11. Why'd?

4.2K 681 28
                                    

---


Memasuki minggu kedua, kali ini Taehyung berangkat bersama Jimin. Pemuda Park itu tiba-tiba datang ke rumahnya menggunakan sepeda. Pantas saja jika Jimin memiliki otot tubuh yang bagus, sejak kecil hobi olahraga. Beda lagi dengan Taehyung, setiap ada pelajaran olahraga seringkali bolos. Mau tak mau pagi ini Taehyung rela mengeluarkan sepeda butut nya yang nyaris berkarat karena tidak terurus. Sekaligus mengistirahatkan motor besarnya di garasi.

"Gerah Jim! Masih pagi padahal." gerutu Taehyung sambil melepas semua kancing seragamnya. Menyisakan kaus putih yang kini basah oleh keringat.

"Pelajaran pertama kan olahraga, gampang. Tinggal numpang cuci di tukang laundry depan sekolah, dua jam pasti beres!" Jimin berkata seenak jidat,masih sedikit tertawa melihat raut frustasi Taehyung.

"Aisshhh, kau yang bayar tapi!"

"Santai, paling cuma seribu."

Mereka berdua berjalan seenaknya, asal dorong tanpa memperhatikan siswa lain yang juga sedang berada di koridor yang sama. Hingga Jimin menabrak seseorang tanpa sengaja.

"Ah, maafkan aku" Jimin menunduk. Ikut memungut kertas-kertas yang jatuh berserakan karena dirinya.

Orang yang Jimin tabrak mendongak setelah merapikan tumpukan kertasnya di lantai.

"Ngobrol boleh, tapi jangan bego." Min Yoongi mendengus singkat lalu menjauh dari keduanya.

Setelah kepergian Yoongi, Jimin menyikut siku taehyung. "Gara-gara kau!"

Taehyung tersenyum menampilkan gigi rapihnya. Ia tadi mendorong bahu Jimin main-main, tapi rupanya Jimin terdorong terlalu keras hingga menabrak orang lain.

"Untung masih pagi. Jadi dia tidak terlalu garang," Gumam Taehyung.

"Ia seperti triplek," Jimin menambahkan.

"Apalagi jika sudah berkumpul dengan Kyungsoo sunbae dan Wonwoo sunbae! 3 Triplek bersatu menjadi triplekrangers"

Mereka malah ghibah pagi-pagi.

"Oh iya, Hari ini ada pengumuman tentang seleksi osis kan?"

---

"Permisi, aku mencari Kim Taehyung"

Jeon Jungkook ternyata. Ia datang ke kelas Taehyung yang baru saja selesai pelajaran olahraga.

Jungkook dan anggota osis kelas 12 sedang mendapat dispensasi untuk mengurus kegiatan seleksi Osis 5 hari mendatang. Masih ingat dengan ucapan Jungkook yang sudah mempatenkan Taehyung sebagai salah satu kandidat ketua osis? Sekarang dia berdiri disini. Berhadapan dengan Taehyung di depan kelas,membuat seisi kelas melirik kepo ke arah pintu.

"Apa?" Taehyung cuek sekali. Dia masih sedikit kesal karena tempo hari Jungkook mengabaikan pertanyaanya. Namanya juga remaja labil. Emosinya masih belum stabil. Jungkook juga heran sebenarnya. Bocah ini kenapa cuek begini.

"Ah itu, apa kau sibuk?" Jungkook menggaruk pelipisnya gugup.

"Sunbae, kau seperti adik kelas yang sedang mengajak kencan seniornya,"

"Apa!? Bercandamu keterlaluan." Jungkook memutar bola matanya malas.

"Yeah, bercandaku memang kacau."

"Kau kenapa sih?" Tanya Jungkook.

"Aku kenapa?"

Sebagai pihak yang lebih dewasa, Jungkook hanya bisa menghela napasnya.

"Ada apa sunbae?" Kali ini Taehyung mengalah. Ia kasihan juga ketika melihat gurat lelah di wajah sunbaenya.

"Tae, jika kau ada waktu, bisa temui aku di ruang osis? Nanti, saat jam istirahat."

"Perihal perekrutan osis baru?" tebak Taehyung membuat Jungkook sedikit terkejut. "Oke," lanjutnya tanpa menanti jawaban Jungkook. Taehyung tersenyum tipis pada Jungkook sebelum berbalik memasuki kelas.


---

Jam istirahat kali ini, Taehyung tidak ke kantin bersama teman-temannya. Saat di tanyai sebab, Taehyung malah menjawab jika ia sedang ada tugas negara.

Ruang osis tampak sepi. Pintunya pun tertutup rapat. Membuat Taehyung ragu jika ada orang di dalamnya.

Baru saja Taehyung akan mengetuk pintu, seseorang dari dalam sudah membukanya. "Loh Taehyung?"

"Yura sunbae," Ucap Taehyung sambil tersenyum sopan pada Yura. Dapat ia lihat jika Yura berbalik dan mengatakan sesuatu pada orang di dalam sana.

"Jung, Taehyung datang. Aku pergi dulu," Setelah itu Yura menyilahkan Taehyung untuk masuk sedangkan ia pergi ke kantin.

"Hai Tae," sapa Jungkook dengan senyum kecil di bibir mungilnya.

Taehyung balas tersenyum. "Maaf sunbae, aku tidak memakai almamater sekolah. Bajuku dengan Jimin sedang numpang cuci di laundry,"

Taehyung datang ke ruang osis masih memakai pakaian olahraga.

"Tak apa, asal jangan sampai melebihi jam 12." Jawab Jungkook.

"Ada apa sunbae?" Tanya Taehyung seraya duduk di salah satu kursi.

"Perihal seleksi osis, kurasa kau pantas untuk menggantikanku."

Taehyung mengernyit sejenak. "Menjadi ketua OSIS?"

"Menurutmu? Jadi tukang cuci gosok?"

Taehyung hanya tersenyum kotak mendengar ucapan Jungkook.

"Maaf sunbae, tapi apa kau seyakin itu? Aku tidak sepantas apa yang kau kira, sunbae." Taehyung berkata sambil mengusak rambutnya pelan.

"Lagipula aku tidak berniat mengikuti organisasi. Aku bukan anak yang rajin dan bertanggung jawab. Di suruh menjaga anjingku di rumah saja, masih sering lupa kuberi makan hingga berhari-hari." lanjutnya.

Merasa tak ada tanggapan dari Jungkook, Taehyung kembali menambahkan. "Maaf sunbae, tapi aku tidak bisa. Aku bisa membantumu untuk mencarikan yang cocok kok, sunbae. Jangan khawatir,"

Jungkook mengangguk paham. Ia sedikit kecewa, tentu saja.

"Baiklah, aku tidak berhak memaksa. Tapi kalau kau berubah pikiran, itu lebih baik." Kata Jungkook sambil menggenggam bolpoint dengan kuat tanpa Taehyung ketahui.

"Kalau begitu, aku permisi sunbae. Sampai nanti," Taehyung membungkuk singkat di depan Jungkook kemudian berjalan keluar.

Setelah memastikan Taehyung sudah menjauh, Jungkook terburu membuka laci dan mengambil sebuah kotak obat di dalamnya. Entah kenapa rasa sakit itu datang lagi, sehingga tadi dia tidak fokus mendengar penjelasan Taehyung.

Dengan cepat, Jungkook menelan satu buah pil dan menunggu obat tersebut bereaksi meredakan rasa sakitnya.

Kalau ingin kuberi tau, Ada Taehyung yang terkejut bukan main di balik pintu yang belum sempurna tertutup.

[Fin] Remedy | tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang