Koreksi kalau ada typo
Happy Reading
Jaemin sedang duduk nyaman di kantin sambil memakan burgernya, sebelum ada seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menamparnya. Jaemin berdiri sambil memperlihatkan wajah datarnya
“Kau ini apa-apaan?”
“Pasti dirimu yang membuat orangtuaku bertengkar iyakan?” Jaemin mengangkat sebelah alisnya dan menatap datar perempuan itu
“Kau membuat orangtuaku bertengkar karena ayahku menyewa jalang sepertimu. Kau tau bahwa kau jalang murahan yang hanya bisa menghancurkan hubungan setiap orang yang menyewamu. Kau adalah manusia terhina yang pernah aku temui. Kau jalang rendahan menjijikan. Cuih”
Jaemin memejamkan matanya menahan emosi. Tangannya mengepal saat wanita itu meludahinya. Wanita itu meludah tepat di wajah Jaemin membuat emosi Jaemin membludak. Jaemin masih bersabar jika wanita itu hanya marah, namun saat Jaemin diludahi, ia tidak sabar.
Plakk
Suara tamparan menggema di heningnya suasana kantin. Siswa dan siswi disana kaget karena keberanian Jaemin untuk menampar perempuan itu di tempat umum. Tentu saja mereka kaget. Jaemin yang bertingkah seperti kucing yang selalu menurut kini berani untuk melukai seorang wanita.
Wanita itu memegangi pipinya yang terasa panas. Tamparan Jaemin tidak main-main. Tentu saja, bagaimanapun juga Jaemin tetaplah laki-laki meskipun dia submissive. Tenaganya jauh lebih besar dari wanita.
“Jangan hanya karena aku bekerja sebagai seorang jalang kau bisa seenaknya menuduhku melakukannya dengan ayahmu. Lagipula kenapa kau menyalahkanku? Ayahmu yang menyewa jalang. Salahkan saja ayahmu, kenapa dirinya bermain mata. Aku menjadi jalang pun memilih. Aku tidak pernah menjual tubuhku pada pada seseorang yang sudah mempunyai istri atau pasangan.. Jangan hanya karena kau tahu aku adalah seorang jalang, kau melampiaskan amarahmu padaku”
“Tapi kau bekerja di-“
“Ya, aku memang bekerja di bar itu. Tapi apakah hanya aku? Bukan aku saja yang bekerja disana. Choi Yujin bekerja disana. Jeon Somi bekerja disana. Lee Daehwi bekerja disana dan bahkan sahabatmu, Park Xiyeon pun bekerja disana. Kenapa kau hanya menyalahkanku? Kau pikir aku mau menjual tubuhku pada seorang pria tua berperut buncit? Tentu saja tidak”
Wanita itu tidak mengeluarkan suaranya, ia masih memegangi pipi merahnya sambil menatap marah Jaemin. “Dan lagi nona, kita bahkan tidak saling mengenal. Bagaimana kau bisa menyalahkanku disaat sahabatmu sendiri juga adalah seorang jalang disana? Bisa jadi kan dia yang bermain dengan ayahmu? Kau tanya saja padanya. Ah, Aku memang seorang jalang. Tapi aku tidak serendah itu untuk menghancurkan hubungan orang lain sepertimu”
Jaemin melangkah menjauhi area kantin. Hatinya masih panas dan dia butuh pelampiasan untuk melepaskan emosinya. Ia pergi ke rooftop untuk menenangkan hatinya.
****
Jaemin duduk sambil merenung di Rooftop. Dia menyenderkan tubuhnya di dinding pembatas. Dia ingin berhenti dari pekerjaannya, namun ia tidak bisa. Terlalu sulit dan terlalu banyak uang yang dibuang jika ia berhenti.
“Aku harus apa? Demi Tuhan aku lelah dengan ejekan mereka”
“Kalau begitu berhentilah” Jaemin menolehkan kepalanya ke arah pintu. Ia menghela napas lelah saat melihat Jeno yang mengganggu pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blesser || Nomin ☑️ (Unpublish)
Fanfiction[complete] BACA DULU DESCRIPTION. DILARANG MEMBAWA/SS CERITA SAYA UNTUK DIJADIKAN KONTEN DI TIKTOK ATAU PLATFORM LAIN. PLEASE Berapa lama Jaemin harus menderita? 3 tahun ? 7 tahun ? Atau mungkin.. Selamanya? Start - 07052020 End - 28052020 Warn! B...