6. Tak Apa Kan Kalau Mewujudkannya?

35.7K 5.5K 2K
                                    

Happy Reading

Jaemin berlari di koridor sekolah Jisung. Ia langsung kesini saat mendapatkan telepon bahwa Jisung mengalami kecelakaan di sekolah. Pihak sekolah langsung membawa Jisung ke rumah sakit, namun Jaemin dipanggil terlebih dahulu ke sekolah karena Jisung terlibat perkelahian.

“Apa yang terjadi pak?”

“Jisung terjatuh dari lantai 2” Mata Jaemin membola. Hey, lantai 2 itu tidak dekat.

“T-tapi bagaimana keadaannya sekarang? Aku boleh mengunjunginya?”

“Tenang Tuan Na, Jisung sudah dibawa ke rumah sakit oleh wali kelasnya. Saya memanggil anda kesini karena sebelum terjatuh, murid lain melihat Jisung berkelahi” Jaemin menghela napas. Setidaknya Jisung segera di bawa ke rumah sakit oleh gurunya.

“Berkelahi? Tapi dengan siapa? Jisung berbuat salah?”

“Ini anak yang berkelahi bersama Jisung” Jaemin mengalihkan pandangannya pada murid yang bernametag Han Dongpyo. Dongpyo sedang bersama ibunya.

“Boleh aku tau kenapa kau berkelahi dengan Jisung?” Tanya Jaemin lembut

“Adik anda memukul anak saya” Yang menjawab malah Ibunya Dongpyo

“Maaf nyonya, saya bertanya pada anak anda”

“T-tapi Jisung memang memukulku” Jawab Dongpyo takut-takut.

“Kau yang dipukul oleh Jisung, tapi kenapa Jisung bisa terjatuh?” Dongpyo hanya diam. Dia takut pada Jaemin. Sedangkan Jaemin hanya tersenyum. Tidak dapat dipungkiri bahwa Jaemin juga sangat marah. Tapi, sebisa mungkin ia tahan karena ia menghormati orangtuanya

“Anak saya terluka dan saya meminta ganti rugi” Ibunya Dongpyo bicara dengan nada sinis pada Jaemin.

“Dengar nyonya, saya mengenal adik saya. Jisungku tidak akan marah pada hal kecil. Jika ia memukul anak anda kemungkinan besar anak anda telah melakukan kesalahan fatal yang menyebabkan Jisungku marah dan memukulnya. Coba anda tanyakan pada anak anda apa yang anak anda lakukan pada Jisungku” Jaemin tidak ingin memperpanjang masalah ini jadi dia mencoba untuk melepaskan Dongpyo

“Memang seperti inikah sikap orang miskin? Tidak bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya?” Tapi pembicaraan ibunya Dongpyo terlalu kasar. Padahal jaemin yakin anaknya lah yang bersalah. Jaemin tidak menanggapi Ibunya Jisung. Ia berbalik pada Guru Jisung

“Pak, anda bisa memberikan hukuman pada Jisung agar Jisung jera dan tidak berkelahi lagi. Aku tidak keberatan. Bisakah aku menjenguk adikku sekarang?”

“Ya, tentu. Silahkan. Akan saya tanya juga kepada beberapa murid alasan mereka berkelahi. Dan  kan ku kirimkan juga alamat rumah sakitnya”

“Ya, terimakasih” Jaemin segera beranjak dan pergi, namun sebelumnya

“Ahh, Nyonya Han, Aku memang orang miskin, tapi aku masih mempunyai rasa malu. Keadaan adikku lebih parah daripada anak anda. Tapi apakah aku meminta ganti rugi? Aku rasa anda lah yang tidak bertanggung jawab terhadap apa yang anda lakukan. Dan ya, pasti anak anda yang mendorong Jisungku kan?” Setelah mengatakan itu Jaemin meninggalkan sekolah Jisung mengabaikan kemarahan Nyonya Han.

Diluar sekolah, Jaemin menangis tidak kuat menahan rasa khawatir pada adik bungsunya itu. Ia takut apa yang terjadi pada Chenle terjadi juga pada Jisung.

****

Jaemin diam termenung di kelasnya. Ia memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu dekat.

Flashback

“Jisung terjatuh dari ketinggian 3 meter dan cukup banyak mengeluarkan darah. Tulang belakangnya juga retak, benturan di kepalanya juga cukup keras. Akan ada kemungkinan bahwa Jisung mengalami kebutaan sementara karena saraf penglihatannya terganggu. Dan juga, kami butuh pesetujuan anda untuk melakukan operasi”

Blesser || Nomin ☑️ (Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang