#Fair *2 (End)

82 40 42
                                    


biar makin nge-feel idupin musik yg di atas yah.....

------*,*------


Seorang remaja laki – laki kini dengan kecepatan penuh mengemudikan kuda besinya. Membelah jalanan sunyi menuju sebuah tempat yang terdapat banyak pria tegap berseragam coklat disana.

'Pagi ini, Mayat seorang remaja perempuan ditemukan di sungai dalam keadaan telanjang dan penuh luka. Dipastikan bahwa kematian sang remaja perempuan ini diakibatkan oleh Pemerkosaan. Motif dari pemerkosaan ini pun belum diketahui. Polisi masih berusaha menyelidiki siapa dalang dari pemerkosaan remaja perempuan ini.'

Berita yang dia dengar tadi pagi benar – benar membuatnya geram setengah hidup. Dia tidak menyangka mayat gadis itu ah dia sudah bukan gadis, maksudku wanita itu akan di buang begitu saja. Dia menyesal karena masih ber-positive thingking pada kumpulan iblis itu.

Dengan tergesa dia berjalan memasuki tempat itu. Kantor polisi.

"Dimana Ayah?" Tanyanya pada seorang polisi yang pertama kali dilihatnya.

"Selamat malam Tuan Muda. Jenderal berada di ruangannya." Jawab polisi itu agak gugup melihat seorang putra Jenderal yang terkenal kejam ada di depannya. Silakan katakan dia pengecut, dia sadar diri bahwa dirinya hanya berpangkat Bharada.

Remaja laki – laki yang dikatakan adalah seorang putra dari Jenderal Polisi itu kini berjalan memasuki ruangan Ayahnya.

*BRAKKK

Pintu itu terbuka dengan tidak elitnya. Menampakkan seorang Remaja laki – laki yang sekaligus adalah Putranya sebagai Sang Pelaku.

"Ayah selalu menghubungi tukang reparasi setiap kau datang kesini. Bisakah kau lebih bersahabat lagi pada pintu kantor Ayahmu ini?" Sang Ayah menyambut dengan kata – kata candaannya walau tahu wajah anak sedang dalam mode serius.

"Tidak perlu berbasa – basi Yah. Aku mau Ayah menjadikan kasus Pemerkosaan seorang remaja tadi pagi menjadi kasus khusus. Aku yang akan mengurus kasus itu." Ucap Remaja itu to the point. Disambut oleh tawa geli Ayahnya yang membuat sang remaja mendengus kasar karena ditanggapi main - main oleh Sang Ayah.

"Cck...Kau tahu aku sedang serius Yah." Kembali remaja itu berucap sembari menatap serius sang Ayah.

"Kau tahu aku tidak secara langsung menangani itu. Tapi sepertinya aku mendengar kalau si korban adalah keponakan dari Kabareskrim. Makanya ku dengar dia turun langsung di lapangan tadi pagi. Kau bisa menanyakan padanya. Aku akan menyetujui apa yang dia katakan." Ucap Sang Ayah santai.

"Dimana orang itu sekarang?" Tanya nya lagi tanpa basa – basi.

"Di Laboratorium Forensik mungkin? Entahlah." Jawab Sang Jenderal acuh.

Si Remaja langsung berjalan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Sang Ayah yang hanya bisa geleng – geleng. Sudah terlalu terbiasa dengan tabiat sang anak yang tidak tahu sopan santun.













La Douleur Exquise (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang