"Masih gambar?" tanya Mingyu untuk ke-14 kalinya.
"Iya. Kamu mau tidur, tidur aja. Kalo kamu mau matiin lampu juga gapapa," ujarku masih fokus pada laptopku.
Kurasakan bahwa Mingyu mendekat dan melihat hasil gambarku. "Gambar ini doang seharian?"
"Iya. Besok aku udah harus update ke Webtoon. Jadi malam ini begadang."
"Webtoon update-nya setiap jam 10 malam kan?"
"Iya. Tapi kan lebih enak kalo selesainya nggak mepet jam 10 malam. Kamu mau tidur kan? Udah sana tidur," ujarku.
"Kamu nggak pakai graphic tablet? Kan lebih mudah gambar pakai itu daripada di laptop?"
"Belum sempat beli. Terakhir kali rusak karena jatuh ke selokan."
"Ceroboh."
"Iya, aku tau. Udah sana tidur, ngapain sih belum tidur? Udah jam 10 malam lho. Kamu besok anter Yujin sekolah kan?" kataku mendorong Mingyu.
Mingyu berjalan ke tempat tidur dan duduk ditepiannya. "Besok Yujin nggak sekolah, besok hari Minggu."
"Terus nggak ke restoran?"
"Ke restoran sih....."
"Ya udah tidur, Kim Mingyu! Nanti sakit kalo begadang."
"Kamu emang nggak sakit kalo begadang?"
"Ishhhh!" gerutuku lalu mendorong Mingyu hingga berbaring dan menarik selimut hingga kedadanya.
Aku lalu menutup mata Mingyu paksa dengan telapak tanganku. "Diam dan tidur!"
"Nggak mau."
"Kamu maunya apa sih?" tanyaku menjauhkan telapak tanganku dari kedua mata Mingyu dan duduk ditepi tempat tidur, menatap Mingyu yang juga menatapku dengan pandangan polos khas anak kecil.
"Oke," ujar Mingyu tiba-tiba, "aku bakalan tidur tapi ada syaratnya."
"Apa?"
"Ucapin selamat malam dulu sambil elus-elus kepalaku."
Aku bengong. Mingyu ini umur berapa sih?
"Jia eonnie sering begini ke kamu?"
"Nggak, ibuku yang begitu padaku."
"Homesick yah kamu?"
"Nggak tau juga sih, tiba-tiba mau digituin aja."
Aku mencubit pipi Mingyu gemas lalu mengelus-elus kepalanya seperti yang dia minta. "Selamat malam."
"Jangan begadang," ujar Mingyu dengan mata tertutup.
"Nggak janji yah? Udah sekarang tidur kamunya," ujarku lalu beranjak kembali ke laptopku, melanjutkan gambarku.
Sesekali aku menengok ke tempat tidur memastikan bahwa bayi besar Kim itu benar-benar tidur dan sepertinya dia memang sudah pulas, terlihat dengan nafasnya yang mulai berhembus beraturan.
Oke, sekarang sudah saatnya aku bekerja.
🍳
Aku merasakan sesuatu menyentuh pipiku, memainkan pipiku seenaknya dan membuatku risih sehingga aku menipis sesuatu itu menjauh. Tapi lagi-lagi sesuatu itu menyentuh pipiku lagi, membuatku mau tak mau menipisnya sedikit kasar dan menggerutu sebelum akhirnya kembali menemukan posisi tidur ternyamanku.
"....Han. Jihan, ayo bangun dulu."
"....Sana," usirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddyable | Kim Mingyu
Fanfiction"Bagaimana bisa aku benci hujan? Karena itulah yang membuatku bertemu kembali denganmu."