Finish

189 15 3
                                    


🔤

Di sebuah kota yang di pilih Yerin. Seungyeon akhirnya mengakhiri masa tunggunya pada gadis itu. Pernikahan mereka di ajukan atas permintaan Yerin. Dan sekarang keduanya mencoba memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka.

Mungkin sosok Seungyeon tampak tegar dimata publik atau bahkan orang terdekatnya. Tetapi dibalik itu ia bertahan akan kesakitan akibat perpisahan orang tuanya. Lebih tepatnya sang ayah telah tenang di surga.

Ia dan Ibunya berjuang untuk hidup sekeras mungkin. Sekalipun ia keturunan korea, dirinya tak pernah tinggal disana. Sebelum ditinggal sang ayah ia menetap di Brazil. Tetapi dua tahun setelah kepergian sang ayah, ibunya belum mampu menghilangkan masa dukanya.

Maka keduanya pindah ke New York. Kota yang tak pernah tidur, dengan harapan kebahagian mereka tak akan tidur pula. Sehingga tak ada lagi kesedihan-kesedihan yang menyapa mereka.

Ia sudah resmi berhenti dari dunia hiburan. Dan hanya akan fokus pada kebahagiannya serta Yerin. Mereka tinggal di rumah bergaya khas kota tersebut. Di rumah itu, Yerin kembali menunjukkan senyum manisnya dan senandung kecil yang menenangkan.

"Kak."

Panggil Yerin pada Seungyeon saat keduanya bersantai di teras rumah.

"Kenapa hmm?."

"Bolehkah aku menyanyi di acara Mrs. Hendery?."

"Lakukanlah asal kamu menyukainya."

"Makasih kak."

"Sama-sama."

"Kak Seungyeon makasih."

"Iya sayang."

Begitulah hidup pilihan Baek Yerin. Dengan memilih ada di samping Seungyeon. Bukannya ia tak perduli dengan Yugyeom, tapi ia tahu Yugyeom pasti baik-baik saja. Karena ia selalu mendoakan yang terbaik untuk pemuda itu.

Pemuda kesukaannya yang menemaninya tumbuh dewasa. Sejak hari itu, pertemuan pertamanya dengan Yugyeom ia menyukai Yugyeom sebagai temannya. Hanya sebagai temannya, tak lebih, karena Yerin merasa tak cukup baik untuk pemuda itu.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Yugyeom juga telah memilih kehidupan yang akan ia jalani. Ia akan lebih fokus dengan akademinya. Menyaksikan orang-orang sekitarnya memperoleh kebahagiaan. Menjadi saksi mata pendewasaan dari kedua keponakannya dan melakukan hal-hal yang ia sukai.

Chaeryeong telah resmi menjadi pengajar. Gadis itu belajar dengan baik sebelumnya. Dan sekarang Chaeryeong sedikit demi sedikit menghilangkan sikap kekanakannya. Ia menikmati pekerjaannya, waktu liburnya dan kegiatan lain yang menghasilkan tawanya.

Allen, ia telah resmi memegang kendali dibawahnya langsung. Ia bisa memilah tawaran membuat koreo yang masuk dengan atau tanpa persetujuan Yugyeom. Keduanya menjadi partner yang sangat berkompeten.

Minho, pemuda itu juga memilih menetap di akademi. Padahal sebelumnya ia datang dengan tujuan untuk singgah beberapa bulan. Dengan keputusan Minho, Yugyeom menjadikan pemuda itu sebagai ketua dari para pengajar.

Sekarang sudah ada beberapa pengajar baru di akademi. Membuat managemen didalamnya semakin terstruktur.

Lalu empat pemuda favorit Chaeyeon. Keempatnya menjalani hidup masing-masing dengan kebahagiaan pula. Mereka sesekali bertemu, dan Chaeyeon tak pernah melewatkan momen tersebut.

Selanjutnya Chaeyeon, ia sudah tidak ikut campur urusan akademi. Hanya sesekali singgah, untuk sekedar menjenguk atau menari seorang diri. Sekarang neneknya telah memberikan kendali penuh akan restoran kepada Chaeyeon. Gadis itu juga disiapkan untuk menjadi menantu dari cucu seorang pengusaha. Dibalik aturan yang menujunya, ia bahagia, karena inilah kehidupan yang dia pilih.

Yang terkahir, Kim Yugyeom. Selain menjadi saksi mata kehidupan yang dipilih orang-orang disekitarnya. Ia juga memilih kehidupan lebih baik versinya. Berkat seseorang ia bisa menikmati kebahagian-kebahagiaan kecil seiring berlalunya waktu.

Ia sudah tak harus menjadi pendiam untuk mengimbangi orang lain. Dengan berdebat akan hal-hal kecil sangat menyenangkan. Terimakasih untuk orang Taiwan yang bisa berbahasa Korea. Karena ia telah mampu menarik perhatian Yugyeom di pertemuan-pertemuan lain setelah pertemuan mereka di depan minimarket.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
End.






Terima kasih telah membersamai dari awal book ini. Maafkan ending yang amat sangat telat ini. Perlu diketahui bahwa book ini ditulis lengkap selama 2 hari, dengan jarak beberapa hari sebelum up part pertama.

Harusnya up nya bisa aja secepat kilat. Tetapi mengingat kembali, bahwa beberapa menit sebelum up pasti saia baca ulang jadinya molor. Apalagi bulan ini terlalu emosional, sehingga ending book ini berjarak jauh dari part sebelumnya.

...sekian, love kalian💚💙

_So

B 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang