Sore ini Luna berada di kantor salah satu perusahaannya. Saat pulang sekolah sopirnya berkata bahwa Steve menyuruhnya untuk langsung pergi ke kesana.
Luna sudah duduk di sofa dengan Steve yang duduk di sampingnya.
"Jadi kenapa kau memanggilku kesini Steve?" Ucap Luna membuka percakapan.
"Aku sudah mendapatkan Bodyguard yang cocok untukmu. Semua seperti yang kau harapkan." Ucap Steve semangat merasa bangga atas kinerjanya sendiri.
Luna menaikkan alis bingung, "Secepat itu? Well~ aku memang tidak bisa meragukanmu. Jadi dimana dia sekarang?"
"Kami bersepakat akan bertemu malam ini di restoran Hotel Victory de'Luna sekitar jam 8. Aku akan menjemputmu di apartement mu." Luna mengangguk tanda mengiyakan. Setelahnya mereka berbincang - bincang sedikit mengenai hal - hal yang masih berbau perusahaan.
🕗🕗
Jarum pendek pada jam di pergelangan tangan Luna telah menunjukkan pukul 8 tepat. Dia sudah merasa sedikit bosan karena telah menunggu lebih dari 5 menit. Dalam hati dia mengutuk Steve yang duduk disampingnya yang mencarikan seorang bodyguard yang tidak tepat waktu.
"Apa kau yakin dia berniat menjadi bodyguardku? Dia bahkan tidak bertanggung jawab pada waktu." Kesal Luna.
"Tunggulah sebentar lagi. Mungkin dia memiliki kendala. Lagipula kan kita janji bertemu pukul 8." Steve mencoba menenangkan Luna yang sudah sangat kesal.
"Dan kau tahu ini sudah pukul 8. Bahkan sekarang sudah lebih 3 menit." Luna menghela nafas kesal.
"Maafkan saya." Tiba - tiba seorang pemuda yang terlihat usianya tidak beda jauh dengan Luna berdiri di samping meja mereka dengan nafas yang terengah - engah dan nampak berantakan.
"Kau" Luna sedikit terkejut mendapati pemuda yang dia ketahui itu berdiri di sampingnya.
Pemuda itu menatap Luna yang kini juga tengah menatapnya. Sebuah senyuman terpatri indah di wajah pemuda itu membuat Luna tanpa sadar tersentak dan segera memutus tatapan mereka berdua.
Pemuda itu, yang ternyata adalah Zean kembali meminta maaf lalu beranjak duduk setelah dipersilahkan duduk oleh Steve. Zean mengambil posisi duduk di depan Luna yang kini tengah menatapnya penuh selidik bagai sedang mengulitinya.
"Ekhm" Zean berdehem canggung yang ternyata spontan membuat Luna mengalihkan pandangannya.
"Jadi, Zean apa bisa kita mulai sekarang?" Steve memulai percakapan langsung ke inti tujuan mereka bertemu malam ini.
"Ya Tuan." Setelah mendengar sahutan dari Zean, Steve langsung menyodorkan beberapa lembar kertas kearah Zean dan Zean menerimanya.
Terpampang jelas di bagian atas kertas itu yang bertuliskan 'Kontrak Kerja' dan dibawahnya berisi beberapa ketentuan - ketentuan yang wajib ditaati olehnya selama bekerja.
"Saya setuju dengan semua ketentuan disini. Namun apakah boleh saya mengajukan satu syarat?" Luna nampak tertarik untuk mendengar kelanjutan dari apa yang akan dibicarakan oleh Zean itu. Sementara Steve mengangkat alisnya bingung.
"Apa itu?" Tanya Steve singkat.
"Saya harus tinggal bersama nona Luna." Luna jelas terkejut. Steve reflek menatap Luna sedangkan Zean yang menyebabkan situasi itu hanya bergerak santai seolah yang dia katakan tadi hanya kalimat biasa. Yang memang sepertinya hanya kalimat biasa jika seorang bodyguard menjaga rumah majikannya. Hanya saja menurutnya Luna terlalu memberikan reflek yang mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Douleur Exquise (END)
Short StoryRead if you interested "Maafkan aku yang sudah menjatuhkan hatiku padamu walau aku tahu itu salah. Aku hanya tidak bisa menahan rasa ini." °•|•° "Jadi kau memanfaatkanku hanya untuk membalaskan dendammu? Heh.. ternyata a...