Drie

66 29 0
                                    

Cerita ini dibuat agar kalian tidak merasa bosan yang ngabuburitnya dirumah aja selama bulan Ramadhan berlangsung untuk memutus rantai penyebaran covid-19 #dirumahaja. Jangan lupa follow WatverseSquad yaa :)

☕☕☕

happy reading

[Past]

***

(Vano)

Waktu menunjukkan jam 3 sore, aku sedang bersiap siap untuk latihan basket. Segala perlengkapan sudah disiapkan di tas, tinggal pasang sepatu aja dan nunggu Bayu datang. Udah seminggu dilewati tapi tak kunjung juga aku dapat info kapan SMA Insani Jaya datang ke sekolah kami. Sebenarnya aku ada mata-mata di sana, tapi katanya dia gak tau soal itu. Dan dari Bayu pun belum ada kabar terbaru.

Aku sudah berada di teras untuk menunggu Bayu sembari memasang sepatu. Udah 30 menit aku nunggu si Bayu. Aku merogoh tas untuk ponsel dan mencari nomornya. Nadanya berdering yang pertanda bahwa ponselnya aktif tapi gak diangkat. Kutelpon untuk kedua kalinya namun tetap sama. Kutelpon lagi tapi kali ini ditolak. Sempat terpikir yang aneh-aneh di kepalaku.

Kenapa? Karena arah ke rumah aku harus melewati SMA Insani Jaya. Sudah kubilang sebelumnya kalau siswa di sana agak frontal. Mereka mau nyerang kami jika jumpa di jalan. Takutnya hal itu terjadi pada Bayu. Namun asumsiku hilang setelah Bayu akhirnya datang. Aku bangkit dan berjalan ke arahnya.

"Kemana aja lo bay?"

"Sorry bro, tadi ban kubocor. Jadi isi angin dulu tadi. Sorry juga tadi aku tolak panggilan lo," jawabnya dengan cengir kuda.

"Gue kirain lo ada masalah serius tadi."

"Gaklah, tadi cuman masalah kecil doang. Kalau ada apa-apa baru gue nelpon lo. Ngerti gue kok Van."

"Iya." Naik ke motornya.

Sejurus kemudian motor kami menjajal jalanan aspal kota. Rumahku pernah diteror sama mereka, dilempari batu pas malam hari. Jendela-jendela pecah dibuat mereka. Tidak ada yang terluka, namun ayah sama mama syok. Untung pelakunya ditangkap dalam kurung waktu seminggu.

Di jalan aku nanya sama dia, "Bay, lo ada dapat kabar terbaru?"

"Ada bro," menjeda ngomongnya sesaat dan pada saat bersamaan kami berhenti di lampu merah.

"Apa?"

"Kata kawan gue mereka bakal datang ke sekolah kita minggu depan bro dan itu udah pasti."

"Hari apa?"

"Di hari kita latihan bro tapi gak tahu harinya apa. Cuman itu yang gue dapet bro. Kita siap-siap aja."

"Iya Bay."

"Oke bro."

Motor kami kembali berderap di jalanan aspal kota. Setelah itu gak ada lagi percakapan hingga kami tiba di sekolah. Seperti biasa si Bayu memarkirkan motornya. Aku duluan pergi ke lapangan basket.

Di pinggir lapangan basket udah ada beberapa yang sedang pemanasan. Meletakkan tas di pinggir lapangan, aku melakukan pemanasan. Setelah itu aku keliling lapangan sebanyak 5 kali untuk melatih badan agar tidak cepat lelah. Beberapa anggota basket lain mengikutinya.

LATTE : this is one for you [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang