🔤
"Iya kamu tenang aja, aku....."
Hyunjin tak mampu melanjutkan kalimatnya. Ia hanya kembali menenangkan Chaeyeon hingga gadis itu tertidur. Di baringkannya Chaeyeon di atas sofa dengan nyaman. Lalu dirinya membersihkan kekacauan yang telah gadis itu buat.
Selesai dengan pekerjaannya, Hyunjin memindahkan Chaeyeon ke dalam kamar. Kemudian ia kembali ke sofa dan menenangkan pikirannya. Sejak tadi, seraya membersihkan kamar ia banyak berfikir tentang langkah apa yang harus diambilnya.
Sepuluh menit, ia mematangkan rencananya dalam hening. Dan segera menelfon kakeknya guna menawarkan sebuah kesepakatan.
"Halo kek."
"Hyunjin, kamu kabur kemana lagi nak?."
"Kakek bisa dengerin Hyunjin dulu?."
"Bicaralah nak."
"Kakek masih bisa paksa aku buat lanjutin perusahaan nantinya. Tapi bisakah kakek batalin perjodohannya. Keduanya sangat menyiksa kek, bisakah kakek hanya meminta satu dari aku. Aku bakal bawa sendiri calon istriku nantinya ke kakek. Tapi aku masih perlu waktu kek, aku mohon."
"Jin, kamu tahu kakek gak mudah ditawar kan?."
"Hyujin tahu, tapi keputusan kakek itu bisa aja bikin kakek kehilangan Hyunjin sepenuhnya."
"Apa maksudmu nak?, kamu gak main -main kan?."
"Hyunjin mana pernah main-main. Berjuang double degree, dan beberapa hari terakhir Hyunjin turutin semua mau kakek. Tapi hari ini Hyunjin udah punya keputusan."
"Katakan apa keputusanmu."
"Ada orang lain yang Hyunjin cintai kek, Hyunjin bisa aja bawa dia buat batalin perjodohan. Tapi Hyunjin gak mau membuat siapapun sakit hati. Biar ini di selesaiin baik-baik. Dan kakek tahu, Hyunjin bisa bertahan sampai saat ini karena dia selalu disamping Hyunjin dalam keadaan apapun. Sekarang dia sedang terpuruk kek, biarkan Hyunjin disampingnya. Hyunjin akan kembali ke perusahaan setelah semuanya tenang. Dan kakek hanya perlu membatalkan pertunangan itu sekarang."
"Siapa gadis itu?."
"Lee Chaeyeon, kakek jangan coba-coba mengusik kami. Hyunjin sudah dewasa kek."
Hyunjin buru-buru mematikan ponselnya. Iya lega sekarang, karena telah menyampaikan keinginannya pada sang kakek. Ia tahu kakeknya tak akan berbuat macam-macam, tapi setidaknya ia harus waspada juga.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Yugyeom, sepulangnya dari Itaewon benar-benar memendam amarah pada Chaeyeon. Di rumah ia tidak menyapa seorangpun. Bahkan ia tidak ke akademi, padahal ini sudah 3 hari dari kejadian itu.
Pintu kamarnya di ketuk lalu terbuka perlahan. Disana tampak Chaeryeong menghampirinya dengan sedikit ketakutan.
"Paman sarapan dulu, Chaery bawa masuk karena mungkin paman akan lebih nyaman."
"Makasih Chaery, kamu boleh keluar."
"Tapi paman, boleh Chaery cerita?."
"Apa?."
"Eonni tiga hari ini gak angkat panggilanku paman, saat aku meminta Leon oppa dan Minho oppa melakukannya juga sama."
"Udah kamu kirim pesan?."
"Udah, tapi gak di bales."
"Kamu minta tolong orang lain lagi gak?."
"Halmonie, dan eonni mengangkat telefonnya tetapi Halmonie tidak mau menceritakannya padaku."
"Baiklah, nanti paman coba menelfonnya."
"Makasih paman."
Setelah Chaeryeong keluar dari kamarnya, Yugyeom tak juga menelfon Chaeyeon. Dan ia tak berniat untuk itu. Ia hanya berfikir kenapa melewatkan informasi dari Hyunjin.
Sore itu ia meminta Hyunjin menemani Chaeyeon dan sampai sekarang Hyunjin belum menghubunginya. Iya melewatkan itu karena hanya fokus untuk menolak panggilan dari Chaeyeon selama 3 hari. Padahal panggilan Chaeyeon sangat dinanti orang lain, ia justru mengabaikannya.
Tak lama, ada pesan masuk menuju ponsel Yugyeom dari Chaeyeon. Ia masih enggan membukanya, tetapi diigatnya bahwa banyak orang yang menunggu kabar gadis itu. Mau tak mau ia segera membuka pesan tersebut.
Tak hanya satu pesan, ada puluhan pesan permintaan maaf sebelum pesan terakhir masuk. Isinya hanya dua buah kalimat, yang membuatnya banyak berharap.
_Paman, nanti siang kak Yerin akan kirim lagunya, setelah itu kak Yerin sudah tak mau lagi Chaeyeon hubungi. Chaeyeon harap paman juga melakukannya, mari mulai kehidupan yang lebih baik._
Yugyeom penasaran bagaimana lirik yang ia tulis asal akan menjadi sebuah karya. Dan ia juga memikirkan kalimat kedua Chaeyeon, apakah ini saatnya ia benar-benar melupakan masa lalu.
.
.
.
.
.
.
.
.Book ini akan segera tamat dalam
Tujuh
Enam
Lima
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
B 🔚
FanfictionBe with you is hurt. Bye from you is hard. But, Being ourself is Best. _So