so... stop and stare? (2)

340 49 7
                                    

Ichad bingung. Akhir-akhir ini chatnya dibalas lama sekali sama Lia, bahkan bisa di balas keesokan harinya.

Ichad nggak masalah sih mau dibalas kapan aja, tapi Ichad rasa ada yang aneh dari balasan chat Lia.

Apa Lia marah ya karena waktu itu nggak jadi pulang bareng? ah nggak, nggak. Lia nggak pernah marah dengan hal-hal seperti ini.

Terus kenapa dong?

Sudah hampir dua minggu, Lia selalu menolak ajakan Ichad baik itu pulang bareng ataupun pergi makan dan lainya.

Apa Lia lagi sibuk banget ya?

"Nan, Lia lagi sibuk banget ya?" Tanya Ichad pada Adnan—teman sefakultas Lia—yang mungkin bisa mengetahui kesibukan Lia apa saja akhir-akhir ini.

"Hmmm..." Adnan mengingat-ingat, "gak sih Chad, setau gue dia belum maju kepanitiaan apapun sih." Kabar seputar lanjutnya seseorang di sebuah kepanitiaan di FEB itu sudah seperti rahasia umum—well, gak semua seperti rahasia umum sih, hampir semua.

"Ooo oke."

"Kenapa?" Adnan menatap Ichad dengan senyum aneh, begitu juga dengan Chandra, "ada yang chat nya gak dibales-bales Nan soalnya."

Mereka pun tertawa.

Ichad terdiam. Ini mereka ngomongin siapa sih...

Baik Adnan maupun Chandra pun kembali tertawa melihat gelagat Ichad yang sudah ketebak—bingung—jelas, mereka kan sudah berteman dengan Ichad dari SMP. Rasanya hampir tidak ada lagi rahasia di antara mereka.

"Apaan sih...? lo pada ngomongin gue ya??"

"Tuh kan dia mah gak ngerti jir..." Ucap Chandra pada Adnan, "hadeeeeh Chad, Chad."

Bukanya memberi Ichad penjelasan, Chandra dan Adnan malah sibuk menjawab telfon dari Rezky, "Lo pada mau nitip apa? weekend ini gue balik nih."

'Balik' yang di maksud Rezky adalah ke Jakarta.

"MAU LAAAAAH"

"Ya apa nyet."

"Biasa..." Ucap Adnan, "eh ntar dulu deh gue tanya kakak gue dulu ye." Adnan pun mengambil handphone nya dan menghubungi kakaknya.

"Oke, gue gaterima yang ribet-ribet tapi ya." Ucap Rezky.

"Dih galak amat..."

"Haha serius gue... eh lo mau nitip apa Chan?—eh lagi pada dimana si? kosan lo?" Tanya Rezky.

Chandra pun menyalakan fitur video call, "Yoi dooong kosan gue nih."

"Ngapain sih lo pada? belajar bego bukanya pada mau UAS?—eh BANGSAT CHANDRA ITU BAJU GUA."

Chandra menatap baju yang sedang ia kenakan, "anjing dia inget lagi."

Adnan menatap Chandra tidak percaya, teman nya ini ada-ada aja ulahnya, "goblok... demi apa HAHAHAHAHA."

"PANTESAN GUE CARI CARI KOK GAK KETEMU."

Chandra tertawa dan menghiraukan ucapan Rezky, "Nan matiin Nan mat—"

"CHANDRA ANJING BALIKIN GAK BAJU GUA."

"Hehehe iya pas lo kesini ya..."

Rezky pun tertawa, "bangsat bisa bisa nya itu baju ada di lo."

"Hehe bisa dong nyet."

"Emang ni anak bisa nya cuma nyari masalah doang Rez." Ucap Adnan.

Rezky menatap kedua teman nya yang ngeselin itu. Terkadang ia iri dengan Chandra, Adnan dan Ichad yang bisa bertemu kapan saja, sedangkan dirinya berada sangat jauh dari mereka—tapi Rezky tetap bersyukur sih dengan keberadaan mereka yang jauh ini, "Eh ada siapa tuh? Ichad?"

stop & stareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang