Twaalf

23 8 0
                                    

Cerita ini dibuat agar kalian tidak merasa bosan yang ngabuburitnya dirumah aja selama bulan Ramadhan berlangsung untuk memutus rantai penyebaran covid-19 #dirumahaja. Jangan lupa follow WatverseSquad yaa :)

☕☕☕

happy reading

[Past]

***

(Vano)

Tak lama kemudian motor kami menyusuri jalanan aspal kota. Angin masih begitu kencang, menggoyangkan pohon-pohon besar di kota. Selagi masih dijalan kami banyak melihat pohon yang bertumbangan, dari yang kecil sampai yang besar. Terlebih lagi ada di suatu jalan, bangkai pohonnya menutupi seluruh badan jalan yang harus kami lewati. Terpaksa kami mencari jalan alternatif yang menambah jarak lumayan jauh. Kota dalam keadaan yang kacau dengan pohon-pohonnya yang bertumbangan. Sekitar tiga perempat jam dijalan akhirnya kami sampai di rumahku.

"Ngeri amat ya bro di kota, pada bertumbangan."

"Iya." Melepaskan helm dan kasi ke dia.

"Yang penting kita selamat." Sembari menepuk pundaknya dan merekah sedikit senyuman.

"Bener tu bro," dengan ciri khasnya.

"Okelah bro, gue cabut ya." Bersiap-siap pergi.

"Iya, hati-hati," ucapku

"Siip."  Mengacungkan jempol ke arahku dan beberapa saat kemudian motornya meninggalkan perkarangan rumah.

Setelah dia tak terlihat lagi, aku segera masuk ke rumah. Di ruang keluarga ada mama sama ayah lagi duduk di sofa yang sedang nonton tv. Mama melihat kehadiranku.

"Eh udah pulang kamu nak?"  bertanya dengan nada heran.

Ayah ikut mengalihkan pandangannya ke aku.

"Iya ma, latihannya gak jadi. Cuaca di luar berangin." Aku ikut bergabung di sofa.

"Ouhh gitu," sembari manggut-manggut.

Aku tersenyum ke arah mama. Lumayan lama aku duduk bareng mereka, nonton acara di televisi. Lalu aku beranjak ke kamar buat ganti baju dan kembali lagi ke ruang keluarga. Hari ini aku ingin menghabiskan waktu bersama mereka berdua.

Hari ini aku bangun cepat, mempersiapkan semuanya dengan baik. Setelah selesai beribadah, aku turun buat sarapan, bergabung dengan ayah sama mama. Di meja makan tidak ada terlihat sosok ayah, tapi secangkir kopi sudah tersaji di meja. Hanya ada mama yang sedang mempersiapkan sarapan. Aku duduk sendirian, selang beberapa menit baru terlihat ayah dari kamar mandi dapur dan kembali ke tempat duduknya. Tak lama kemudian sarapanku datang beserta kopi dibawa oleh mama. Di waktu yang tepat, Bayu datang disaat aku selesai menyantap sarapan ku. Aku beranjak dari tempat duduk dan pamit untuk berangkat sekolah. Keseharian ku berjalan seperti biasa sampai turnamen tiba.

*****

Ini dia, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari ini aku bersiap-siap tidak memakai baju seragam sekolah, tetapi langsung memakai baju tim basket kami. Warnanya perpaduan antara merah maron dengan biru tua, tapi lebih dominan merah maron. Tak lupa juga di punggung bertuliskan Vano dengan nomor 8. Satu lagi, di bawah nomor ada tulisan sekolah kami. Lengkap sudah, terlihat sempurna untuk baju tim.

Sembari menunggu Bayu aku memasang sepatu. Cuaca hari ini cukup bersahabat, matahari bersinar tanpa ada halangan awan sedikitpun, cocok sekali untuk momen acara kami. Selagi aku menunggu terdengar kicauan burung yang sangat merdu, sarangnya berada di pohon samping rumahku. Aku menikmati kicauannya hingga akhirnya Bayu tiba di rumah ku. Aku mendatanginya.

LATTE : this is one for you [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang