6. Azka

68 8 2
                                    

Didalam ruang 5x5 m² terbaring seorang remaja berkelamin laki-laki yang sedang tak sadarkan diri, di bagian hidung terpasang ventilator guna bantu pernafasannya. Terselimuti kain berwarna hijau menutupi seluruh anggota tubuhnya, kecuali kepala. Badannya digerogoti oleh kawat-kawat yang entah apa fungsinya. Yang jelas gading tidak tahu.

Ya itu gading. Yang sedang duduk di kursi panjang milik rumah sakit yang bermuatan 4 orang. Tertunduk sendu dan hanya sesekali memandang bagian dalam ruangan bertuliskan I C U itu.

Didalamnya adalah Azka, teman sedari TK. Dulu gading dan Azka merupakan tetanggaan saat masih berada di Perumahan Rimba Alam. Namun setelah SMP, tepatnya setelah kakeknya meninggal dunia, Azka dan keluarga mendapatkan amanah oleh kakeknya untuk tinggal bersama neneknya sekaligus merawat dan menjaganya. Dan seminggu yang lalu, nenek Azka baru saja meninggal dunia. Jadi, rumah itu sepenuhnya jadi milik keluarganya Azka.

Keluarga Azka bisa dikatakan biasa saja. Ayahnya adalah pansiunan PNS, yang kini hanya bekerja sebagai karyawan kontrak di perusahaan kain milik ayah gading. Ditambah Azka memiliki banyak saudara kandung. Azka merupakan anak ketiga dari 7 bersaudara. 5 orang perempuan dan 2 laki-laki. Dua kakaknya sudah menikah. Sedangkan adik-adiknya masih sekolah masing-masing SMP, SD, Dan TK.

Yang sedang menangis di pojokan ruang tunggu bersama 2 orang anaknya itu adalah ibunya Azka. Sedangkan yang berdiri sekaligus berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang I C U itulah ayahnya Azka. Terhitung sudah hampir seminggu Azka dirumah sakit. Dan Alhamdulillah, semakin hari keadaannya semakin membaik. Namun, Malam itu Azka kembali mengalami koma. Keadaan semakin mencekam saat Defibrilator yang di pegang oleh seorang dokter mengenai dada Azka. Lantunan ayat suci Al-Quran terus menerus dikumandangkan oleh adik lelaki Azka yang saat itu duduk tepat di samping gading. Sedangkan Gading hanya bisa tertunduk sembari meneteskan air mata.

Setelah seorang dokter keluar dari ruangan penuh kesedihan itu, barulah keadaan menjadi sedikit tenang. Dokter itu bilang, Azka kembali dalam keadaan normal, dia tadi mengalami Traumatik karena adanya benturan keras yang pernah mengenai kepalanya sehingga menyebkan jantungnya berhenti berdetak sejenak. Atas bantuan defiblator detak jantung Azka kini kembali normal.

Tak lama setelah keadaan mencekam itu, datanglah seorang pria dan wanita. Gading mengenalnya, pria tersebut adalah Nando teman sekelas gading. Yang ternyata merupakan tetangga Azka di rumah tempat tinggal peninggalan kakeknya. Nando bilang, rumah mereka berhadapan. Mungkin saja Azka dan Nando sudah berteman, tebak gading. Karena sudah terhitung hampir 2 tahun Azka pindah. Sedangkan perempuan yang ikut dengan Nando adalah, adalah sisil. Silvia Pricilla. Yang tentu membuat terkejut Gading. Meski pun sudah tau Sisil merupakan saudaranya Nando..

"Sisil"

"Gading" ucapnya heran dan terkejut. Melihat gading yang sedikit menitihkan air mata.

"Kok loe bisa disini?" Lanjutnya.

"Lah loe ngapain kesini?"

"Ikut Nando!"

"Owh"

"Lu belum jawab pertanyaan gw, kenapa bisa disini?"

"Yang di dalam itu". Menunjuk kearah ruang ICU. "Itu adalah Azka, temen gw".

"Mmmm... Azka yang di bilang rombongan Maya itu kan?".

"Maya?".

"Iya Maya, salah satu anggota geng cewek hits di sekolah kita".

"Yang mana sih sil?".

"Yang biasanya ber-empat saat dikantin itu".

"Ohh itu". Pura pura mikir. "Gakk tau". Lanjutnya.

ELEPHANT (Gading Mulai Tumbuh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang