'Chap. 4'

62 9 0
                                    

Mampuzz kenapa dia sih...

"Hai!"
"H-hai!"
"Lo masih inget kan sama gue?"
"Masih.."
"Jelas. Kan gue mantan terindah..."

Najisun. Pengen muntah gue..,batin Tirsha. Dia masih senyum kok. Biar kelihatan gak terlalu nyeremin.

"Eeh Kas gue mau nanya. Boleh?"
"Sok atuh ditanya.."
"Kenapa pindah ke Surabaya?"
"Owh. Bokap pindah tugas.."
"Ohh. Kas gue duluan ya. Udah dicariin temen temen nih.."
"Bareng boleh..."
"E-eh. Tapi temenku cewek semua. Gak papa?"
"Santuy aje kali.."
"Ya udah deh",pasrah Tirsha. Sebenernya,pertanyaan tadi niatnya ingin ngehindar. Tapi,yaudahlah terima aja..

Tirsha dan Lukas pun berjalan menuju meja teman teman Tirsha yang sudah dipenuhi makanan. Tapi,mereka bingung. Iyalah bingung. Tiba tiba Tirsha bareng ama naks baru. Padahal kayaknya belom kenal. Bahkan,Resa aja kaget. Setau dia,mantan mah dihindari. Tapi,Tirsha. Gak tau lah..

Setelah sampai,Resa langsung menarik Tirsha agar duduk di sebelahnya.

"Kamu ngapain sama dia?"
"Maksa.."
"Boong. Balikan?"
"Gak ada kata balikan di kamus aku. Beneran deh,tadi dia itu maksa.."
"Ohh. Ya udah.."

"Hai! Gue Lukas.."
"Hai juga. Gue Diandra.."
"Putri.."
"Resa.."

Mereka pun makan bersama dengan suasana canggung. Tiba tiba...

"DOR!!"

"Eeeh Badrol! Ngagetin aja.."
"Weeeh Susanti. Pa kabar?"
"Njir . Susanti hmphh..",sahut Lukas sambil menahan tawa yang langsung ditatap horor sama Tirsha.
"Lo bukannya.."
"Iya gue mantan terindahnya Tirsha.."

Putri sama Diandra yang mendengar itu auto keselek. Gimana gak keselek. Denger kata mantan terindah yang terlontar dari mulut Lukas.

"Eeh hati hati dong makannya!"
"Eeh iya.."
"Sha bagi minum.."
"Nih!"

"Eeh Lukas!"
"Napa?"
"Tadi lo bilang mantan terindah. Terindah apanye?",tanya Badrol. Ehh maap. Maksud Hendery.author sialan-hendery.yee maap badrol-auhor.kampret!
"Iyalah. Gue lebih banyak menghabiskan waktu dengan dia.."

Jijiq aku mendengarnya..,batin Tirsha.

"Hee. Gak ada ya kata mantan terindah. Kalo indah,kenapa tidak dipertahankan.."

Ya ampun Resa baik banget sih kamuu. Makin sayank deh,batin Tirsha.gay?.

"Ooh iya Sha. Gue mau ngomong sesuatu..",kata Lukas. Dia tidak menindaklanjuti perkataan seorang Resa.
"Kenapa?"
"Badrol gak usah ikut campurr"
"Kambing lo!"
"Apa?"
"Lo mau gak balikan ama gue?"

Tirsha keselek,semua panik.

"Sha lo gak papa?"
"Gak papa""Tadi lo bilang apa?"
"Balikann"
"Ohh.."

Nape jawabnya ooh doang..,batin Lukas.

"Jawabannya?"
"Gak!"

Tirsha langsung pergi nyelonong entah kemana. Dia jadi kagak mood makan. Tiba tiba...

"Tirsha!"
"Flo?"Kenapa?"
"Siren nyariin.."
"Ooh.."Siren yang mana?"

Maag nye kambuh. Eeh maksudnya amnesia..,kesal Flo.

"Yang kemaren nyerengkat lo!"
"Ooh""Dimana?"
"Taman belakang.."
"Makasih!"

Tirsha pun segera berlari ke taman belakang di sekolah tsb. Mencari keberadaan satu makhluk ajab. Tapi gak nemu nemu. Di lain tempat..

"Yah gue ditinggalin..""Gue ikut aah"

Balik ke Tirsha...

"Weeh!"
"Siren kan?"
"Iya""Lo masih inget kan sama gue?"
"Baru inget tadi pas dikasih tau Flo.."

The Reason WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang