#Fair *1

81 42 22
                                    

Syifa Azrika. Seorang gadis cupu yang menjadi bahan bullyan di sekolahnya, ternyata menjadi korban atas kesalahan dirinya memilih hati yang disinggahinya.

-----*o*-----







Cuaca sedang mendung hari ini karena sekarang memang sudah mulai memasuki musim hujan. Sama dengan cuaca hari ini, hati gadis itu pun sama suramnya. Ia dengan lesu memasuki sekolah yang sudah dua tahun di singgahinya menjadi tempat menuntut ilmu. SMA Bhakti Mandiri adalah tempat yang setiap pagi hingga sore menjadi tempatnya semakin memperdalam ilmu pengetahuan. Walau ada hal yang seharusnya tidak menjadi bagian dalam tujuannya bersekolah disini.

*GDBRAKK

Syifa terjatuh, pantatnya menyentuh lantai dengan tidak elitnya. Inilah hal yang Ia maksudkan.

Menjadi bahan Bullyan.

Syifa yang seorang anak kutu buku juga innocent menjadi sasaran empuk bagi berandal – berandal sekolah sebagai bahan Bullyan, walaupun dia bukan tergolong orang miskin, tapi karena dirinya yang selalu lebih lemah dari yang lainnya menjadikannya sasaran utama untuk di bully.

"Cckk... heh kalau jalan itu pakai mata!" Ucap seorang gadis yang berdiri di samping Syifa yang sudah berhasil berdiri kembali. Dapat dipastikan bahwa si gadis adalah dalang dari terjatuhnya Syifa.

"Maaf...maafkan aku. Permisi" Dengan sigap Syifa mencoba lari dari tempat itu setelah membungkuk – bungkuk beberapa kali untuk minta maaf. Malangnya dia berhasil di tahan oleh gadis lain yang juga ada di sana. Si gadis mencekal tangan Syifa keras.

"Siapa yang menyuruhmu langsung pergi hah?" Gadis itu menarik kerah baju Syifa hingga kepala Syifa sedikit mendongak.

Syifa menggeleng keras "Ti—tidak ada"

"Lalu kenapa kau kabur Hah?" Sekali lagi gadis itu membentak Syifa dan kembali Syifa menggeleng.

"Cck cck.... Sudahlah hentikan" Terdengar suara seorang laki – laki menuju ke arah mereka. Ketika Genggaman di kerah baju Syifa terlepas, Syifa berbalik melihat siapa orang yang sudah mengganggu acara si gadis yang membullynya.

Syok. Hal pertama yang Syifa rasakan ketika berbalik karena yang berdiri di depannya kini ternyata adalah seorang Pangeran sekolah yang di idola idolakan oleh banyak siswi disana.

Tampar Syifa sekarang, dia diselamatkan oleh Fandy? ketua berandalan di sekolahnya? Yang benar saja. Mimpi apa dirinya semalam?

"Hei.... Hei... HEI KAU!!" Syifa langsung keluar dari lamunanya tadi, karena Fandy mengibas – ngibaskan tangannya di depan wajah Syifa membentaknya dengan keras.

"Eh.. iya iya.." Sahut Syifa gelagapan. Fandy mendengus kesal "Kau cepat pergi dari sini, merusak mood pagiku saja jika aku melihat sampah di jalanku menuju ke kelas." Reflek Syifa mengangguk, "Ba-baiklah" Setelahnya Syifa langsung menyingkir dan bergegas pergi ke kelasnya.

"Kau tidak perlu sekasar itu padanya. ingatkan peraturan kita? Not Girl " Seorang teman satu geng nya mengingatkan, membuat Fandy mendengus kasar.

"Apa Perduliku?" Jawabnya acuh lalu kembali melanjutkan jalannya. temannya tadi hanya bisa geleng - geleng kepala memaklumi akan sikap ketuanya itu.

Di dalam kelas Syifa senyum – senyum sendiri memikirkan kejadian di lorong kelas tadi, jarang – jarang dia bisa berada begitu dekat dengan pangeran sekolah itu, apalagi berbicara dengannya seperti tadi.



--



Seminggu telah berlalu sejak kejadian di lorong itu. Dan sejak itu pula sepertinya suatu perasaan baru telah tumbuh memenuhi hati seorang Syifa. Sepertinya dia telah benar – benar jatuh pada seorang pangeran sekolah.

La Douleur Exquise (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang