“Bertemu adalah obat terbaik dari rindu. Obat alternatifnya Adalah halu”__Kyra Queensha_____
"ANNYEONG HASEO!" Teriakku setelah masuk kekelas.
Berbeda dengan orang korea pada umumnya, ketika mengucapkan salam dengan pengucapan yang lembut, aku malah berteriak. Masa bodo yang penting aku senang.
"Berisik Ra," Ucap Eden Padaku.
Aku hanya terkekeh mendengar ucapan Enden yang terkesan jengkel.
Aku berjalan menuju kursiku, lalu ku letakka tasku.
"Kyra" Panggil Nara padaku.
Aku melirik malas pada Nara "Kalau mau nanya soal kemarin gak usah ngomong," Jawabku cepat sebelum Nara memberikan pertanyaan yang membuatku kesal.
"Jahat ihh"
"Bodo."
Nara memanyunkan bibirnya kesal mendengar jawabanku.
"Gak usah sok imut, ngeri tau gak."
Aku terkekeh melihat perubahan muka Nara yang semakin kesal.
Kelas menjadi senyap setelah kedatangan Pak Guru yang ingin mengajar.
Selama kelas berlangsung aku sangat bosan, mendengarkan penjelasan Pak Samsul mengenai Materi sejarah. Bukannya tidak suka dengan Mata pelajaran Sejarah, aku hanya bosan dengan metode belajarnya.
Ku edarkan pandanganku keseisi kelas, Ada yang tertidur, bergosip dan adapula yang pura-pura sedang membaca padahal sedang memainkan
ponselnya. Hanya ada beberapa yang memerhatikan ucapan Pak Samsul dengan serius.Aku memerhatikan Dian yang entah sedang menulis apa dibukunya.
Seolah tahu sedang di perhatikan, dia mengangkat kepalanya lalu melihat kearahku. Aku refleks memutar badan, lalu memerhatikan kearah luar melalui jendela yang berada di samping kursiku.Aku mendengus bosan, lalu ku ambil ponselku yang berada dilaci mejaku. Aku membuka aplikasi instagram melihat beberapa postingan.
Aku langsung berdiri setelah melihat instastory dari akun instagram resmi Chanyeol. Dia mengunggah sebuah foto dengan caption “what are you doing?”
"Ada yang ingin ditanyakan Nara?"
Aku mengangkat kepalaku melihat kearah Pak Sambul. Aku tersenyum canggung, " Enggak pak."
"Kalau begitu, pelajaran hari ini saya tutup sampai bertemu minggi depan," Ucap Pak Samsul setelah memberikan beberapa tugas.
Aku kembali memerhatikan ponselku lalu tersenyum senang setelah membalas instastory Biasku, walau aku tahu mustahil untuk dibalas, Ahh jangan berpikir terlalu jauh untuk sekedar di Bacapun mustahil.
"Eh Kyra ngapain tadi lo bediri? Untung pas jam mapelnya Pak Malaikat," Di sekolahku memang Rata-rata murid yang di ajar oleh pak samsul memanggilnya dengan Pak malaikat, karna belia jarang marah dan murah senyum.
"Suami gue lagi nanya gue lagi ngapain" Jawabku tanpa memerhatikan Nara.
"Halu njirt."
"bertemu adalah obat terbaik dari rindu, obat alternatifnya yah ngehalu," Ucapku menimpali ejekan dari Nara.
"Halu tross sampe mampos," Aku mendengus mendengar ucapan Nara, susah memang jika berbicara dengan orang seperti Nara, Tak pernah merasakan mengangumi seseorang yang dicintai sejuta ummat.
***
Aku dan Nara sedang berada di Green House yang berada sekolahku, letaknya berada didekat taman.
"Ngapain sih ngajak ke sini," Protes Nara kepadaku.
"Dari pada dikelas berisik banget tau gak."
Aku sedang memerhatikan beberapa tanaman di tempat ini. Aku melirik pada Nara yang berjalan menuju tanaman strobery.
"Eh jangan di petik, ntar di marain sama pak Wawan loh." Peringatku pada Nara.
"Pelit banget."
Aku mengedarkan pandanganku, tempatnya tak terlalu luas.
Aku melihat kearah beberapa segerombolan siswa yang sedang duduk bersantai, lalu pandanganku tertuju pada seorang siswa yang sedang memerhatikanku juga."Lagi liatin apasih?"
"Lagi liatin lo ini." Jawabku asalah.
"Bukan, tadi ngeliatin apa?" Jiwa kekepoannya mulai lagi.
"Gak ngeliatin apa-apa Nara."
"Masa sih," Jawabnya tak percaya lalu ikut melihat kearah yang kuperhatikan tadi.
Aku menghela nafas, "Kepo amat sih."
"Biarin." Ucapnya tak mau kalah.
***
Aku berjalan menuju gerbang sekolah dengan santainya, tak lupa pula dengan earphone yang tergantung ditelingaku.
"KYRA," Aku mendengar teriakan Nara tapi berpura-pura tak medengarkannya, kembali melanjutkan langkahku.
Ku rasakan seseorang menepuk bahuku pelan, tak perlu menoleh sudah pasti itu Nara, siapa lagi kalau bukan dia.
Aku mengerutkan dahiku ketika tak mendengar satupun ucapan dari Nara, dia itu super cerewet tidak tahan jika diam saja, aku menoleh kearah samping memerhatikan orang yang berjalan di sampingku.
"Heh anjirt ngapain pegang-pegang," Pekikku kesal kearah Cowok yang berada di sampingku.
"Idih siapa juga mo mengang cewek macam lo," Omongan Dian itu selalu pedes, Aku tersenyum smirk memerhatikan Dian, tidak salah memang aku memanggilnya dengan nama Dian, Alih-alih menjadi cowok dia lebih cocok jadi cewek.
Laluh aku beralih kearah Nara yang berjalan di belakang dibelakang kami. Aku mengangkat alisku heran melihat Nara yang hanya terdiam.
"Sariawan lo ya? Tumben diem" Tanyaku heran.
Aku melirik pada Dian yang berjalan mendahuluiku.
"Sembarangan."Aku mengangkat bahuku Acuh lalu kembali memasang earphoneku.
____
With luv
ReesLoeys
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi
Teen FictionAku Kyra Queensha, Hanya cewek biasa yang mempunyai sejuta impian. Aku adalah salah satu perwujudan dari fangirl yang menggilai Oppa Korea. Kata orang nama itu bertolak belakang dengan kepribadianku. Tak masalah aku menyukainya. Ketika membaca kisa...