Chapter 8

12 1 0
                                        

Happy Reading❣️

*
*
*
*
*

Hari-hari yang telah dilalui oleh mereka berempat sangatlah berat. Tentunya juga mereka kesepian. Semenjak kehilangan Levan dan Krist, tak banyak perbincangan yang hangat seperti biasanya. Hanya susunan rencana untuk melawan para penyihir dan juga melindungi diri dari hewan buas.

“Aku ... lelah sekali,” Fanaya menekan dadanya, sesak. Ia sudah tak kuat berjalan sudah hampir tiga hari mereka terus berjalan tanpa tidur, istirahat pun hanya sepuluh menit.

“Kita harus cepat Fanaya, sudah banyak waktu yang kita buang,” dengus Zeon kesal. Tidakkah Zeon memiliki sedikit rasa kasihan kepada kedua gadis-gadis ini? Oh tolonglah, ini terlalu melelahkan.

“Sepertinya kita memang harus istirahat terlebih dahulu, Zeon,” usul Keivy dengan raut wajahnya yang pucat pasi.

“Hei, siapa yang mengusulkan perjalanan ini Kei? Bukankah dirimu? Seharusnya kau lebih semangat daripada kawanmu yang lemah itu,” tatapan dingin Zeon kembali ditujukan kepada Fanaya yang terududuk lemah di hadapan mereka.

“Zeon! Apakah kau berniat membunuh mereka?! Tidakkah kau merasa lelah?!” bentak Areza tepat didepan wajah Zeon.

“Tidak,” ucap Zeon singkat lalu meninggalkan mereka.

Tak lama setelah mereka semakin menyusuri jalan setapak, mereka menemukan sebuah pondok kecil yang sepertinya baru saja ditinggalkan oleh pemiliknya. Sepertinya, Zeon sedikit merasa bersalah akibat ucapannya yang menusuk itu kepada Fanaya. Lalu ia memutuskan untuk mengajak teman-temannya untuk beristirahat di pondok beberapa jam. Setidaknya, ada waktu untuk tidur.

“Apakah, tidak apa-apa?” Fanaya ragu akan ucapan Zeon. Pasalnya, ia benar-benar lelah saat ini pakaian yang basah karena keringat, dan wajah cantiknya itupun menghasilkan banyak bulir-bulir keringat.

“Tak apa, maafkan aku karena tadi berbicara tidak enak kepadamu,” ucap Zeon penuh penyesalan. Lalu ia meraih tangan Fanaya dan menuntunnya menuju ke arah pondok.

“Ahh ... aku akan berganti baju terlebih dahulu, lalu aku akan pergi mencari sumber mata air didekat sini,” Keivy segera menggunakan sihirnya supaya ia dapat mengganti pakaiannya dalam sekejap mata.

“Sepertinya, aku tadi melihat ada sumur didekat sini,” Areza memperhatikan sekitar berjaga-jaga jika ada binatang buas.

“Ah, benarkah?! Aku akan kesana!” girang Keivy lalu segera pergi untuk mencari sumur yang dimaksud oleh Areza.

"Aku ikut boleh?? Sekalian aku ingin bersih-bersih." ucap Fanaya memberhentikan langkah keivy, sekaligus meminta izin kepada yang lainnya.

"Ahh boleh saja tetapi jangan lama lama kita akan melanjutkan perjalanan sebelum hari matahari tenggelam." ucap Areza mengingatkan Keivy dan Fanaya.

"Baiklah." Jawab Keivy dan berlalu bersama Fanaya menuju sumur yang dimaksud oleh Areza.

Setelah Keivy dan Fanaya berlalu menjauh, Zeon dan Areza pun membicarakan bagaimana kelanjutan perjalanan nanti malam.

"Bagaimana jika musuh mengintai mereka berdua jika mereka tengah lengah??" tanya Areza yang khawatir dengan keadaan Keivy serta Fanaya.

"Ah mereka tidak apa apa disini aman," jawab Zeon menenangkan Areza.

"Semoga mereka baik baik saja," ucap Areza sembari menenangkan hatinya yang khawatir dengan keadaan mereka.

"Ya, semoga saja," ucap Zeon.

Sedangkan di lain tempat, Keivy serta Fanaya sedang membersihkan diri pun bergegas karena takut jika ada musuh yang mengintai mereka.

“Aku akan meminum sedikit air di sini,” ucap Keivy saat mereka akan bergegas pergi.

Scary AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang