FNG - 19

491 25 15
                                    

Suasana mobil tanpa pembicaraan apapun menemani keduanya. Tangan Aluna juga yang senantiasa masih berada di genggaman Kevin, seakan-akan tak ingin di lepasnya.
Aluna yang masih bingung ingin di bawa kemana akhirnya membuka suara.

"Kita mau kemana sih, kok ga sampe-sampe dari tadi"

"Nanti lo liat sendiri"

"Nanti-nanti mulu jawaban lo, jangan-jangan lo mau nyulik gue, trus lo mau jual gue sama om-"

"Diem atau gue cium" ancaman Kevin membuahkan hasil Aluna yang tak berani berbicara lagi.

Ia melihat di sepinggir jalan yang sepi dan gelap. Hanya lampu jalan dan lampu mobil yang menerangi jalan mereka. Pepohonan yang rimbun dan gelap tampak juga di sepinggir jalan. Membuat Aluna sedikit agak takut.

"Lo beneran ga nyulik gue kan" ucap Aluna dengan pandangan menyelidik ke arah Kevin.

"Kasih alasan kenapa gue harus nyulik lo" jawab Kevin balik bertanya.

"Ya mana gue tau, mungkin karena gue cantik" Kevin terkekeh mendengar ucapan Aluna.

"Ga mungkin gue mau nyulik lo, gue juga gamau berbagi apa yang udah jadi milik gue ke orang lain" Aluna terdiam.

Kini suasana kembali seperti sedia kala. Aluna yang entah kenapa yang merasa ngantuk pun, tak disadarinya terlelap. Kevin yang mendengar hembusan nafas beraturan pun langsung melihat ke sebelahnya. Ia tersenyum simpul melihat Aluna tertidur dengan wajah polosnya. Tangannya bergerak mengelus kepala Aluna lembut.

Aluna tak tau sudah berapa lama ia tertidur, yang pasti ia merasa suara mesin mobil yang ditumpanginya sudah tak terdengar lagi. Ia membuka mata dengan perlahan menyesuaikan cahaya sinar bulan yang begitu terang malam ini. Pandangan matanya jatuh pertama kali pada kevin yang melihatnya tanpa berkedip.

"Gausah liatin gue " ucap Aluna salah tingkah dan tak lupa semburat merah dipipinya. Aluna melihat keselilingnya langsung dengan pandangan takjub.

"Ini kita udah sampe?" Tanya Aluna. Ia menatap Kevin masih dengan pandangan  takjub.

"Menurut Lo" Kevin menaikkan sebelah alisnya. Mendengar itu Aluna membuka pintu mobil dan berjalan keluar lebih dulu.

Dari sini ia bisa melihat suasana malam kota Jakarta sangat memanjakan mata. Lampu-lampu jalan dan gedung-gedung menyala ketika malam. Benar-benar sangat indah.

"suka?" Tanya Kevin. Aluna menganggukkan kepalanya cukup membuat Kevin mendapatkan jawabannya.

"Kok lo bisa tau tempat kaya gini si" ucap Aluna.
"Gue selalu kesini setiap ada masalah dan tempat ini cukup buat gue ngerasa tenang" Aluna menganggukkan kepalanya.

"Emang seorang Kevin ada masalah apa sih dihidupnya selain nambah masalah hidup orang" Aluna memandang Kevin dengan pandangan malas. Kevin hanya terkekeh tanpa ingin menjawab.

"Setelah ini bahkan gue bakal sering kesini" lanjut Kevin.
"Kenapa?" Aluna mengalihkan pandangannya menatap Kevin yang juga sedang menatapnya.

"Karena lo suka tempat ini jadi gue bakal sering-sering ajak lo kesini"

Mereka sadar malam ini mereka sama-sama menjatuhkan hati pada masing-masing hati. Tatapan yang hangat dan tulus Kevin mampu meluruhkan pertahanan Aluna. Aluna diam menundukan kepalanya memikirkansegala yang akan terjadi jika ia sudah memantapkan hatinya.

Aluna terkejut saat Kevin menarik tangan dan memeluknya. Hangat yang dirasakan Aluna sangat-sangat membuatnya candu hingga ingin merasakannya terus menerus. Kevin membisikan sesuatu di telinganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aluna is fakenerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang