Third

734 37 4
                                    

Meanwhile, di  Istana Nurul Iman, Brunei Darussalam

Seorang pangeran muda nan gagah tengah asik menunggangi kuda kesayangannya, mengitari lapangan, dia adalah Pangeran Abdul Mateen Bolkiah, anak ke 10 dari pernikahan Sultan Hasanal Bolkiah dengan Mantan istri keduanya, Puan Mariam binti Abdul aziz, seorang wanita mantan pramugari berdarah Brunei-Inggris-Jepang

Tak heran, jika sang Pangeran memiliki rupa yang sedikit berbeda dari kebanyakan saudaranya, ia memiliki mata sipit dan garis rahang yang tegas berkat bantuan darah campuran sang ibu, hal inilah juga yang membuat sang pangeran memiliki banyak penggemar baik dari negaranya Brunei Darussalam hingga ke negara tetangga, Indonesia

Mateen sebenarnya mengetahui seberapa populernya dia di mata kaum hawa, namun  sejak perceraian kedua orang tuanya, ia mulai sedikit menaruh benci dengan kata pernikahan dan cinta

Namun entah angin darimana, hari ini saat ia tengah asik berkuda, ia di panggil menghadap sang ayah, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, biasanya sang ayah akan memanggilnya, ketika selepas sholat isya, tapi hari ini, Sang sultan memanggilnya pada pagi hari.

Ia pun bergegas mengikuti arahan sang pengawal ayahnya, sepertinya ini hal yang cukup penting, batin mateen

"Assalamualaikum ayah" ucap Mateen membuka pembicaraan

"Waalaikumsalam, Mateen, aku ingin mengatakan hal yang sangat penting, kau tahu aku berteman akrab dengan Keanan Mendes pemilik kilang minyak besar di Amerika"

"Aku menjodohkanmu dengan putrinya, Deidamia, hanya itu saja yang ingin kubicarakan, kau bisa pergi sekarang" ucap sang Sultan dengan tenang

Mateen pun segera beranjak dari ruang kerja sang Ayah, ia tahu jika ia melanggar atau melawan perintah sang Ayah, ia akan mendapat hukuman yang sangat berat karena melawan perintah sultan

Dengan langkah gontai, Mateen pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ia harus segera mandi untuk menenangkan pikirannya

Ia pun segera melepas semua atribut berkudanya, segera setelah ia sampai di kamarnya, tak lupa ia menanggalkan kaos polo kesayangannya, dan lekukan otot perut atau abs langsung tertampang jelas dari tubuh mateen, dan ia segera melakukan ritual mandinya

Guyuran air hangat selalu berhasil melemaskan otot-otot yang kaku, merilekskan sejenak ia dari pikirannya yang sedikit terguncang, mateen sangat  menikmati waktu mandinya, sedari dulu Mateen selalu menyukai mandi air hangat ketimbang air dingin, karena baginya air hangat membuatnya bisa nyenyak saat tidur

Dan segera setelah selesai melakukam ritual mandinya, mateen beranjak ke kasurnya, tak lupa ia hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan apapun yang menutupi tubuh berotot miliknya, ia pun segera pergi ke alam bawah sadarnya.

*****

"Hai Mateen" ucap seorang wanita bermata hazel padanya

"Gadis yang cantik" puji Mateen

Gadis itu berlarian mengelilingi Mateen seperti mengajak ia ikut bermain, namun tiba-tiba gadis itu berhenti lalu menatap manik mata mateen dengan tatapan yang seperti menyiratkan kesedihan yang amat terdalam,

"Kamu jahat, kau merusak segalanya, aku benci kepadamu, ski".









Hayo itu siapa??
















ellectricitáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang