Setelah sampai di kelas XI Ipa 2, kedua bola mata Rehan langsung tertuju pada seorang gadis yang tengah sibuk membolak-balikkan buku di bangkunya. Tanpa pikir panjang, Rehan langsung menghampiri gadis berambut panjang itu.
Sejenak Rehan berdiam diri lantaran terpanah dengan wajah Dara yang semakin terlihat cantik ketika tengah serius seperti ini.
"Hai," sapa Rehan sembari menampilkan senyumnya yang manis.
Dara tersentak. Ia sontak menoleh ke samping seraya menutup bukunya dengan cepat. Raut wajah gadis itu terlihat kaget. "Rehan? Sejak kapan Lo disini?"
"Baru aja."
Dara mengembuskan napas pelan sembari menganggukkan kepalanya. "Oh..."
"Emangnya gue ngagetin?"
Dara mengangkat salah satu alisnya, sinis. "Perlu gue jawab?"
Rehan terkekeh pelan ketika mendengar respon Dara.
"Lagi belajar ya? Belajar apa?"
"Enggak kok. Gue cuma lagi pahami ulang rumus-rumus fisika yang dikasih Bu Damina kemarin," jawab Dara apa adanya.
"Terus sekarang udah paham?"
"Iya."
Rehan tersenyum kecil. "Syukurlah, ternyata Adek Dara udah pinter," ucap laki-laki itu seraya menepuk kepala Dara seperti anak kecil.
Namun hal itu membuat Dara langsung menepis tangan Rehan dari kepalanya. "Apaan sih, Re. Gue bukan Adek lo!" Protes Dara.
Dara bukanya tidak suka diperlakukan seperti itu, tapi gadis itu hanya menjaga jantungnya saja agar tetap berdetak dengan stabil. Karena setelah Rehan mengutarakan perasaan kepadanya malam itu, rasanya untuk memandang wajah Rehan saja Dara sudah deg-degan.
Rehan hanya terkekeh pelan melihat reaksi Dara yang seperti itu. Namun sesaat kemudian laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas Dara. "Sandra mana?" Tanya Rehan. Saat ini Rehan tengah kembali menatap ke arah Dara.
Dara terdiam sejenak. Gadis itu tampak memikirkan sesuatu. Namun setelahnya Dara hanya menaikan kedua bahunya. "Belum datang, mungkin."
"Belum datang? Padahal bel masuk udah mau bunyi," ujar Rehan dengan nada heran.
"Gue juga gak tau. Emang gak biasanya juga jam segini belum datang," balas Dara.
Rehan menghela berat sambil menatap Dara. "Atau alasan Sandra gak masuk sekolah gara-gara kemarin masuk BK," ucap laki-laki itu.
Hingga hal itu langsung membuat Dara mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan ucapan Rehan. "Maksud lo apa? Sandra masuk BK?"
"Jadi, lo enggak tau soal ini?" Tanya Rehan tidak percaya. Karena ia kira Dara telah mengetahui hal ini sebelum dirinya.
Dara menggelengkan kepalanya. "Gue bener-bener gak tahu," ucap Dara. Gadis itu menatap Rehan dengan penuh tanda tanya.
Rehan menyandarkan punggungnya disandaran kursi. Jika dari awal ia tahu bahwa Dara belum mengetahui masalah ini, maka Rehan tidak akan membuat Dara mengetahuinya. Karena baginya lebih baik Dara tidak mengetahui hal ini, meskipun gadis itu telibat didalam masalahnya. "Gue dapat informasi ini dari Revan. Kata Revan, penyebab Sandra masuk BK karena dia ngelabrak Adik kelas, dan katanya juga gara-gara belain lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Tired
Teen FictionDisaat seseorang telah berada di titik paling melelahkan, pasti akan terbesit dibenaknya rasa ingin menyerah. Begitu pula dengan Dara. Gadis yang sangat manis ketika tersenyum itu ingin sekali menyerah atas segala masalah yang hadir dalam hidupnya...