#Can I Believe U ? *1

65 41 16
                                    

"Hiks...Hiks....Ibu...Ayah...Hiks..Hiks..." Gadis kecil itu terus terisak walau sudah bersusah payah untuk diam agar seseorang dari mereka tidak mendengar isakan nya. Gadis itu tengah bersembunyi di lemari penyimpanan kecil yang ada di bawah tangga rumahnya.

Tubuhnya gemetar keringat dingin terus saja membasahi tubuhnya. Mata kecilnya sesekali menutup ketika tidak tahan melihat kedua orang tua nya di bantai habis - habisan oleh pria - pria berbadan kekar di depan matanya sendiri.

Di usianya yang baru menginjak 9 tahun tepat 2 jam yang lalu, dia sudah terpaksa menyaksikan hal yang benar - benar mengerikan.

"Ibu....Ayah...Hiks...Hiks...jangan tinggalkan Luna...Hiks...Luna ta-takut..Hiks..Hiks.."

"AAARRRRGGGHHHH" teriakan Ayah dan Ibunya begitu memekakkan telinga membuat Luna yang memejamkan mata, membuka lebar matanya dan terbangun dari mimpi buruk yang sudah kesekian kali mengganggu tidurnya.

"Hah..hah..hah" Luna terbangun dengan nafas yang memburu, keringat dingin bercucuran hingga membasahi sedikit piyama cream yang digunakannya.

"Cck...mimpi itu lagi." Keluhnya lalu bergeser sedikit mengambil air yang ada di meja disamping kasur nya. Selesai dengan airnya, Luna menoleh ke arah jam wecker yang ada di samping gelas itu dan jam itu menunjuk pukul 4 dini hari.

"Hhh.. lagi - lagi begini." Luna sudah terlalu muak dengan mimpi yang sudah terlalu sering menghantuinya itu. Semenjak kematian kedua orang tuanya 8 tahun lalu dia selalu memimpikan kembali itu.

Karena tidak bisa kembali tidur, Luna beranjak ke ruang kerjanya berniat untuk melihat - lihat laporan tentang perusahaannya.

Semenjak kematian kedua orang tuanya, Luna mengambil alih semua kepemilikan orang tuanya karena dia adalah putri tunggal. Itupun dipaksa oleh Kakeknya. Luna yang masih belum mengerti apa - apa pada saat itu, di gembleng habis - habisan oleh kakeknya agar bisa meneruskan apa yang telah dibangun oleh Ayahnya.

Katakanlah mereka tidak waras karena hal itu benar - benar tidak masuk akal. Namun latar belakang keluarga yang begitu liar. Membuat kakeknya terpaksa membimbing cucunya agar bisa bertarung di masa depan. Kakeknya berusaha menyiapkan Luna agar gadis itu bisa hidup tanpa kedua orangtuanya dan dirinya di tengah keluarga Danicel yang gila harta kehormatan dan tahta. Bahkan mereka bisa disebut 'kanibal' dalam artian melenyapkan demi harta meski terdapat darah kental yang mengikat. Keluarga Danicel keras dan entah kenapa itu menjadi mendarah daging. Tidak ada belas kasihan. Jika kau tidak bisa bertahan di atas kakimu sendiri, maka kau akan hancur terinjak.

Hal itu menjadikan Luna sebagai gadis yang mandiri dan juga begitu cerdas kini. Banyak pembisnis lain yang sering menjadikannya bahan pembicaraan sebagai pebisnis yang sukses di usia yang masih begitu muda.

Dan karena itu pula Luna memiliki begitu banyak Rival dan tentu itu termasuk saudara - saudara dari kedua orang tuanya sendiri. Sang Kakek -Jordan Danicel, telah meninggal beberapa bulan yang lalu dan hal ini mengakibatkan para rival Luna semakin gencar untuk menghancurkan Luna. Karena itulah Luna tumbuh menjadi gadis yang sangat sulit memberikan kepercayaannya pada orang lain.

Namun walau kini Luna sudah menjadi pemilik segala aset Ayahnya dan 25% aset Kakeknya, Luna masih tetap menjalani kesehariannya menjadi seorang siswi di Senior High School. Dia hanya mengatur semua miliknya di balik layar. Dan keluar jika diperlukan. Karena meskipun dia berada di belakang, kehidupannya selalu terancam.


------*•|•*------











Nafasnya memburu, kakinya tak berhenti berlari berharap semakin menjauh dari orang - orang suruhan pamannya. Luna baru saja pulang dari sekolahnya dan tiba - tiba dihadang 6 orang pria yang mengaku suruhan dari pamannya -Thomas Danicel.

La Douleur Exquise (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang