-Episode 02- (Pulang)

942 140 9
                                    

SELAMAT MEMBACA:)
__________

Seperti biasa Nissa memasang alarm jam 01.30 selalu sholat tahajud, setelah itu di sambung dengan mengaji sampai Adzan shubuh berkumandang.

Pagi ini Gadis itu bahagia sekali. Orang tuanya kemarin katanya mau datang ke pesantren. Nggk tau mau ngapain.

Hal paling bahagia ketika orangtua bisa menyempatkan waktu untuk anak nya, walaupun sesibuk mungkin harus menyisakan waktu untuk anak nya.

Nissa sekarang berada di ruang tempat di mana santriwati Al-Banjari.
Gadis itu mencoba untuk bisa Al-Banjari, karna memang bisa sholawatan. Jadi kalau bisa kenapa nggk di coba yah kan?.

"Sholawat apa lagi nih"

Tanya Kela salah satu anak Al-Banjari bagian vokal.
Nissa yang jadi vokal bukan yang jadi penerbang nya.

"Request, Nisa Sabyan dong. Kan ada yang trending tuh" Celetuk Yana menatap kita semua satu persatu sambil tersenyum dan mengerutkan alisnya. Bertanda 'mau nggk'.

"Boleh lah, yuk kita coba. Tapi yang mana dulu?" Jawab Nurul salah satu anak Al-Banjari sama dengan Nissa dia bercadar. Tapi bedanya Nissa selalu warna hitam, kalau Nurul dia selalu warna merah maroon.

"Pertama Aisyah Istri Rasulullah, kedua Deen assalam, ketiga Man ana"

Request dari Yana sambil menunjukkan deretan gigi putih nya itu. Semua tampak berpikir hafal atau tidak. Jika tidak hafal bisa di ganti kan. Jika nggk bisa lanjut.

"Okelah, yuk mulai"

Jawab Nurul antusias. Dia mengambil mic 4 buat dirinya sendiri, buat Nissa, buat Hera, dan buat Kela.

Dan yang jadi penerbang nya ada 5.
Yana, Vinda, Keya, Gista, dan Vetri.

Mereka memulai dengan serius, yah walupun itu hanya iseng saja sih. Kan siapa tau aja perpisahan kelas 11 tampil mereka pada.

Nissa vokal pertama nya dilanjut vokal lainnya. Nissa dengan merdunya dengan lagu Deen assalam (Nisa Sabyan).

Mereka terhenti aksinya saat pintu ruangan itu ada yang mengetok nya.
Nissa membuka pelan gagang pintunya. Dan terdapat Udztazah Nivis dengan tersenyum.

"Assalamualaikum, Udztazah"

Salam Nissa setelah pintu terbuka. Ia selalu jika bertemu yang lebih tua menyalimi nya dengan sopan dan ramah.

"Waalaikumsalam, Nissa kamu udah di tunggu orang tua kamu di ruang tamu para santriwati yah"

Jelas wanita itu sambil senyum manis. Sejak Nissa datang di pesantren ini Uztadzah Nivis ini katanya ada yang berubah, dari pada dulu jarang berbicara dan tertawa lepas.

"Oh iya Udztazah. Makasih infonya"

Ramah Nissa tak lupa bibir nya selalu saja tersenyum walaupun tertutup oleh cadar hitam nya itu.

Gadis itu tinggi nya kira kira 167 cm. Mata yang sipit. Kulit putih,bersih, dan bulu mata yang melentik. Suara yang indah dan merdu. Bola mata yang bewarna coklat pekat.

"Baiklah, Udztazah pamit ya Assalamualaikum" Pamit Wanita itu dengan senyuman lalu melenggang pergi dari ruangan Al-Banjari.

"Waalaikumsalam" Jawab nya menunduk sopan.

***

Nissa berjalan melewati kamar para santri, Nissa berjalan sambil nunduk.
Memang ruangan Al-Banjari itu ada di pojok sendiri jadi melewati semua ruangan termasuk ruang para santri istirahat.

Nissa di jalan dengan di hujani tatapan tatapan para santri yang selalu saja menggoda nya. Tapi jika secara langsung mereka pada nggk berani menggoda Nissa terang terangan itu melanggar peraturan.

The Black Veil Girl (GadisCadarHitam)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang