seventh

616 35 3
                                    

Mia merasa sangat bingung, pertama kali di hidupnya ia di hadapkan dengan 2 pilihan yang sangat sulit, di satu sisi Jaeffrey orang yang selalu mendukung Mia dan juga pemilik hatinya, di sisi lain, Mateen, impiannya, sudah lama sekali ia bermimpi akan menjadi pasangan Mateen,

"Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan sekarang"

"Astaga aku sangat frustasi, bagaimana aku akan meninggalkan mimpi yang selangkah lagi akan ku raih"

"Tapi Jaeffrey, dia pria yang baik, dia selalu mendukung setiap tindakan aku"

Setelah cukup lama berpikir keras, akhirnya Mia memutuskan untuk...

"Baiklah, jika aku pikir-pikir Jaeffrey akan mengerti akan kondisi ku saat ini, dia pria baik, tampan, dan juga kaya, dia bisa mendapatkan wanita yang lebih cantik dariku"

"Mateen adalah mimpiku, sedari kecil saat pertama kali aku melihatnya, aku langsung bermimpi akan dirinya yang akan menjadi pasanganku, sudah beribu malam aku habiskan berimajinasi tentangnya, di saatnya semua akan menjadi kenyataan, tidak mungkin aku akan lari bukan"

Ucap Mia sembari meyakinkan diri, mungkin Mia terdengar seperti wanita egois yang tidak mementingkan perasaan orang lain, tapi inilah Mia, wanita dengan segudang ambisi dan halusinasi akan mateen, calon suaminya.

Mia pun segera mengetik pesan untuk Jaeffrey

To:Jaeffrey Jung

"Maaf Jaeffrey, mungkin ini akan terdengar sedikit egois dan tidak adil bagimu, aku akan bertunangan dengan Mateen, pangeran brunei yang sering aku ceritakan padamu dulu waktu kita masih sma, kau tahu bukan betapa aku sangat memimpikannya?, karena itu, aku memutuskan menerima pertunangan ini, jika kau membenci ku, aku tidak akan marah padamu, maafkan aku, Miamu  yang selalu menyusahkan mu, thankyou Jaef :(  "

Setelah menekan tombol enter, Mia langsung menghembuskan nafas lega, lega karena ia memilih Mateen, namun sedih akan meninggalkan pria sebaik Jaeffrey, namun, Mia pikir ini keputusan yang baik, bagi dirinya dan juga keluarganya.

Tengah sibuk dengan pikirannya, Mia di kejutkan dengan kedatangan Dayiena, adik nya yang sangat menyebalkan.

"Kau siap Mia, sebentar lagi kau akan bertunangan?"

"Hm" jawab Mia

"Aku sedih kita akan tinggal terpisah" ucap Dayiena jujur dari lubuk hatinya

"Tidak dayi, pernikahan ku satu bulan lagi, kita masih bisa bersama bukan?" jawab Mia menyemangati adiknya

Walaupun Dayiena menyebalkan, tapi Mia merasa beruntung, memiliki adik seperti Dayi, ia tidak pernah mempermalukan Mia, ia adik yang sangat membanggakan.

"Ooh adikku, sini ayo peluk aku"
ucap Mia sembari merentangka kedua tangannya lebar

Dayiena pun langsung menghambur kepelukan Mia, mereka pun asik berpelukan hingga seseorang mengganggu pelukan mereka


"Ekhem,maaf mengganggu kalian, Mia apa kau sudah siap?"





Hayo yang nongol siapa?, jgn lupa voment ya biar aku semangat terus sama cerita  Ellectricitá, dan makasi bgt buat kalian yang udh baca, u are my mood booster guys😆

ellectricitáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang