ending

73 4 2
                                    

Tok. Tok. Tok.

"PAKET!"

Aku dan istriku saling berpandangan.

"Kamu pesen barang lagi?" aku melempar pertanyaan pada istriku.

Istriku menggelengkan kepalanya berulang kali. "Aku kira kamu yang pesen?"

"Ah mungkin salah alamat," aku bangkit dari posisiku dan berjalan untuk membuka pintu rumahku.

Aku mendapati seseorang pengirim paket yang sedang membawa sebuah kotak berukuran sedang. Pengirim paket itu menanyakan namaku dan mengatakan jika ini adalah paket yang berasal dari Perancis. Aku mengernyitkan keningku, memang siapa yang sengaja mengirimkan paket dari Perancis?

Aku masuk ke dalam rumahku dan kembali duduk disebelah istriku.

"Dari siapa Pah?" tanya istriku.

"Gatau. Katanya dari Perancis." Jawabku yang masih bingung.

"Coba dibuka Pah, paketnya."

Aku mengangguk mengiyakan.

Aku membuka paket itu. Aku mendapati sebuah buku novel yang berjudul 'REMEMBER, I STILL YOURS' dan juga sebuah catatan kecil di atas novel itu. Aku mengambil catatan kecil itu dan membacanya lirih.

"Halo kak Artha, ini gue Nando. Gue di Perancis sengaja ngirim novel itu ke kakak. Itu tulisan yang sudah diterjemahkan oleh penerjemah di Indonesia. Novel itu tulisan dari kak Lia untuk kakak. Kak Lia berharap suatu saat nanti bisa memberikan salah satu novelnya untuk kakak. Semoga kakak suka dengan tulisan kak Lia. Dan juga, terima kasih karena kakak mau menyempatkan untuk mengobrol dengan kak Lia di taman itu. Itu adalah hari dimana sebelum kak Lia menghadapi semuanya. Kak Lia bohong jika kak Lia kesana hanya sekedar ada proyek. Kak Lia kesana karena rindu dengan kakak. Kak Lia bilang kakak sudah bahagia, dan kak Lia bisa pergi dengan tenang setelahnya. Maafin kak Lia ya kak atas semuanya. Dan minta doanya buat kak Lia, semoga Tuhan bisa menerimanya dan memperlakukan kak Lia dengan baik disisi-Nya. Salam kuat dari Perancis, Nando Putro Haikal."

Tes.

"Pah," istriku menatapku sendu.

Dengan cepat aku langsung memeluknya erat. "Seharusnya aku memaksanya untuk ikut sarapan dengan kita Mah," tangisku pecah.

Istriku berusaha menenangkanku. Aku tahu ini salah. Aku menangisi wanita lain yang bukan istriku. Lia. Wanita itu yang membuatku seperti ini.

"Sudah ya Pah... ikhlaskan, nggak baik buat dia kalo Papah nggak bisa merelakan kepergiannya." Ucap istriku lembut.

Aku menganggukkan kepalaku mengerti. "Maaf ya Mah, maaf karena malam ini aku—"

"Semua orang punya cerita masing-masing di masa lalunya. Mamah tahu perasaan Papah yang sebenarnya. Tapi takdir sudah berkata lain kan? Mungkin Tuhan lebih sayang kepada Lia, mungkin Tuhan ingin menemaninya agar Lia tidak terus sendirian di dunia ini kan?"

Benar, mungkin itu alasannya.

Lia.. mungkin kau bisa temukan kebahagiaanmu disana.

Selamat tinggal Lia,

Kenyataan tentang aku masih mencintaimu. Tentu saja, aku masih mencintaimu.

Selamat tinggal sayangku...

Selamat tinggal selamanya...

▪ t h e - e n d ▪


btw disini ada yang penasaran sama istrinya Artha nggak??

btw disini ada yang penasaran sama istrinya Artha nggak??

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini namanya Arsyanda Salsabilla. Dia ternyata satu sekolah sama Agatha pas SMA. Tapi bukan gara-gara Agatha ya mereka jadi ketemu dan saling mengenal. Dan asal kalian tau, sebenernya Agatha nggak suka sama Arsya. Kenapa?? Heummm... apakah Agatha punya perasaan sama Artha? Ntar lah, kalian baca cerita aku selanjutnya. Sapa tau aku beneran fix bikin cerita tentang Agatha kan.

EX : dua sudut pandang setelah putus (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang