"kenapa diem aja, heh?" tanya san sembari naruh pocky yang habis dipungutnya ke pangkuan wooyoung.
"sembarangan kalo ngomong." ketus wooyoung. walau nggak lama kemudian dia buang muka lagi. telinganya merah.
"beneran ini. ayo pacaran dulu, lamarnya besok kalo aku udah mapan." kata san setengah menggoda. dia narik kursinya jadi di sebelah wooyoung, mengabaikan wooyoung yang dorong-dorong dia supaya menjauh.
"tiap hari teh juga udah mapan atuh." timpal wooyoung. "mapan di kasur."
san ketawa. "nggak perlu jawab sekarang. mau pulang nggak? aku anterin."
"nggak usah dianter. orang rumahku juga cuma di depan situ." jawab wooyoung. dia berdiri kemudian ngulurin pockynya ke san. "nih buat kamu aja. aku mau pulang. dadah!"
"jawabannya gimana?" san bangkit ngejar wooyoung. wooyoung nengok, senyumnya jahil. "loh, katanya besok?"
"bener besok?" ulang san. "kamu nggak kabur, kan?"
"heh," tangan wooyoung membingkai wajah san. "kamu teh cuma minta aku jadi pacar, ngapain aku harus kabur? kecuali kalo kamu minta aku jual diri, baru aku kabur."
"heh, mulutnya!" sentilan san mampir di bibir wooyoung. yang disentil merengek, "bibir aku teh aset, ya! jangan macem-macem kamu, santoso!"
san tertawa. "yaudah, sana pulang. jawabannya aku tunggu besok. selamat malam, bocil."
"bocil-bocil, nenek maneh kayang!"
━━━━・·❁·・━━━━
besok malemnya, wooyoung langsung ngechat san setelah selesai tarawihan. masih inget kan kalau wooyoung harus setor jawaban ke san sekarang?
wooyoung
hallo! |san🐻
| iii bocilll
| ayo jawab!!fast respond banget, gan. woouyoung pusing.
wooyoung
gamau kalo kamu teh masih panggilnya bocil😠 |
ayo ketemu dimana? |san🐻
| warung nasi goreng?
| sekalian makan hehewooyoung
okaiii |
jemput? |san🐻
| siap laksanakan!wooyoung ketawa. dia ngeraih jaketnya kemudian nyari-nyari eunha yang lagi nyetrika baju. "teteh!" panggilnya.
"naon? eh, mau kemana?" tanya eunha begitu ngelihat wooyoung yang cengar-cengir ke arahnya.
masih dengan cengiran melekat di wajah, wooyoung menjawab, "menjalankan misi negara, teh! dadah!"
eunha mencibir, "misi negara naon. paling juga mau pacaran."
━━━━・·❁·・━━━━
"jadi gimana?" tanya san nggak sabaran. nasi gorengnya dibiarin begitu aja. wooyoung yang baru nyendok nasi gorengnya mendongak. dia nunjuk-nunjuk san pakai kerupuknya, "makan dulu, keburu dingin. nanti habis makan dijawab."
"tarik ulur banget kamu." keluh san. nasi gorengnya disendok ogah-ogahan.
wooyoung mendengus, "daripada aku jawab sekarang, nanti kamu malah keselek kalo aku tolak. yang repot siapa? aku."
san mau pundung aja rasanya. "deg-degan aku, woo."
"lebay." sahut wooyoung. "mending makan dulu. galau juga butuh tenaga."
"siapa yang galau? aku?" tanya san. jemarinya nunjuk dirinya sendiri. "kenapa harus galau?"
"siapa tau ditolak?" timpal wooyoung enteng. san merengek, "jangan bikin pesimis, dong."
"nggak bikin pesimis, kok," ujar wooyoung. nasi gorengnya udah setengah habis. dia geser piringnya menjauh, kemudian numpu dagunya pakai dua telapak tangan. dia mandang san lurus. "sekarang aku tanya, kamu mau nggak jadi pacarku?"
"ya mau!" jawab san. aura gantengnya hilang gitu aja.
"nah aku juga mau." balas wooyoung. "tapi ada syaratnya."
"apa tuh?" tanya san. dia jauhin nasi gorengnya yang masih utuh, belum kemakan sama sekali.
wooyoung mengerling, "bikinin aku rumah, dong."
kerlingan jenaka itu justru bikin rahang san jatuh. "h-hah?"
"haha, nggak. bercanda." tangan kiri wooyoung dikibas di depan muka. dia ketawa ngelihat ekspresi kaget san. lucu. "mana ada kayak gituan."
"bercandamu serem, woo." keluh san. badannya nyender lemes di sandaran kursi plastik. "tapi, walaupun gak bisa bikinin kamu rumah, aku siap jadi rumahmu. tempat kamu seneng, sedih, tempat kamu bersandar, tempat kamu pulang."
bukannya tersanjung, tersentuh, atau terharu dikit aja, wooyoung malah berseru. ngerusak suasana banget. "kamu tau, san? aku barusan makan keju lewat telinga."
san nutup mukanya, malu sama ucapannya sendiri. nggak berapa lama kemudian, dia mendongak natap wooyoung yang sibuk makan nasi gorengnya lagi. "apa?"
san menghela napas, "ini kamu terima apa nggak?"
"kan tadi udah." jawab wooyoung. "kurang jelas apa?"
"mana? nggak denger tuh." goda san.
gantian wooyoung yang malu. "iya, diterima. udah, nggak usah banyak nanya lagi. nasi gorengmu tuh, buruan dihabisin."
san ketawa, dia pindah duduk jadi di sebelah wooyoung. dia merem, kemudian nunjuk pipi kirinya pakai telunjuk, "cium dulu, dong."
bukan bibir wooyoung yang mendarat disana, malah sekotak tisu.
"apa cium-cium? nggak ada!" omel wooyoung. "tempat umum ya, choi san!"
"berarti kalo di kamar, boleh?"
"NGGAK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐀𝐓𝐄.
Fanfiction﹝c.san, j.wooyoung﹞ [ completed ] emang bener, ya, kata orang-orang. kalo jodoh itu emang nggak kemana. + ramadhan!au