54. Benalu?

1.8K 77 46
                                    

Tidak menyukai bukan berarti tidak menghargai.

***

Untung saja saat ini satpam sedang lengah, sehingga Dara bisa keluar melewati gerbang meski dengan cara mengendap-endap. Ia tidak peduli bahwa yang ia lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan. Karena yang ada dalam pikiran gadis itu hanyalah bagaimana ia bisa mencari sebuah ketenangan, yaitu dengan pergi dari Sekolah.

Sebelumnya Dara berpikir bahwa bertemu dengan Rehan bisa membuat nya menjadi lebih baik, tapi ternyata tidak. Cowok itu malah membuatnya semakin kalut dengan perlakuannya yang tak biasa itu.

Bruk

"Aduh!"

Suara itu berasal dari hadapan Dara. Cewek itu sontak terpelonjak kaget ketika menyadari bahwa tubuhnya telah menabrak seseorang.

"Eh, sorry. Gue gak lihat," ucap Dara merasa bersalah. Cewek itu langsung memunguti beberapa map dan lembar kertas yang berserakan ditanah.

"Ini, sekali lagi gue minta maaf. Gue bener-bener gak sengaja." Dara menyerahkan barang-barang orang itu sambil menaikan pandangannya. Namun setelah melihat siapa orang yang barusan ia tabrak, Dara langsung mengerutkan dahinya. "Lo?"

"Bukannya ini belum waktunya pulang ya? Tapi kenapa lo keluar bawa tas? Lo mau kabur?"

Barang-barang yang ada ditangan Dara seakan jadi saksi bisu disaat adik kelas berbicara dengan kakak kelasnya menggunakan "lo gue". Dara mendesis sinis. Anak ini memang tidak ada sopan-sopanya sama sekali.

"Bukan urusan lo!" balas Dara seraya menyerahkan barang-barang yang ia pegang dengan kasar kepada Savira.

Ya, seseorang yang barusan Dara tabrak adalah Savira, cewek rese yang menjelma menjadi sepupunya Rehan. Dara menghela napas berat, mencoba bersabar dengan menahan emosi yang kini perlahan menjalar naik. Meski ia masih tidak terima dengan apa yang dilakukan cewek ini kepadanya tempo hari, tapi Dara tidak ingin memperpanjang masalah itu lagi. Sudah cukup, ia tidak ingin membuat Rehan semakin kecewa padanya.

"Emang, ini bukan urusan gue. Tapi apa lo enggak bisa mikir? Lo itu Kakak kelas, dan disini banyak Siswa yang baru masuk. Seharusnya lo itu kasih contoh yang bagus ke adik-adik kelas lo, bukan malah bolos kayak anak berandalan kayak gini."

Padahal Dara sudah melangkahkan kakinya, dengan artian bahwa ia telah  membiarkan cewek yang telah berani membuat masalah denganya ini lolos begitu saja. Namun perkataan itu membuat Dara kembali dengan amarahnya. Rasanya kini kesabaran yang telah ia bangun dengan susah payah runtuh begitu saja.

"Gue enggak pernah sama sekali ngurusin hidup lo! Tapi kenapa lo dengan lancang nya ngurusin hidup gue?!" Ujar Dara dengan tatapan mata yang menajam. Ia sangat membenci dengan orang yang menantang nya seperti ini.

Savira tersenyum sinis. "Gue enggak ngurusin hidup lo. Tapi gue cuma ingin mengingatkan lo, kalau lo itu cewek enggak baik yang enggak ada cocok-cocoknya sama sepupu gue, Kak Rehan! Karena orang dengan perilaku minus kayak lo itu cocoknya cuma sama penjahat yang udah berkali-kali kelaur masuk penjara!"

Plakk

Tamparan dari tangan Dara mendarat mulus dipipi Savira. Dara kelepasan, dan ia menyadari hal itu. Namun Dara tidak akan meminta maaf kepada Savira. Karena perkataan Savira yang barusan ia dengar itu sangat keterlaluan.

"Lo apa-apa sih!" Ujar Savira dengan nada marah. Kini pipi gadis itu memerah akibat dari tamparan Dara yang tak tanggung-tanggung kerasnya.

"Lo yang apa-apaan! Mau gue cewek enggak baik kek, apa kek. Lo enggak berhak ngelarang-ngelarang gue deket sama Rehan!"

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang