Heejin membaringkan tubuhnya di kasur king size miliknya. Ia sesekali tersenyum,mengingat kerinduannya saat ini sudah terbalas. Na jaemin telah kembali.
Heejin merogoh ponsel di tas kecil yang ia bawa tadi. Ia menekan nomer Herin lalu menghubunginya.
Tetapi sahabatnya itu tidak langsung menjawabnya,Heejin pun mengulang telfonnya.
"Hah iya iya kenapa?"tanya Herin yang sudah menjawabnya.
"Lu dimana?"
"G-gue? G-gue ada di rumah nenek gue"
"Ngapain?"tanya Heejin penasaran.
"K-kepo banget lu" Heejin membulatkan matanya tak menyangka. Bisa bisa nya Herin mengatakan seperti itu.
"Awas ya l-"
"Gue matiin dulu ya. Lagi sibuk nih"dan setelah itu Herin mematikan telfonnya. Heejin lantas termenung sekilas. Lalu tiba tiba ia mengingat sesuatu.
"Neneknya Herin kan udah meninggal?"
###
Perempuan berambut pendek sebahu sedang duduk di kursi tunggu. Ia memasukkan telepon genggamnya kedalam tas yang ia bawa.
Sesekali ia mengusap wajahnya kasar. Lalu memijit kepalanya sambil sesekali mengucap.
Ia bingung,tidak tau harus bersikap seperti apa. Kenapa reality harus se buruk ini.
Ia mendongakkan kepalanya,lalu ia mendapatkan gadis yang lebih muda darinya. Ia tersenyum ketika gadis di depannya juga tersenyum ke arahnya.
"Kak Herin,ayo"Herin pun berdiri,dan mengikuti Lami memasuki sebuah ruangan.
Ia tidak bisa berucap apa apa ketika ia melihat seosok laki laki yang sedang tertidur pulas di ranjang. Ia menutup mulutnya terkejut.
Badan Jaemin sudah mulai kurus. Dan banyak sekali alat yang menempel di tubuhnya. Sungguh,ia tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi.
Terjadi pada Jaemin dan juga sahabatnya.
"Maaf kita harus bohong"Herin menoleh dan melihat Lami sedang mengusap tangan kakaknya.
Herin yang mengerti segera menghampiri Lami dan mengusap pundaknya.
"No prob"jawab Herin tersenyum walau pipinya sekarang sudah basah.
"Kami sayang Kak Jaemin,dan kami juga sayang Kak Heejin,"
"Cuma itu yang Kak Jaemin ucapkan sebelum ia koma selama ini"
"Kami membawa Kak Jeno untuk dijadikan Kak Jaemin"air mata Herin kembali mengalir. Ia sudah tidak kuat melihat kejadian ini.
"Maafin kita kak"Herin memeluk tubuh Lami yang juga ikut menangis. Lami memeluknya erat,dari situ ia bisa merasakan apa yang Lami rasakan.
"Kamu yang sabar ya. Kita pasti bisa melewati ini. Kakakmu pasti akan sembuh"Lami mengangguk lalu mempererat tubuhnya. Herin mengusap kepala Lami lalu sesekali ia menepuknya pelan.
Sampai kegiatannya berhenti ketika melihat jari seseorang tertidur di sampingnya bergerak.
"J-jaemin?"Herin maupun Lami langsung melepas pelukannya. Mereka menatap Jaemin dan sungguh ia tidak menyangka lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria ¦ Long Hiat
Fanfiction[AKAN DIREVISI SETELAH END] #2 - jaeminheejin #6 - heejin #9 - nctjaemin Kebahagiaan akan tumbuh selamanya jika aku tetap bersamamu.-Na Jaemin Jika Hujan tidak mengijinkanku menangis sepertinya,maka ku akan tegar layaknya Fajar.Jika rindu ini tak ka...