh ada yg punya perasaan lebih dari perasaan seorang sahabat. Jadi ya karena itu, kita tuh nggak mungkin buat pacaran."

"Dan lo yakin kalau kalian berdua bakal bisa terus nepatin janji itu?" tanya Hangyul.

"Maksudnya Gyul?" Yohan sedikit bingung dengan pertanyaan Hangyul.

"Maksud gue.. apa lo bisa mastiin kedepannya kalian sama-sama nggak akan punya perasaan lebih dari sekedar sahabat? Karena yg gue tau yaa, nggak ada orang di dunia ini yg bisa ngelawan sesuatu yg namanya rasa. Rasa itu datang tanpa bisa lo duga. Kapan datangnya atau sama siapa. Dan kalau rasa itu udah datang, lo nggak akan bisa nyuruh dia pergi gitu aja. That's difficult Yo, buat ngusir yg namanya perasaan tuh.. Bisa aja kan suatu saat salah satu di antara kalian bakal punya perasaan yg lebih dari sekedar sahabat. Dan nggak menutup kemungkinan bahkan kalian berdua sama-sama punya perasaan itu. Apa lo nggak takut nyakitin diri lo sendiri ataupun nyakitin Kak Seungyoun karena harus menyangkali perasaan yg sebenarnya udah tumbuh tapi harus ditahan atau bahkan dihilangin cuma karena nggak mau ngingkarin janji itu."

Yohan menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan cukup berat. Yohan sedikit terkejut sebenarnya dengan topik pembicaraan yg cukup serius seperti ini tentang hubungannya dan Seungyoun. Tapi Yohan sadar, cepat atau lambat pertanyaan seperti ini pasti akan ia terima.

A BROKEN Promise || YounHan♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang