Halo semuanya, maaffff banget karena aku jarang update dikarenakan tugas yang menumpuk dan datang silih berganti.
I'm so sorry and happy reading💜
___
Aku menarik pelan tanganku ketika jari jemari Mingyu hendak menyentuh tanganku, pandanganku kuarahkan kearah lain, tak ingin menatap Mingyu yang wajahnya sudah memelas.
Aku membalikkan tubuhku, menyandarkannya ke dinding rumah Hoshi dengan mata yang tertutup rapat karena berusaha menahan air mata yang hendak keluar.
Selama hampir setengah jam, kami hanya diam tanpa sepatah kata, membiarkan keheningan mengisi jarak diantara kami dan berharap telepati mampu menyambungkan sinyal hati kami.
"Ayo pulang."
Sudah sembilan kali Mingyu bilang begitu, tapi aku masih enggan memberi jawaban. Aku tak ingin pulang, aku tau anak-anak pasti akan kebingungan melihat Ibu mereka yang ada dua orang, dan aku tidak ingin membuat mereka mengetahui kebohongan yang aku lakukan selama ini, berpura-pura menjadi Ibu mereka.
"Jihan...."
"Gyu, kenapa kamu harus segitunya nyari aku?" tanyaku akhirnya. "Apa Jia eonnie kasih tau kalo dia bukan aku? Kamu harusnya nggak bisa bedain kami."
"Kalian berbeda."
"Dimananya?"
Mingyu dengan cepat menarik tanganku hingga tubuhku berputar kearahnya, lalu dia mengarahkan tanganku ke dadanya. "Disini. Nggak ada yang bisa membuatnya berdetak lebih kencang selain kamu."
Aku menarik tanganku kembali. "Gyu...."
"...."
"....aku nggak bisa."
"Jihan...." Mingyu melirih. "Tolong .... tolong jangan tinggalin anak-anak. Mereka nggak bisa kalo bukan kamu."
"Eonnie sakit, Gyu," ujarku pada akhirnya, "amnesia disosiatif .... Kamu harus pulang, Gyu, eonnie butuh kamu."
Mingyu tampak terkejut ketika aku memberitahunya akan hal itu, tapi Mingyu segera mencengkram kedua bahuku, menatapku dengan pandangan yang tak bisa kumengerti.
"Mau sampai kapan kamu ngorbanin dirimu buat Jia? Mau sampai kapan, Jihan?!" tanyanya dengan intonasi tinggi. "Kamu mikirin Jia, emangnya Jia mikirin kamu? Nggak kan?! Apa nggak bisa kamu ubah pola pikirmu?! Apa aku dan anak-anak nggak keliatan dimatamu?! Kamu nggak bisa prioritasin kami? Anak-anak butuh kamu bukan Jia!"
"Tapi eonnie yang lahirin mereka...."
"Dan dia juga yang ninggalin mereka! Bisa nggak kamu buang rasa bertanggung jawabmu itu dan liat anak-anak yang butuh kamu?! Rasa bertanggung jawabmu ke Jia nggak dibutuhkan sama anak-anak!"
Aku menepis tangan Mingyu dan menatapnya dengan air mata yang sudah tak terbendung lagi. "Gyu! Sebelum ketemu kamu dan anak-anak, aku selalu sama-sama eonnie! Aku tau gimana perlakuan tak adil yang aku terima karena eonnie! Tapi dia tetap bagian dari keluargaku!"
"Jadi anak-anak nggak penting buatmu?"
"Aku nggak bilang begitu!"
"Kalo begitu pulang, Jihan! Katakan pada Jia kalo Jihan adalah kamu dan anak-anak memang butuh kamu!"
"Berapa kali aku bilang?! Eonnie sakit!"
"Dan kalo dia sakit harus kamu yang ngalah? Terus aku gimana, Jihan?!!!" Mingyu berteriak, terdengar begitu pilu dan frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddyable | Kim Mingyu
Fanfiction"Bagaimana bisa aku benci hujan? Karena itulah yang membuatku bertemu kembali denganmu."