Rest Area

31 2 0
                                    

Tak jauh dari tempat mereka berhenti, sekitar 2,5 km, terdapat rest area yang dimaksud oleh Arman dan Narda. Mereka berhenti sejenak dan mampir ke warung yang ada disana. Rafael memesan segelas teh hangat, sedangkan Arman dan Nardha memesan segelas kopi hitam. Mereka beristirahat sambil menunggu keadaan Rafael memulih.

“Maaf ya guys, gara gara gue, kita jadi sedikit terlambat sampai ke Bandung”, sesal Rafael dengan raut muka yang masih lemas.

“Udah gapapa, toh juga mesin mobil Arman pasti panas, kita juga tunggu mesin mobil Arman dingin dulu”, jawab Narda.

“Iya, lagian tadi di jalan, gue sempet kerasa ngantuk, jadi gue pesen kopi biar gk ngantuk lagi di jalan”, tambah Arman yang sambil menyeruput secangkir kopi yang di pesan.

“Lagian kita dijalan itu yang utama itu keselamatan, bukan cepat sampai tujuan”, ujar Narda.

“Gakpapa kita terlambat yang penting itu selamat”, tambah Narda.

Rafael mengangguk anggukan kepala secara pelan, indikasi bahwa Rafael mengerti maksud kata kata Narda.

“Ohhh iya guys, nanti kalau kita udah sampai di Bandung, kita mampir ke rumah om ku dulu, setelah itu kalian bisa tidur di apartment om ku dulu, besoknya kalian aku antar ke tempat tinggal kalian masing masing”, ajak Arman kepada kedua sahabatnya itu.

“Boleh deh”, jawab Narda.

“Gimana loe Raf, gapapa kan?”, tanya Arman ke Rafael.

“Gue sih terserah yang nyupir, gue kan cuman numpang aja disini”, jawab Rafael sambil nyengir yang terlihat sudah mulai waras lagi.

“Oke deh”, jawab Arman.
Sudah 30 menit mereka beristirahat di warung itu. “Yuk guys, kita cabut lagi”, ajak Arman yang mulai melirik ke jam tangannya yang mengikat di tangan kirinya.

“Yuk lah”, sahut Narda dan Rafael secara bersamaan.

Arman mulai berdiri dan mengambil dompet dari saku belakangnya berniat ingin membayar pesanannya dan pesanan kedua sabahatnya itu. Seusai membayar mereka berjalan ke arah mobil di parkiran dan segera cabut dari tempat itu.

Patah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang