"Napa tu muka? Kusut banget?" tanya Salsa.
"Paling juga Alfa lagi," sahut Clara.
"Yoi," ucap Dinda dan Salsa serempak.
"Sahabat sedih bukannya dihibur, ini malah dikecengin," celoteh Sea.
"Ngambek," ucap Salsa.
"Tau lah," balas Sea.
"Yaelah sea Lo ikhlasin aja tuh si Alfa, udah ada Raihan juga kan," timpal Clara.
"Raihan itu sahabat Sea dari kecil. Jadi gak mungkin Sea bisa suka sama dia,"
"Serah Lo dah,"
"Pasang yang kuat benteng Lo,"
Kring kring
Bel berbunyi menandakan semua murid harus kembali ke kelas untuk mengikuti pembelajaran.
"Yuk masuk," ajak Clara.
Semua membahas ajakan Clara hanya dengan anggukan. Mereka masuk ke dalam kelasnya.
Tak lama Bu Ari masuk juga.
"Siang anak-anak!" sapa Bu Ari.
"Siang Bu," balas seisi kelas.
"Sekarang kita bahas tugas kemarin,"
Suasana pembelajaran berjalan khusuk. Hingga tiba jam di mana saat itu lah yang paling ditunggu-tunggu.
"Baik. Sampai disini dulu. Ibu akhiri Assalamu'alaikum,"
"Waalaikum salam Bu,"
Para murid pun bergegas menuju kantin untuk melakukan ritual mengisi perut mereka.
"Lo gak ke kantin?" Sea menggeleng menjawab pertanyaan Salsa.
"Ya udah kita duluan ya," ucap Dinda.
"Huahhhhh males banget nih hari," keluh Sea.
Sea meletakkan kepalanya disela-sela tangannya dimeja.
"Lo ngapain tidur di kelas?" ucap seorang pria.
Sea mendongak kan kepalanya dan menatap pria di depannya.
"Raihan ngapain?"
"Nih makan,"
"Sea gak laper,"
"Ck,"
Raihan jadi gemas sendiri dengan sea. Ia duduk disebelah sea.
"Buka mulut Lo,"
"Gak Raihan,"
"Buka Sea,"
Sea akhirnya pasrah dan mulai membuka mulutnya. Raihan menyuapi Sea layaknya anak kecil.
"Enak?" Sea hanya mengangguk.
"Oh jadi gini prilaku Lo di belakang gue? Katanya suka sama gue tapi nyatanya malah suap-suapan sama laki-laki lain,"
Ya suara itu jelas Sea sangat mengenalnya. Itu suara Alfa.
Sea menoleh dan melihat Alfa di ambang pintu kelasnya.
"Alfa," lirih Sea.
"Dasar selain psikopat Lo juga murahan," ucap Alfa yang diiringi tawa.
"Alfa kok ngomong gitu?" tanya Sea.
"Ck.. dasar murahan lo. Untung gue gak suka balik ke Lo," ucapan Alfa kali ini membuat benih bening Sea lolos berjalan di pipinya.
"Sea gak murahan," balas Sea diiringi Isak tangisnya.
Alfa tertawa lepas disana hal itu membuat Sea bingung akan sikap Alfa.
Pria ini suka sekali melihat sea menangis. Menyakiti hati Sea memang sudah menjadi kebiasaan Alfa.
"Gue harap Lo bisa buka mata Lo bro," ucap Alfa seraya menepuk pundak Raihan.
Rahang Raihan sudah mengeras, tangannya pun sudah terkepal kuat.
Raihan menahan emosinya, karena ia tau jika ia pukul Alfa disini maka Sea akan membencinya.
Seberapapun Alfa menyakiti Sea, gadis itu tak ingin melihat ada orang yang menyakiti balik sang pujaan hati.
Bagi Sea melihat senyum Alfa adalah anugrah. Jadi itulah alasan mengapa ia selalu menahan agar Raihan tak menyakiti alfa.
"Hiks..hiks...hikss..Alfa kenapa benci banget sih sama Sea?" tanya Sea.
"Karena Lo seorang pembunuh," balas Alfa dengan senyum devil andalannya.
Degg
Hancur? Jelas itu yang dirasakan oleh Sea sekarang. Sudah dua kali dalam sehari ini Alfa menyebutnya seorang pembunuh.
Tanpa ba-bi-bu Sea langsung meninggalkan Alfa dan berlari tanpa arah.
"Bro kita emang temen lo, tapi Lo harus sadar omongan Lo udah bikin hati orang hancur." Ucap Rian menasehati Alfa.
Alfa hanya tersenyum sinis mendengar nasehat dari sahabatnya itu.
"Lo harus sadar, dia itu wanita," sahut Angga.
"Yoi. Lo sekarang mungkin benci sama dia, tapi inget bro kelakuan Lo sekarang mungkin akan mendatangkan penyesalan di kemudian hari," kali ini Rizal angkat bicara.
"Gue harap Lo jauhi sea," ucap Raihan.
"So pasti," balas Alfa.
Raihan menyusul sea. Ia takut akan terjadi apa-apa terhadap sea.
Raihan terus mencari sea namun nihil tak ada sea dimana pun.
"Lo kemana sea?" tanya Raihan kepada dirinya sendiri.
Dilain tempat
"Ya Tuhan kenapa Sea harus lahir ke dunia jika di dunia Sea hanya menderita? Kenapa Tuhan ambil bunda dari Sea? Kenapa Tuhan memberikan ujian seperti ini?" Sea bermonolog meratapi nasibnya.
Hancur dan kecewa itulah yang dirasakan oleh Sea. Seberapa ia mencoba untuk kuat pertahanan itu akan hancur jika ia di bentak oleh Alfa dan juga Bisma ayahnya.
Namun seberapa kecewa nya ia terhadap dua makhluk itu rasa cinta Sea lebih dari rasa kecewanya.
"Kapan ayah dan Alfa bisa berhenti bilang kalo Sea itu pembunuh?"
"Kapan Tuhan?"
Sea masih setia untuk menangis. Tanpa sadar ada seseorang yang mendengar semua isi hati sea tadi.
"Kamu harus kuat Sea," ucap wanita bertudung hitam yang bersembunyi dibalik pohon.
"Saya yakin kamu anak yang kuat," lanjutnya.
Sea mulai lelah menangis ia mengusap air matanya dan berjalan untuk pulang. Menurutnya tak mungkin ia kembali ke sekolah dengan keadaan kacau seperti itu.
Dan dia juga tak mau jika Alfa melihat Sea dengan keadaan seperti ini.
Sea berjalan menelusuri jalanan yang sepi. Sea terhenti ketika melihat anak kecil sedang menangis.
Sea menghampiri anak kecil itu.
"Adik kenapa?" tanya Sea.
"Kakak aku laper," ucap anak kecil itu.
"Nama adik siapa?"
"Adelia,"
"Oh,yaudah Adelia ikut kakak ke warung depan ya,"
Adelia hanya mengangguk dan mengikuti langkah Sea.
Menghargai walau tak pernah dihargai
Aleasea
Bersambung...
Sampai disini dulu ya.
Gimana ceritanya?
Bosen gak?Jangan lupa vote ya
Thanks udah mau baca,vote,dan comen
Follow yuk Ig gue: @ikamuslikatun_017
KAMU SEDANG MEMBACA
Aleasea [ON GOING••]
Подростковая литература[Jangan lupa follow sebelum baca ya] Ini bukan cerita tentang badboy yang bertemu dengan goodgirl ataupun badgirl bertemu dengan goodboy bukan pula cerita tentang badgirl bertemu dengan badboy ini kisah seorang gadis yang sama sekali tak merasa bah...