Unboxing Kado

16 2 0
                                    

Seusai makan malam bersama keluarga, Arman kembali ke kamarnya, yang berencana melakukan ritual malamnya, yaitu push rank Mobile Legend.  Ia pun mengambil HP nya yang ditaruh di dekat aquarium besar yang daritadi dia charging. Aquarium itu berisi hewan peliharaannya kesayangan Arman. Bima namanya, seorang ular phyton sedang berwarna kuning pucat. Arman memang suka dengan reptil, terutama ular. Baginya ular adalah hewan yang keren dan unik, terutama di bagian corak, motif, dan warnanya. Bima ini adalah ular peliharaannya yang kedua setelah Yudis seekor ular pelangi yang memiliki motif warna yang layaknya pelangi yang telah mati 4 bulan sebelumnya.

Setelah dia mengambil Handphone nya, Arman membantingkan tubuhnya ke kasur. Tak berpikir panjang ia mengaktifkan handphonenya dan segera login Mobile Legend. Tak lama setelah itu, pintu kamarnya seperti diketuk dari luar.

“Man, Papa boleh masuk?”, suara keras terdenger dari luar yang ternyata Pak Leo, papa Arman.

“Masuk aja Pa, gk dikunci kok”, jawab Arman

Pintu kamar Arman pun dibuka, dan Papanya masuk.

“Ada apa, pa?”, tanya Arman

“Gini, Man, kamu kan keterima di di ITB, otomatis 1 bulan kedepan kamu harus segera pindah ke Bandung, di Bandung kan ada Om, tadi papa telepon sama Om, katanya di Bandung Om punya apartemen yang jarang dia tempati, di daerah Parahyangan, kata om kamu bisa tempati apartemen itu, ya... agak jauh sih dari kampusmu”, ujar Papanya yang memberikan solusi tempat tinggal kepada Arman selama Arman kuliah di Bandung.

“Boleh tuh, Pa”, jawab Arman sembari memainkan handphonenya.

“Ya udah nanti Papa kabari lagi ke om, biar dia siapkan apartemennya untukmu”,  jawab papa

“Iya, Pa”

“Ohhh iya, katanya temenmu Narda sama Rafael keterima juga ya?”, tanya papa

“Iya, Pa”

“Terus mereka tinggal dimana?”

“Katanya Nardha punya keluarga disana, jadi dia tinggal di rumah keluarganya, terus si Rafael katanya nge kos disana”, jawab Arman yang masih sibuk bermain Mobile Legend.

“Ohh yaudah, papa kembali ke ruang tamu ya, adekmu minta ajarin main catur”, ujar papa sambil senyum tenang ke arah Arman.

“Iya, pa”, jawab Arman.

15 menit sudah terlawati, Arman masih sibuk bermain game, seolah tak ada yang bisa mengganggunya bermain game. Di akhir permainannya, raut muka Arman yang awalnya biasa dan fokus bermain game berubah menjadi raut muka kesal. Gimana tidak kesal, player lain yang se tim dengan Arman seperti sedang bermain dengan kondisi mata yang ngantok.

“Ahh.... Tau ah, tim gak guna, susah payah hancurin turret, malah yang lain kecelongan, kalah deh ini”, kesal Arman dengan pemain lainnya yang menjadi satu tim dengannya.

“Tau ah, rank gue jadi turun, males buat main lagi”, ucap Arman yang ngobrol sendiri di kamarnya.

Setelah dia keluar dari game, tak lama ada notifikasi WhatsApp masuk. Arman penasaran, siapa yang malam-malam seperti ini ngechat dia. Setelah di WA nya, dia sadar bahwa gadis cantik yang ngejar dia terus terus tanpa kenal lelah itu ngechat dia. Siapa lagi kalau bukan Amanda.

“Hai Arman, gimana kadonya, udah dibuka?”, isi chat Amanda yang menanyakan soal kado yang dia berikan ke Arman.

Saat itu Arman pun juga lupa, akhirnya dia mengeluarkan kadonya itu dari dalam tasnya. Setelah itu dia meng-unboxing isi kado itu. Setelah dibuka ternyata di dalamnya terdapat sebuah kaos hitam pekat dengan sablon khas milik brand lokal yang cukup melejit, Thanksinsomnia . Dan kaos itu adalah salah satu kaos yang dicari oleh Arman. Tak lama dia mengambil HP nya yang dia taruh di kasurnya.

“Ini beneran buat aku?”, balas chat Arman

Tak menunggu waktu lama Amanda membalas

“Iya Arman, itu buat Arman”, jawab Amanda

“Hmmm.... Okeh deh, thank you”, ucapan Arman

“Iya Arman, Arman suka dengan hadiahnya?”, tanya Amanda.

“Biasa aja sih, ini juga aku punya di lemari, tapi warnanya putih, ini yang hitam”, alasan Arman yang sebenarnya dia belom punya kaos dengan design yang diberikan Amanda, dan kaos itu juga adalah salah satu kaos yang dia suka dan kaos itu adalah salah satu kaos yang ingin dia beli

“Tapi gpp lah, Arman terima kok, Terima kasih”, balas chat Arman lagi.

“Arman suka?”,  tanya Amanda via chat

“InsyaAllah suka”, jawab Arman yang singkat, jelas, dan padat.

“Ohhhh ya, Arman kan habis ini ke Bandung, Arman tinggalin Amanda, Amanda boleh gk minta satu permohonan”, ujar Amanda dengan mengirim stiker wajah melas.

“Apa?”

“Mau gak temenin Amanda nonton dan jalan jalan besok malam, supaya Amanda bisa mengenang perpisahan ini”, permohonan Amanda ke Arman.

“Enggak”, balas chat Arman dengan santai.

“Ayolah, ini terakhir kali, Amanda kan juga gak tau, apakah Amanda bisa nyusul Arman ke Bandung atau gak”, balas Amanda sambil mengirim stiker melas dan sedih.

Arman pun berpikir keras, otaknya hingga terasa mendidih. Arman berpikir kalau dia tak turuti permohonan Amanda itu, kasihan juga Amanda, ini juga pertemuan terakhir, seorang Arman yang punya hati Benteng Van Den Bosch juga punya perasaan kasihan ke seseorang. Tapi kalau dia turuti permintaan Amanda, malam itu akan terasa panjang dan lama, hingga membuat nantinya malas dan badmood.
Dengan pertimbangan yang keras, akhirnya Arman mengiyakan ajakan Amanda.

“Hmmm... Ya deh”, balas Arman.

“Makasi Arman, besok Arman jemput Amanda ya dirumah, Arman tau kan rumah Amanda?”, jawab Amanda yang mungkin di dalam hati bersorak sorai kegembiraan, seperti telah memenangkan undian jackpot.

“Tau”, balas Arman yang selalu padat, jelas, dan singkat.

“Oke, Amanda tunggu ya besok”, balas Amanda yang cukup cepat membalas chat.

“Iya”, jawab Arman sambil mematikan HP nya.

Arman terbaring lemas di kasurnya, seolah dia sedang akan tertimpa suatu malapetaka yang besar. Arman juga manusia yang pernah sakit hati, dia mengiyakan permohonan Amanda karena dia juga takut Amanda sakit hati. Arman juga berharap besok si cewek itu tidak minta yang aneh aneh, cukup nonton dan jalan jalan sebentar.

Patah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang