Keran Air

2.2K 268 26
                                    

"Ayo Papa! Papa pasti bisa!"

"Yeyeye lalala yeyeye! Go Papa go Papa go!"

Ada apa sebenarnya? Mari kita tilik keadaan dirumah keluarga Momo dan Shouto yang sedang lumayan sibuk di pagi hari ini.

Mereka berada di depan rumah, menunggui Momo yang asik menyirami tanaman dan juga merawat beberapa bunga miliknya.

Sementara itu, tepat sekali di depan rumput yang sudah memanjang yang tadinya Shouto sedang rapikan dengan gunting rumput, sudah ada dua anak beda warna rambut yang merupakan si kembar anaknya dan sang istri yang kini bertransformasi menjadi mandor dadakan. Shouto mau-mau saja pula.

Memang contoh ayah mageran.

Rumput dipangkasi lagi, beberapa kali Shouto memergoki Shouyo dan Shougo kompak mengacak-acak tumpukan rumput yang sudah ia kumpulkan lalu mencerai-beraikannya bagai hujan daun saat musim gugur.

"Padahal sudah kukumpulkan dari pertama, anak-anak yang sangat pengertian. Niat sekali membuat Papanya kekar dalam sekejap karena bolak-balik menyapu." Bisikannya hanya beralun masuk ke indra pendengarannya saja.

"Papa jangan berhenti ayo!"

"Nanti Shouyo buatin es serut pake bunga es dan sirup!"

Dua-duanya kompak bersorak nyaring, suaranya mendenging masuk telinga.

"Iya-iya bapak mandor sekalian."

Jawabnya sambil menggeleng maklum, memang kedua anaknya tak ada perasaan iba sama sekali padanya, bukannya membantu malah bersantai.

Setelah mereka puas membantu menyemai sampah malah menyuruh-nyuruh begini, sudah begitu malah membuatnya harus mengulangi pekerjaan mengutip rumput dan membuangnya.

"Hehe, nanti digaji kok Pa! Ayo kerja lagi yang semangat ya~"

"Digaji siapa?"

"Kepala keluarga Todoroki. Todoroki Shouto."

"Papa sendiri dong?!"

"Iya hehe."

Anak pintar. Geramnya dalam hati.

Shougo menepuk-nepuk pundak Shouto mirip sekali dengan paman penjaga stasiun.

Apa lagi ini?. Dengan gayanya yang menepuk pundak Shouto sambil mengangguk dan memejamkan mata.

"Semangat anak muda." Ditambahi dialog yang Shouyo voice-actorkan dibelakang tubuh sang kakak, dan Shougo yang lipsync dengan khidmat. Kompak memang kalau dunia mengkhayal mereka berdua.

Dari mana pula Shougo bisa menirukan orang begitu? Dan, kenapa Shouyo punya bakat meniru suara begitu?





















Pekerjaan masih berlanjut.

Shouyo berjongkok lalu mengambil sesuatu yang bergerak menggeliat dibawah kakinya. Awalnya dia hanya penasaran untuk memerhatikan lebih detail, tapi pilihannya untuk mengangkat benda itu dan menunjukan pada sang ibu malah membawa petaka.

"Mama, hewan ini namanya belut ya?"

Momo menengok ke belakang lalu melotot dengan refleks.

"Hua cacing! Cacing!"

Teriakan sang ibu membuat Shouyo tak sengaja membekukan setengah halaman rumah. Dengan Shougo dan Shouto yang tak bisa bergerak kemudian.

"Uwah Papa dingin! Shouyo cepat cairkan lagi!"

"Kau kan bisa cairkan sendiri, lagi pula Shouyo hanya bisa membekukan." Tanggapnya sambil mencairkan kedua kakinya.

Sementara Momo yang puas terkaget memilih menghela nafas lega setelah Shouto dan Shougo mencairkan halaman rumah yang membeku karena keterkejutan si bungsu.

"Cacingnya beku."

"Anakku yang penyayang." Shouto mengusap lembut surainya, sementara Momo mendelik ganas ke arah suaminya, perkataan tak pas pada keadaan genting begini.

"Ini bukan waktu yang pas untuk mengkhawatirkan cacing itu Shouyo sayang. Dan kau juga Shouto. Huhh kalian ini."

Begitu ucapan sedikit geram Momo pada si bungsu. Dengan Shougo yang menggeleng tak menyangka mereka hampir saja jadi daging beku karena Shouyo yang terkaget dengan pekikan Momo.

Jadi cacing beku tadi dibuang keluar halaman rumah. Mereka kembali ke aktivitas sebelumnya. Melupakan beberapa keran air yang masih membeku.

















"Shouto, airnya mati."

"Sepertinya keran air ada yang beku."

Tentu saja setelah badan mereka kotor dan bersiap mandi, keempatnya serentak berteriak frustasi atas penuturan sang kepala keluarga.

Sudah begitu keempatnya semuanya sudah bersiap berendam semua di kolam renang lumayan besar milik pribadi yang terletak di halaman belakang.

"Jadi siapa yang bertugas mencairkannya?"

"Hahhh Papa aku malas pakai baju itu lagi!" sergah Shougo tak terima.

"Kau tega membuat Papa kesana sendiri, memangnya kerannya hanya satu? Shouyo membekukan hampir semuanya."

Terpaksa kedua pemilik quirk panas harus berakhir kembali menggunakan baju dan beranjak ke halaman depan dan mencairkan saluran air.

"Hehe damai Shougo dan Papa tampan~ Shouyo kan tidak sengaja."

"Tidak sengajanya menyusahkan tau."

"Giliran ada masalah saja langsung dipuji."

"Nah ayo cepat kalian."

Padahal yang memulai masalah adalah dua orang yang kini enak berendam menyegarkan tubuh. Yah kasian sekali dua orang bersurai merah dan merah putih itu. Tak tahu apa-apa, malah ketiban sial.



























To be continue...

Kalian masih bertahankah dirumah? Stay safe ya^^
Aku liburnya diperpanjang, kangen kerjaan rasanya~
Berubah jadi pengacara aku tuh dirumah. Pengangguran banyak Acara. Hehe.

Ketemu di chapter depan ya!

See ya!

Todoroki FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang