Sewentien

35 6 0
                                    

Cerita ini dibuat agar kalian tidak merasa bosan yang ngabuburitnya dirumah aja selama bulan Ramadhan berlangsung untuk memutus rantai penyebaran covid-19 #dirumahaja. Jangan lupa follow WatverseSquad yaa :)

☕☕☕

stop senyum-senyum !!
cause kebenaran akan segera terungkap
...
...
...

happy reading

[Now]

***

"Ini makam siapa Van?" tanya Annora setelah kedua nya berhenti di depan dua gundukan tanah.

Vano belum menjawab pertanyaan Annora, ia langsung berjongkok dan menatap lekat batu nisan di hadapannya.

"Ini makam orang tua gue," ucap Vano yang berhasil membuat Annora terdiam.

Annora terkejut mendengar pengakuan Vano, Annora hanyalah orang baru yang mengetahui sedikit kehidupan Vano. Ia terkejut lantaran mengetahui fakta yang baru saja ia ketahui.

Annora segera berjongkok di samping Vano, ia melirik ke Vano sekilas, lalu mengusap bahu Vano dengan lembut. Perlakuan Annora barusan membuat Vano terkejut bahkan tubuhnya seketika menegang. Vano melihat tangan Annora yang masih setia mengusap lembut bahu miliknya, sontak saja air mata Vano jatuh tanpa seizinnya. Vano kembali merindukan sosok Mamanya yang memperlakukannya dengan lembut seperti sekarang ini.

Annora yang melihat Vano menangis pun berniat ingin menghibur lelaki di.sampingnya ini.

"Orang tua lo sudah bahagia di sana."

"Mereka pasti bangga melihat anak mereka tumbuh dewasa."

"Mereka pasti senang melihat anak mereka menjadi anak yang baik seperti lo."

"Mereka pasti tersenyum bahagia melihat anak mereka yang semakin hari semakin tampan."

"Mereka pas .... "

"Lo ngomong apa sih?" tanya Vano lantaran tak mengerti ucapan Annora.

"Aishhhhh," kesal Annora, membuat Vano tersenyum kecil.

"Hari ini tepat 3 tahun kepergian orang tua gue. Gue rindu sama mereka, sangat," ucap Vano lirih.

"Sini," pinta Annora merentangkan kedua tangannya

Vano mengernyitkan keningnya heran.

"Ck."

"Katanya kalau orang lagi rindu sama orang yang sudah enggak ada itu berarti mereka butuh pelukan," jelas Annora.

"Teori dari mana?" tanya Vano.

"Dari ... gue baca buku di perpus," jawab Annora ngasal.

"Teori yang aneh," gumam Vano.

"Beneran gak mau gue peluk?" tanya Annora dengan polosnya.

"Yaudah deh kalau lo gak mau mel .... "

"Eh!!" kaget Annora lantaran Vano yang tiba-tiba menerjang tubuhnya dan memeluk tubuhnya dengan erat.

Annora bisa merasakan tangan kekar Vano yang memeluk tubuh mungilnya saat ini. Sesekali ia mendengar isakan tangis yang Vano tahan agar tak keluar dari mulutnya

"Udah jangan nangis lagi," pinta Annora.

Vano segera melepaskan tangannya dari tubuh Annora, jujur ia sangat malu karena perbuatannya barusan. Ia sama sekali tak berniat memeluk Annora, ia hanya merindukan sosok mama nya yang terdapat pada diri Annora.

"So ... sorry gue gak bermaksud buat meluk lo," ucap Vano.

"Gue lakuin itu karena gue rindu sama Mama gue. Dan lo ... lo sangat mirip dengan Mama gue, mata lo, tawa lo, perlakuan lembut lo, bahkan ketika lo sedang tidur sekalipun, kalian sangat mirip. Itu yang buat gue refleks meluk lo, sorry An," lanjutnya sambil menundukkan kepalanya tak berani menatap manik mata Annora.

"Gak papa Van, gue ngerti kok. Dan gue siap jadi teman curhat lo, gue siap jadi sahabat lo, keluarga lo bahkan gue sangat siap jadi pacar lo sekarang juga," ucap Annora mantap.

"He?!" kaget Vano melihat reaksi Annora, ia kira Annora bakalan memarahi atau memakinya atau menamparnya. Ini kenapa malah justru sebaliknya?

Ah Vano melupakan kalau Annora adalah gadis yang berbeda, Annora gadis yang mampu membuat orang tercengang dengan segala perbuatan bahkan perkataannya. Dan Vano sempat menyesali perbuatannya mengatakan kalau Annora mirip dengan Mamanya.

"Kenapa? Lo belum siap jadi pacar gue? Gak papa kok, gue ngerti. Lagian lo gak romantis kalau nembak gue di kuburan," ucap Annora.

"Annora."

"Iya Van." Annora menatap kearah Vano dengan mata indahnya.

"Ayo pulang, gue gak sanggup lama-lama sama lo."

"Kenapa?" tanya Annora.

Bisa mati muda gue, ucapnya dalam hati.

"Van .... "

"Gue tunggu di motor 5 menit gak dateng gue tinggal," ucap Vano lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Annora yang masih berdiri didepan makam kedua orang tua nya

"Maaf ya, Om, Tante, Vano emang suka gitu sama Annora. Doain ya semoga Vano cepat-cepat jadi pacar Annora. Annora janji bakalan jagain Vano, Annora udah terlanjur sayang sama anak Om Tante," ucap Annora mengusap kedua batu nisan di hadapannya.

Tanpa Annora sadari, dari kejauhan Vano melihat tingkah Annora yang berhasil membuat senyumnya mengembang.

*****

Annora bisa melihat jelas Vano yang tengah duduk di atas motornya menunggu dirinya. Annora segera berjalan menghampiri Vano dan bertanya padanya.

"Habis ini mau ke mana?" tanya Annora.

"Pulang," jawab Vano dingin.

"Gue laper," ucap Annora.

"Makan di rumah."

"Ck, dasar cowok gak peka, dingin, tega, jahat, kej .... "

"Gue denger," ucap Vano membuat Annora berhenti bergumam mengatai Vano.

Vano melajukan motornya dijalan raya, matanya sesekali melirik kaca spion melihat wajah Annora yang kusut bak pakaian tak disetrika selama sebulan. Melihat itu membuat Vano merasa tak tega pada Annora, hingga akhirnya ia memutuskan untuk membawa Annora ke sebuah tempat makan yang terbilang cukup sederhana dan harga pas dikantong.

"Van kita mau kemana?" tanya Annora lantaran ia menyadari kalau ini bukan jalan ke arah rumahnya.

"Makan," jawab Vano sekenanya.

Motor Vano berhenti di sebuah rumah makan sederhana dipinggir kota, rumah makan ini terdapat ramai pengunjung, Vano bisa menebak rumah makan ini pasti enak.

"Kita makan di sini?" tanya Annora melihat banyak orang memenuhi tempat makan ini.

"Kenapa?" tanya Vano, Annora menggelengkan kepalanya. Ia baru pertama kali makan di tempat seperti ini, makan di kantin kampusnya saja ia sangat jarang, bisa dikatakan cuma hitungan jari.

"Gue cari meja kosong dulu, lo tunggu di sini," ucap Vano, Annora menganggukkan kepalanya, membiarkan Vano memasuki rumah makan itu.

Sepeninggalan Vano, Annora hanya berdiri sendiri di depan rumah makan, banyak para pria menatap kearahnya, bahkan ada yang menggodanya secara terang-terangan. Ah jangan lupakan kalau Annora adalah gadis yang sangat cantik, membuat siapa saja yang menatap kearahnya akan terpesona dengan kecantikan Annora, terkecuali Vano.

***
Thanks for reading

Nah... Mulai terungkap kebenaran. Jangan lupa vote dan share kalian. Commentnya juga boleh

Well, see you next chapter

LATTE : this is one for you [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang