Setelah selesai mengerjakan soal UN. Syilla memutuskan untuk pulang kerumah-nya.
Setelah sampai di rumah kediaman Anggara, yaitu rumah-nya Syilla. Syilla mengucapkan salam terlebih dahulu kepada Riska-mamah Syilla.
"gimana Ujian-nya bisa ga?" tanya Riska kepada sang anak.
"InsyaAllah bisa mah" Syilla memberitahu Riska dengan senyum yang mengembang.
"mamah percaya kalo kamu bisa, terus itu kenapa rambut-nya acak-acakan gitu?"
"biasa pusing mah abis Ujian Matematika, makanya Syilla acak-acakin ini rambut" jawab Syilla sambil menunjukan cengir-nya
"yaudah, kamu istirahat aja biar mamah yang bawain kamu makan ke kamar"
"oke mah, Syilla keatas dulu ya. Mau Istirahat dulu capek" ucap Syilla yang meninggalkan Riska ke kamar
🌈🌈🌈
Hari ke-2 UN
Setelah selesai melaksanakan UN di hari ke-2 Clarissa dan Bella sedang menunggu Syilla. Mereka berencana akan pergi ke Cafe tempat biasa mereka nongkrong untuk melepaskan beban sejenak.
"eh si Syilla masih lama ga sih, keluar-nya?" kata Clarissa sambil melihat jam. Pasalnya mereka sudah lama menunggu Syilla
"iya iih, udah lumutan nih. Neng Bella yang cuanteq ini kepanasan. kan bisa-bisa akang Reyhan ga suka lagi. Kan bisa auto galau" ucap Bella dengan lebay nya. Jika Bella sudah bosan otak waras-nya akan geser.
"ish.. Mulai deh alay-nya. Hadeuh" Clarissa sudah mulai jengah dengan ke dramatisan Bella. Dari pada dia pusing mendengarkan ocehan Bella dia memasang earphone untuk mendengarkan lagu kesukaan-nya yaitu Oh My God-Alec Benjamin.
"hei, kalian sorry nih udah nunggu lama. biasa gue harus teliti apalagi kan ini Mapel kesukaan gue" ucap Syilla yang baru datang. Syilla selalu teliti dalam mengerjakan soal apalagi Mapel kesukaan-nya Biologi.
"ish, lama tau kita nungguin kamu" rajuk Bella yang mulai kesal. Bella memang gampang sekali bad mood, Jika sudah seperti itu biasanya dia akan sinis sepanjang hari.
"gue sekali lagi minta maaf ya, udah buat kalian nunggu lama" kata Bella tak enak hati.
"udah lah Bell, ga usah di perpanjang nanti kita ribut malah panjang urusan-nya. Yuk ah... kita langsung capcus ke cafe" Clarissa menengahi perdebatan kecil antara Bella dan Syilla
Syilla tidak pernah marah jika Bella berkata yang membuat hati-nya tersinggung. Karena bagi dia persahabatan lebih penting dan pasti dia akan merindukan masa-masa seperti dengan kedua sahabat-nya.
Sesampai-nya di Cafe mereka langsung memesan pesanan seperti biasa. Di saat mereka sedang asyik mengobrol, seorang lelaki dengan pakaian kasual-nya mendatangi meja yang di duduki oleh Syilla dan kedua sahabat-nya.
"hai.. Bell" sapa lelaki yang tak lain adalah Reyhand. Reyhan langsung duduk di depan Bella dan di ikuti oleh ke dua temannya Daffa Ramadhan Altaf dan Agam Muhammad Firdaus. Agam dan Daffa sudah bersahabat dengan Reyhan sejak Smp sama seperti Syilla dan sahabat-sahabatnya.
"Reyhan ko.. Kamu ga bilang kalau kamu mau ke sini" Bella terkejut melihat kedatangan Reyhan
"ga sengaja" ucap Daffa dengan datar dan dingin menjawab pertanyaan Bella.
"ish.. Daff lu ngomong irit bener, kaya-nya lu perlu di ajarin ngomong yang banyak deh sama Syilla" kata Clarissa yang meledek Daffa,hanya di balas tatapan tajamnya
"Apa sih, ko lu bawa-bawa nama gue" Syilla yang merasa di bawa nama-nya pun nyaut
"dah deh Syill, mending lu sama Daffa aja, cocok ko sama-sama jomblo lagi ya gak Daff ?"kata Reyhan yang memanasi Daffa dan Syilla
"ga jelas" jawab Daffa datar
"uwuw.. Kayak-nya ada yang makin hari makin lengket nih sama Agam, ya ga Rey" Bella melirik Agam dan Clarissa. Dan membuat Clarissa salting.
Clarissa dan Agam memang dekat seperti Reyhan dan Bella. cuman yang membedakan di antara Clarissa dan Agam adalah mereka tidak akan mengumbarkan kemesraan mereka di depan umum. Dan di antara kedua sahabat Clarissa yang tidak memiliki pasangan adalah Syilla, sama seperti sahabat Reyhan yaitu Daffa juga tidak memiliki pasangan. maka dari itu Bella dan Clarissa selalu menjodohkan Syilla dengan Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
mencoba mengikhlaskan-nya[Completed]
Teen FictionCerita ini bukan tentang cinta dalam diam.tetapi cerita ini tentang bagaimana caranya aku untuk mengikhlaskannya. Semula terasa berat untukku namun,aku tidak bisa memaksakan kehendak Tuhan. aku percaya Tuhan sudah menyiapkan kehidupan yang baik un...