Happy reading all❣️
*
*
*
*
*
“Lebih baik kita berdiam diri di sini terlebih dahulu,” ucap Zeon saat memperhatikan langit.
“Hum? Lalu kita harus mengulur waktu lebih lama lagi?” tanya Keivy dari dalam pondok.
“Kita lanjutkan besok pagi. Toh Fanaya baru saja siuman. Aku tidak ingin menambah beban saat di perjalanan nanti,” jawab Zeon sambil melirik Fanaya.
“Maaf,” suara Fanaya terdengar bergetar saat mengatakannya.
“Tak apa, Fanaya. Semua akan baik-baik saja,” Areza duduk di sebelah Fanaya seraya mengacak-acak rambutnya.
Keesokan paginya, mereka segera pergi menuju ke arah sebuah menara. Zeon merasa ada sesuatu yang menunggu mereka disana. Jadi, dengan semangat mereka berjalan ke arah menara tersebut.
Saat membuka pintunya, siapa sangka tiba-tiba ada sebuah pisau melesat ke arah mereka berempat, dengan cekatan, Areza dan Zeon berpindah ke posisi depan. Untuk melindungi Keivy dan Fanaya. Alhasil, mereka mendapat beberapa goresan di pipi. Untungnya tidak terlalu parah.
“Zeon! Apa kau baik-baik saja? Mari, aku obati lukamu,” ucap Fanaya khawatir.
“Tidak perlu! Untuk apa meminta pertolongan darimu bila nantinya jika energimu habis kau akan pingsan dan membuat kita semua khawatir padamu?” ucap Zeon kasar, “lebih baik kau pergi dari sini.”
“Tidak! Aku tidak akan pergi meninggalkan kalian semua! Akh,” ucap Fanaya sembari terduduk dengan goresan yang tiba-tiba muncul di wajahnya dan juga lengannya.
“Aku sudah bilang, kan? Pada akhirnya kau pula yang membuat kami khawatir!” sentak Zeon di hadapannya.
Keivy yang sedari tadi hanya diam membisu, kini segera menuju ke arah Fanaya dan mengobati lukanya sesuai petunjuk yang tertulis di buku Sang Nenek. Dan Keivy berhasil menyembuhkannya.
“Ayo kita lanjutkan perjalanan ini,” ucap Zeon dingin seraya pergi memasuki menara lebih dalam.Mereka pun berjalan mengikuti Zeon yang terlebih dahulu memasuki menara tersebut dengan penuh kewaspadaan.
Saat berjalan lebih dalam memasuki menara tersebut, tiba-tiba mereka di serang oleh beberapa orang berjubah hitam.
"Hati-hati kalian mereka mungkin saja membawa senjata lain selain yang mereka pegang!!" ucap Areza memberikan peringatan kepada Keivy serta yang lainnya, dan di balas anggukan oleh mereka.
Setelah itu mereka pun mulai melawan orang berjubah hitam itu dengan kekuatan mereka masing-masing.
"Keivy awas belakangmu!" ucap Zeon memperingati Keivy yang langsung di respon oleh Keivy, alhasil musuh langsung tumbang karena Keivy menyerang dengan lumanyan kuat.
Setelah beberapa menit mereka telah menumbangkan mereka semua.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda tadi.
***
"Ah, kenapa kalian sangat lambat?" tanya Zeon ketus, "aku ingin segera mendapatkan benda pusaka itu!" lanjutnya.
"Sabarlah, Zeon. Jika kita tidak berhati-hati, maka akan ada yang menjadi korban lagi, pastinya salah satu dari kita," ucap Fanaya memperhatikan sekitar.
Zeon mendesis kesal dan akhirnya berjalan lebih cepat. Fanaya yang memperhatikan gerak-gerik Zeon merasa aneh karena tingkahnya. Zeon tak pernah seantusias ini jika mengikuti suatu penjelajahan. Walaupun Mahoutokoro yang menyelenggarakan sekalipun, ia tidak pernah menunjukkan minatnya sama sekali.
"Ah, apakah kalian tidak capek?" tanya Areza santai bertujuan untuk memecahkan suasana yang sangat suram.
"Ah. Baiklah, ku turuti kemauanmu untuk saat ini, tapi jangan harap aku akan memberi kalian istirahat lagi. Sudah berapa banyak waktu yang terbuang hanya karena kita terlalu banyak istirahat?!" ucap Zeon dan segera mengucap mantra agar mereka tetap aman dari bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scary Adventure
Fantasybukan...ini bukanlah sebuah cerita tentang melawan seorang badboy atau melawan para guru sekolah. namun ini adalah sebuah kisah mereka. Kisah petualangan dari 6 sahabat sejati yang melindungi satu sama lain untuk mendapatkan sebuah benda pusaka yan...