Belanja

1.7K 221 38
                                    

Masalah lain dari punya dua anak kembar laki-laki yang lucu comel dan cerewet itu satu, kalau diajak berjalan-jalan untuk belanja, sering hilang sendiri.

Seperti saat ini, berpencar lari-lari menyusuri rak-rak yang berisi berbagai bahan-bahan makanan.

"Shouyo lihat! Telur!"

Shougo hampir mencomot satu set telur kalau saja tangannya tak ditarik sang ibu.

"Jangan sentuh apapun oke? Tadi janji pada Mama begitu kan?" Dia berjongkok didepan Shougo, sementara anak itu hanya menyengir lebar memperlihatkan giginya.

"Hehe, lupa, kan Shougo penasaran."

Adiknya berbeda lagi, dari tadi berada di depan mesin pendingin menatap penuh harap ke dalamnya, yang berisi berbagai minuman.

"Shouyo ada apa?"

"Mama, apa mesin ini punya quirk sama dengan Shouyo? Apa sebenarnya dia kembaran Papa?"

Baru saja mau menanggapi dengan normal, sudah menahan tawa duluan, aduh dua anaknya memang susah ditebak.

"Kalau benar begitu kita panggil Paman Pendingin?!"

Shougo berjalan mendekat, menumpukan kepala pada pintu pendingin.

"Wahh akhirnya punya Paman baru~" celotehan Shouyo membuat Momo terkekeh pelan, dua anak itu benar-benar ajaib.

"Bukan saudara kembar Papa sayang, masa ada manusia saudara kembarnya mesin?"

Keduanya yang masih menempel pada pintu dingin itu menoleh ke arah sang ibu. Dari wajahnya terlihat bingung.

"Tapi quirknya sama! Atau dia sebenarnya kakak Shouyo?"

Apa lagi tadi, kakaknya katanya. Shougo menyikut lengan adiknya, berkacak pinggang dengan sorot marah yang khas anak kecil.

"Kalau begitu, Shougo apaan? Kan Shougo kakak Shouyo!"

"Oh Shougo anak pungut!"

"Ih Shougo anak kandung!"

"Apa buktinya?"

"Rambut sama quirk Shougo yang sama kaya Papa!"

"Aku juga."

"Ya sudah berarti Shouyo saja yang anak pungut!"

"Sudah-sudah, mau beli sereal apa tidak sayang-sayangnya Mama? Kenapa harus berdebat begitu, kalian itu kembar, otomatis anak kandung. Dan pendingin ini bukan siapa-siapa kita, oke?"

Dua-duanya mengernyit kearah sang ibu, lalu serempak berkata lantang.

"APA ITU KAKAKNYA MAMA?! BERARTI ITU PAMAN DARI MAMA, SHOUGO!"

"YOSHA! PAMAN PENDINGIN!"

Percuma juga.














Troli di dorong, sudah banyak yang mereka beli, lebih tepatnya isinya camilan mereka berdua dan mainannya, seperti tak ingat hari esok, asal ambil saat mencomot makanan.

"Oh Bibi Kyouka! Selamat siang!"

Momo teralih dari acara membaca kandungan gizi pada kardus susu. Menengok ke arah dua anaknya yang kini mendekat pada temannya.

"Siang, pangeran cilik, kalian sedang belanja bulanan?"

Dia berjongkok, mengelus kepala keduanya yang berbeda warna, sambil mencubiti sesekali pipi tembam keduanya.

"Kyouka-chan. Sedang belanja juga?"

Wanita muda itu mengangguk, memperlihatkan belanjaan di keranjangnya.

"Iya, aduh lucunya pipi kalian, Bibi jadi ingat roti isi daging."

Keduanya serentak memajukan bibir, Shouyo memalingkan wajahnya, beralih menangkap permen-permen beraneka warna dibelakang sang Bibi.

"Ini pipi, bukan roti daging Bibi!"

Itu protesan Shougo saat pipinya dielus dan cubit. Sementara Momo menyelidiki anak bungsunya yang kadang mudah sekali hilang.

"Hehe abisnya pipi Shougo mirip. Kalian dan Mama kalian beli apa? Hanya camilan?"

Menelisik pada troli yang berisi camilan dua anak kembar, Kyouka menggeleng maklum, dua Todoroki ini memang seorang pemborong paling pro.

"Ya, sedikit belanjaan, dan sebagian besar pengisi perut anak-anak bandel ini." Momo menarik kerah belakang Shouyo yang akan meraih permen di rak.

"Mama! Permen Shouyo! Jangan pisahkan Shouyo dengan permen!"

Kyouka tertawa ringan, melihat sahabatnya sedang menarik belakang kerah anak bungsunya yang terlihat hampir lolos dari tindak kriminal. Untung saja sigap ditangkap.

"Shougo juga mau!"

"No no no! Tadi perjanjian mau borong es krim dan sereal bintang kan? Berarti permen tidak termasuk, itu blacklist!"

Tegasnya, sambil memasukan si bungsu kedalam troli.
Giliran Kyouka yang menggendong Shougo untuk selanjutnya dibawa berjalan beriringan dengan sang ibu.

"Huhu Bibi Kyouka juga sekongkol ya! Kalian jahat! Shougo dan Shouyo dibatasi! Padahal kan kami bukan villain yang harus dihukum tak boleh beli permen!"

Protesan si sulung berkumandang, walau Kyouka kini kerepotan menggendongnya sambil memilih belanjaan.

"Kalian memang bukan penjahat, dan penjahat juga tidak ada yang makan permen, Shougo sayang."

"Bohong!"

"Benar kok! Tanya saja pada Papa kalian."

"Aaa!"

Karena perkataan itu Momo tersenyum menang sambil  meraih beberapa tepung yang selanjutnya ditaruh diatas paha sang anak yang terduduk di dalam troli.

"Ihh Mama! Ini ada Shouyo! Kenapa ditaruh disini, berat!"

"Maaf Mama kira hanya ada tumpukan tepung dan roti daging yang sedang cemberut ini."

"Mama tidak lucu!"

"Iya memang Mama tidak lucu, Mama kan cantik kata kalian."

"Ih Shougo tarik kata-katanya! Ya kan Shouyo?"

"Iya! Tidak cantik!"

Sergah Shouyo, sementara kembarannya masih menggerutu menoleh ke belakang, dimana ada permen dan segala rayuannya pada kedua bocah manis tadi.

"Tetap saja tak boleh beli." Putus sang ibu yang diangguki Kyouka disebelahnya, repot menggendong si sulung yang tak mau berhenti menatap rak berisi permen di belakang sana.

"Tidaaaak!"

"Permen Shouyoooo!"

Untung saja tak ada yang melihat, bisa-bisa dua wanita muda tadi malu membawa dua bocah ribut ini.

























To be continue ...

Pusing, aduh ini kayanya ga sesuai ekspektasi deh :(

Todoroki FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang