13

1.1K 67 6
                                    

"dah." Ucap Sea kepada Raka.

Raka melirik sekilas Sea,

"Ok." Balas Raka singkat.

Mereka berdua berjalan menuju kasir untuk membayar novel yang diambil Sea.

Sesampainya dikasir penjaga kasirnya malah senyum-senyum melihat Raka dengan Sea.

Sea mengerutkan keningnya heran.

"Kenapa?" Tanya Raka.

"Mbak-mbaknya senyum-senyum terus." Balas Sea.

Raka lalu menatap penjaga kasir itu lalu memberi sorotan tajam yang mematikan.

"Ngapain?" Tanya Raka cuek.

"Kalian pacaran?" Tanya penjaga kasir itu.

"Iya." Jawab Raka sinis.

Jawaban itu lalu menuai tatapan tajam dari Sea. Raka terkekeh pelan melihat tingkah Sea.

"Bukan." Sahut Sea.

Penjaga kasir itu menjadi bingung sendiri gara-gara jawaban dari keduanya.

"Kurang akur ya?" Tanya penjaga kasir itu lagi.

"Udah deh mbak, mbak mending itung aja berapa totalnya. Jangan banyak nanya." Balas Sea sewot.

Raka yang melihat itu hanya menahan tawanya. Wajah Sea sudah memerah menahan malu dan itu semakin membuat Raka gemas.

🍁🍁🍁

Setelah melakukan pembayaran Raka dan Sea melangkah keluar dari dalam toko buku itu.

Baru beberapa langkah mereka melangkah sudah ada tangan yang menarik pergelangan Sea.

Sontak Sea jadi terhempas kebelakang. Raka yang merasa pergelangan Sea sudah tak digandengnya lagi menoleh kebelakang.

"Ngapain lu bawa Sea kesini?" Tanya pria yang menarik Sea tadi.

"Apa urusan lu." Tanya balik Raka.

"Lu jangan macem-macem ya."

"Apa lu."

"Udah cukuppp." Teriak Sea melerai perbedaan konyol mereka.

"Rizal, Raka hanya beliin Sea novel-novel ini kok." Ucap Sea meyakinkan Rizal.

Ya pria yang menarik tangan Sea tadi adalah Rizal. Kenapa Rizal bisa sampai disini? Karena dia tadi menghantarkan mamanya untuk membeli novel mariposa yang lagi buming-bumingnya.

"Kenapa gak ngomong sama gue aja. Gue yang bakal beliin lu Sea." Ucap Rizal.

"Kenapa lu cemburu?" Kali ini Raka yang menyahut.

"Kalo iya kenapa hah?" Emosi Rizal sepertinya sudah tak dapat dibendung lagi.

"Terus mau lu apa sekarang?" Tanya Raka.

Tatapan mereka berdua semakin tajam. Mereka menatap satu sama lain dengan tatapan kebencian.

Sea yang melihat raut wajah Rizal kini paham harus melakukan apa.

Sea langsung menarik tangan Rizal untuk pergi dari hadapan Raka.

Sea mengela napasnya kasar lalu menatap Rizal.

"Rizal kenapa marah-marah sih?"

"Lu gak bakal paham."

"Harusnya Rizal gak gitu."

"Sea.."

"Sea gak suka sikap Rizal."

"Gue cemburu Sea, gue cemburu liat lu sama dia. Apalagi dia musuh gue Sea."

Penuturan Rizal mampu membuat Sea terbungkam beberapa saat.

"Kalo dia musuh Rizal bukan berarti musuh Sea juga." Balas Sea.

Sea langsung melangkah pergi setelah mengatakan itu.

Rizal mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Lu gak tau Sea, gue kesini disuruh Alfa. Dia gak mau lu deket sama Raka Sea."

"Dan lu gak tau Sea gue sayang sama lu. Apa salah gue cemburu Sea?"

Rizal menghela napasnya panjang, memutar kakinya untuk kembali kebelakang.

Rizal kembali ketoko buku itu untuk menemui Raka lagi.

"Mau lu apa?" Tanya Rizal.

"Lu mau jatuhin Alfa lewat Sea?" Lanjutnya.

"Gue gak sepicik itu." Balas Raka cuek.

"Jadi kenapa lu deketin Sea?"

"Karena gue suka sama dia."

"Bangsat..." Umpat Rizal.

Bughhhh

Satu hantaman kuat mendarat tepat dipipi Raka. Raka mengelus pipinya yang sudah memerah itu.

Bughhh

Raka membalas tonjokan dari Rizal.

"Gue harap lu jauhin Sea." Ucap Rizal.

"Gak akan pernah." Sahut Raka.

"Bangsat, mau lu apa njing.."

"Gue cuma mau Sea jadi milik gue."

Setelah mengucapkan itu Raka memilih untuk pergi dari hadapan Rizal.

Selang beberapa menit Rian dan Angga datang menghampiri Rizal.

"Yan, lu anterin nyokap gue pulang." Titah Rizal.

Rian hanya membalasnya dengan dengusan napas yang panjang.

"Kunci." Ucap Rian.

"Nih.." Balas Rizal.

Rizal melemparkan kunci mobilnya dan langsung ditangkap oleh Rian.

"Lu berantem sama Raka didepan Sea?" Tanya Angga kepo.

"Adu pukulnya gak." Balas Rizal.

"Sea marah gak?"

"Hmm..." Dengus Rizal.

"Kalo Sea marah terus rencana pesta ultahnya gimana?"

Rizal menggeleng tanda tak tau harus menjawab apa.

Rizal terus memikirkan Sea, bagaimana jika Sea benar-benar marah dengannya?

Bagaimana jika Sea sudah tak mau berbicara dengannya?

Kepala Rizal seakan ingin pecah memikirkan gadis itu. Kenapa begitu sulit untuk meluluhkan hati seorang Sea.

"Mending kita temui Alfa." Ucap Angga.

"Papah gue tolol."

"Baru juga kena satu hantaman lu, dasar lemah."

"Bacod."

Angga memapah Rizal menuju mobilnya. Mereka berdua berjalan menuju rumah Alfa untuk mengobati luka Rizal.

Setelah beberapa menit mobil itu berjalan akhirnya sampai juga di depan rumah Alfa.

Mereka berdua turun dari mobil dan langsung nyelonong masuk tanpa permisi. Memang mereka sudah biasa begitu.

Langkah kaki mereka terhenti depat didepan kasur empuk Alfa. Alfa yang menyadari bahwa ada seseorang yang berdiri dibelakangnya, lantas menoleh dan mendapati Rizal dan Angga.

"Kenapa?" Tanya Alfa.

"Apaanya yang kenapa?" Tanya balik Rizal.

"Muka." Balas Alfa.

"Suka banget hemat suara." Sindir Angga.





Bersambung.....

Sampai sini dulu ya

Gimana ceritanya??
Lah Rizal cemburu lagi kan?
Sea jadi marah

Ok lah tunggu aja kelanjutannya

See you next time readers kuy

Jangan lupa vote

Aleasea [ON GOING••]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang