Setelah memutuskan menentukan topik penelitian yang akan kami teliti, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Sebelumnya aku sudah sempat membaca dan memahami sedikit materi mengenai tugas Penelitian Sosial yang diberikan Bu Eni.Kami memanfaatkan Jam kosong untuk mewawancarai secara langsung. Dan disinilah kami berada, mewawancarai sebagian dari siswa angkatanku selebihnya aku memutuskan untuk melakukan pengumpulan data melalui pengamatan langsung dan tentunya sudah disetujui oleh Nara, Dian dan Eden katanya mengikut saja.
Aku dan Eden berada dikelas Sepuluh Lima yang mayoritasnya di isi siswa berandalan sedangkan Nara dan Dian entah sedang mewawancarai dikelas berapa. Kami sepakat membagi menjadi dua tim agar lebih cepat selesai.
"Ra!" sahut Eden sambil menyenggol bahuku.
Aku menoleh pada Eden yang berdiri disampingku, "Apa?" tanyaku sedikit berteriak.
"Lo yakin mau wawancarain dikelas ini?"
"Coba aja lah," jawabku sedikit tak pasti, Eden bertanya seperti itu bukan tanpa alasan, pasalnya kami yang berdiri dikorider saja menutup kuping mendengar teriakan-teriakan dari kelas yang terkenal dengan ulah pemberontaknya.
"Lo duluan yang masuk."
"Masa gue sih," elak ku tak terima.
"Kan lo yang milih kelas ini," ucap Eden tak mau kalah.
Aku tersenyum menatap Eden sambil mengangkat alis mencoba menggodanya, "Kenapa lo takut?" Tanyaku sambil menatap Eden yang terlihat kesal.
Eden mendengus lalu berjalan mendahuluiku. Aku mengikuti Eden dari belakang sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Permisi," ucap Eden yang berdiri diambang pintu.
Sebagian siswi menoleh kearah kami."Boleh minta waktunya sebentar?" tanya sambil tersenyum canggung.
"WAH ADA KUINSA!"
Aku menoleh pada asal teriakan tersebut dan mendapati salah satu siswa berseragam tak beraturan duduk diatas meja. Baju yang dikeluarkan dari celana serta dasi yang diikat pada kepala seperti Bandana.
Aku hanya tersenyum canggung tak berniat membalas ucapannya.
"Ada apa ni tumben bener kesini, nyamperin gue?" celetuknya lagi sambil menatap kearahku
"Kami ada tugas dan meminta kerjasama teman-teman sekalian untuk diwawancarai." Ucap Eden tersenyum ramah menjawab pertanyaan dari siswa yang tak kuketahui saiapa namanya.
"Pertanyaanya gak berat-berat amat kok santai aja," ucapku menimpali perkataan Eden.
"Terserah kalian aja lah," ucap salah satu siswa yang terlihat tak peduli dengan kedatangan kami.
"Gimana nih?" tanyaku pada Eden.
"Coba satu-satu aja udah terlanjur juga."
Aku mengangguk, "Tapi lo yang nyatet yah?"
"Lo aja, tulisan lo kan lebih rapi Ra,"
"Ogah," tolakku tak terima.
"Brisik," teriak salah satu siswa yang sepertinya sedang bermain game.
Kami berjalan menanyakan satu persatu siswa yang bersedia untuk kami wawancarai. Aku mengelus dadaku pelan mencoba sabar menghadapi mereka. Ku edarkan pandangan ku sekeliling sedangkan Eden sedang berbicara pada Dimas yang kuketahui namanya setelah membaca name tag yang tertera pada seragam bajunya.
Dipojok kelas aku memerhatikan salah satu siswi yang tengah fokus pada pada bacaannya yang sepertinya adalah Novel. Aku memerhatiakan wajahnya sedikit familiar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi
Teen FictionAku Kyra Queensha, Hanya cewek biasa yang mempunyai sejuta impian. Aku adalah salah satu perwujudan dari fangirl yang menggilai Oppa Korea. Kata orang nama itu bertolak belakang dengan kepribadianku. Tak masalah aku menyukainya. Ketika membaca kisa...