"jadi... kita mau kemana?" tanya san.
wooyoung menggeleng, nggak tau juga mau kemana. dia kira, san udah punya tujuan. ternyata belum. alhasil, mereka masih duduk manis di depan minimarket habis beli minum.
san kelihatan mikir-mikir, "kota jam segini ada apa, ya?"
sekadar informasi, san dan wooyoung ini nggak tinggal di pusat kota. mereka tinggal di tepian kota, di daerah kabupatennya. dibilang desa nggak, dibilang kota juga nggak. tengah-tengah pokoknya. 'kota' adalah cara mereka nyebut daerah pusat.
"ya palingan angkringan?" jawab wooyoung ragu. "dulu aku teh pulang pkl jaman smk suka mlipir dulu, haha. pulang ke rumah kadang jam dua, jam tiga pagi."
"loh, kamu smk, toh?" tanya san. wooyoung ngangguk, "jurusan perhotelan. tapi kuliahnya ambil pariwisata."
"aku sma ipa, kuliahnya nyasar ke seni tari." timpal san. "ke kota aja, yuk?"
wooyoung ngangguk, menyetujui ajakan san. nggak masalah mau kemana aja, asal sama san. alah, b00chen.
san mulai melajukan motornya membelah jalanan yang nggak begitu ramai karena belum masuk daerah kota. habis tarawihan gini, jalanan cenderung sepi. orang-orang lebih milih rebahan di rumah daripada kelayapan. san juga biasanya habis tarawih langsung masuk kamar, kadang langsung tidur sampai waktu sahur. tapi kali ini demi wooyoung, san rela pisah sejenak sama kasurnya.
masuk daerah kota, jalanan kelihatan rame, sesuai ekspektasi. walaupun rame, lalu lintas nggak macet. cukup lancar buat daerah perkotaan. jalanan yang basah dan beberapa genang air mengindikasikan habis turun hujan beberapa waktu lalu.
mereka berhenti karena lampu lalu lintas nunjukkin warna merah. san nyempetin diri nengok ke wooyoung. "dingin nggak? kamu nggak pake jaket, lho?"
wooyoung geleng, kepalanya dicondongkan ke depan. "nggak, kok."
nggak salah, maksudnya. batin wooyoung. rada nyesel karena ngeyel pas disuruh bawa jaket sama eunha.
"bener?" tanya san. wooyoung ngangguk ribut, bikin kaca helmnya turun. san ketawa kecil. "kaca helm-mu itu, kalo ada jeglokan turun juga, ya?"
"nggak usah ditanya," sahut wooyoung sambil terkekeh. "mau beli helm baru tapi sayang. yang ini masih bisa dipake. besok nunggu yang ini kebelah dua dulu, baru ganti baru."
oke, tipe manusia setia. batin san. kalo sama gue, setia juga nggak, ya?
warna merah berganti hijau. san melajukan motornya dan kemudian malah menepi di emperan toko. "turun dulu, woo."
wooyoung turun dari motor san tanpa banyak tanya. agak heran juga san tiba-tiba buka jok, dikiranya mau ambil jas hujan. padahal hujannya udah lewat.
"nih," sebuah hoodie warna abu san sodorkan ke wooyoung. diterima dengan bingung oleh si jung, "apa?"
"dipake. masa aku bawa anak orang jalan malem-malem terus balikin dalam keadaan masuk angin?" gurau san. wooyoung berusaha pasang raut biasa aja padahal dalam hati udah nggak karuan. "makasih, san."
san ngangguk sembari naik ke motornya lagi. wooyoung naik setelah hoodienya terpasang. "kamu teh emang suka nyimpen hoodie di jok motor?"
"enggak," geleng san. "soalnya, kamu kelihatan kayak orang yang lebih suka pake baju buka-bukaan daripada pake jaket pas cuaca dingin. apa ya, feeling aja gitu?"
wooyoung: you make me feel special sesangi amuri nal jujeoanchyeodo
apeugo apeun maldeuri nal jjilleodo
nega isseo nan dashi useo
tHat'S wHAt YoU dOooOOoO.#tmi: wooyoung emang lebih suka pake kemeja tipis ketimbang baju tebel. nggak peduli sedingin apa, pokoknya fashion nomor wahid.
dan jujur, dia kaget karena tebakan san nggak meleset.
"udah? lanjut jalan?"
"lanjut!"
wooyoung = aku.
pokoknya, kemeja tipis adalah jalan ninja!!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐓𝐄.
Fanfiction﹝c.san, j.wooyoung﹞ [ completed ] emang bener, ya, kata orang-orang. kalo jodoh itu emang nggak kemana. + ramadhan!au