1. Pekerjaan

92K 7K 2.5K
                                    

"Hey Na Jaemin. Pergilah jangan ganggu pemandangan kami. Kau benar-benar jalang murahan”

“Masih berani datang ternyata dia. Dimana rasa malunya?”

“Aku rasa dia benar-benar tidak punya muka.”

“Jaemin-ah, aku ingin menyewamu. Berapa hargamu semalam?”

Jaemin mencoba untuk menulikan pendengarannya. Hatinya sakit saat ia mendengar cibiran orang-orang itu. Omongan mereka tidak benar, oleh karena itu dia ingin mengabaikannya. Mereka mengolok-oloknya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Jangan dengarkan mereka. Fokus saja pada tujuanmu Na Jaemin” Jaemin mengacuhkan hinaan mereka, hanya sementara. Ini hanya sementara.

Bugh

Jaemin terjatuh saat ada seseorang yang menabraknya dari arah depan. Itu orang yang paling ingin Jaemin hindari di sekolah ini. Lee Jeno.

Sebut saja Jaemin takut karena memang itu faktanya, Jaemin tidak ingin berurusan dengan Jeno karena pasti urusannya akan panjang.

“M-maafkan aku. Aku tidak sengaja” Jaemin menundukan kepalanya saat dirasa Jeno memandangnya tajam

“Ck. Kau menghancurkan mood baikku”

“M-maaf” Jaemin hanya menggumamkan kata maaf sedangkan Jeno hanya mendorong tubuh Jaemin hingga Jaemin terjatuh.

“Cih, lemah” Jaemin tidak menangis, dia tidak selemah itu untuk menangis saat tertindas seperti ini. Ia sudah terbiasa ditindas.

Semua siswa disana hanya diam tidak menghiraukan Jaemin. Lagipula siapa yang berani melawan seorang Lee Jeno dengan menolong jalang rendahan seperti Jaemin?  Mereka tidak ingin harta yang mereka miliki hilang seketika karena melawan Lee Jeno.

****

Jaemin mengayuh sepedanya lebih cepat lagi. Dia tidak ingin bosnya marah dan berakhir dengan memecatnya. Namun sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padanya sekarang.  Sepeda Jaemin menabrak mobil di depannya. Tentu saja pemilik mobil itu keluar. Dia merutuki dirinya sendiri saat yang keluar dari mobil itu adalah seseorang yang benar-benar ia takuti.

“M-maaf” Hanya itu yang keluar dari mulut Jaemin. Jaemin bergetar saat Jeno menghampirinya. Suasananya perlahan menjadi menegangkan.

“Kau lagi” Ucapan Jeno terasa menusuk. Jaemin semakin ketakutan saat merasakan tangan Jeno mencengkram rahangnya.

“Berani sekali kau menabrak mobilku. Kau tau berapa harganya? Bahkan harga sewamu semalam tidak akan bisa membayarnya” Jaemin semakin bergetar. Matanya sudah berair. Jaemin memang kuat, namun menghadapi Jeno adalah suatu hal yang tidak ingin ia lakukan.

“Jen sudahlah. Ia tidak sengaja” Seseorang turun dari mobil Jeno. Jaemin rasa itu adalah kekasih Jeno karena Jeno langsung menurut padanya. Seseorang itu tampak manis.

“Dengar, jika sekali lagi kau membuat masalah denganku, aku akan membuatmu menderita. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku” Setelah itu Jeno melepaskan cengkeramannya dengan kasar sampai membuat Jaemin terdorong ke belakang.

“Maafkan Jeno. Emosinya sedang tidak stabil. Ku harap kau tidak memasukannya ke dalam hati.” Jaemin hanya mengangguk kaku. Orang itu mengerti, Jaemin pasti ketakutan. Orang itu lalu mengusap lengan Jaemin hingga membuat Jaemin sedikit tenang.

“Kenalkan. Aku Lee Haechan. Adik Jeno” Eh, ternyata hanya seorang adik. Jaemin kira dia adalah kekasihnya. Jaemin tidak pernah melihat Haechan sebelumnya.

“Kenapa? Kau mengira aku kekasihnya Jeno? Kami memang kembar tidak seiras. Makanya banyak yang mengira kami sepasang kekasih padahal faktanya kami hanya sepasang anak kembar”

Jaemin hanya tersenyum canggung menanggapi Haechan. Jaemin merasa tidak percaya diri saat berhadapan dengan Haechan.  Haechan sangat manis, anggun, modis, juga rendah hati. Wahh, orang kaya memang beda, pikir Jaemin.  Jaemin memperhatikan penampilannya. Dia hanya menggunakan sepeda jelek dan baju yang terlihat sekali murahnya. Berbeda sekali dengan Haechan yang kelihatan serba mahal.

“Siapa namamu? Kau tidak bicara sejak tadi”

“Jaemin. Na Jaemin” Haechan terdiam seperti memikirkan sesuatu. Lalu dia mencoba menetralkan raut wajahnya dan tersenyum pada Jaemin.

CHAN CEPATLAH” Suara klakson terdengar berbarengan dengan suara Jeno

“YA YA BAIKLAH. Sampai jumpa Jaemin, kuharap kita bertemu lagi. Daah”

Jaemin hanya melambaikan tangannya membalas Haechan. Jaemin bersyukur setidaknya Haechan tidak seperti Jeno. Haechan terlihat baik hati.

****

“Sudah berapa kali kau terlambat di bulan ini Jaemin? Kau tau kan kalau bukan hanya kau yang memerlukan pekerjaan ini. Banyak orang diluar sana yang aku abaikan demi menerimamu untuk bekerja disini. Dan disini dengan seenaknya kau menyia-nyiakan pekerjaanmu.”

“Maaf hyung, ada sedikit masalah tadi. Aku berjanji tidak akan terlambat lagi”

Bosnya Jaemin menghela napas mendengar perkataan Jaemin. Dia memang sedikit kasihan pada Jaemin, tapi jika Jaemin sendiri tidak disiplin, ia terpaksa memecatnya. Lagipula bukan hanya Jaemin yang sibuk disini.

“Maaf Jaemin, tidak sekali dua kali kau mengatakan itu. Disini bukan hanya dirimu saja yang sibuk. Aku juga sibuk. Maaf, tapi kau dipecat. Gajimu sudah aku simpan di lokermu. Tenang saja, aku memberikanmu sepenuhnya.”

Jaemin termenung, bagaimana ia bisa membiayai kebutuhan hidupnya jika ia dipecat? Belum lagi adiknya sekarang membutuhkannya.

Hyung, tidak bisakah kau memberiku kesempatan?”

“Maaf Jaemin. Kau bisa menghubungiku jika butuh bantuan, tapi untuk bekerja disini lagi, maaf”

“Yasudah tidak apa-apa. Terimakasih hyung

Jaemin keluar dari tempat kerjanya. Ia sedikit putus asa saat ia kehilangan pekerjaannya yang paling bagus. Jaemin tidak bisa mendapatkan cukup uang jika hanya mengantar koran. Lagipula di zaman sekarang siapa yang membaca Koran? Semuanya sudah tersedia di internet.

Jaemin memutuskan untuk mencari pekerjaan lain.

To Be Continue

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blesser || Nomin ☑️ (Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang