Eps 13: Masuk UGD

247 50 2
                                    

Ayah Kella langsung menghubungi orang tua Adel dan Sahil dengan informasi yang ia dapatkan dari handphone milik mereka. Tidak lama kemudian, orang tua Sahil dan Adel segera menuju rumah sakit dengan perasaan cemas.

"Mana anakku Adel?" ucap ibu Adel dengan mata berkaca-kaca.

"Di ruang UGD," jawab ayah Kella dengan suara tenang, meski sorot matanya menunjukkan kekhawatiran.

"Ya Allah, apa yang terjadi sama anakku," ucap ibu Adel sambil mulai meneteskan air mata.

"Kena tembakan," kata ayah Kella dengan berat hati.

"Siapa yang melakukan itu?" tanya ibu Adel sambil mengusap air matanya.

"Saya tidak tahu, yang tahu hanya mereka berdua," jawab ayah Kella.

"Lalu, di mana Sahil?" tanya ibu Sahil dengan nada khawatir.

"Sahil ada di ruang operasi," jawab ayah Kella.

"Di mana ruangannya?" tanya ibu Sahil dengan cemas.

"Di dekat ruang UGD," jawab ayah Kella. "Ayo kita ke sana, saya akan menunggu kalian di sini."

Mereka bergegas menuju ruang operasi. Sementara itu, ayah Sahil dan ayah Adel belum pulang kerja karena masih pukul 13.00.

"Kita menunggu di sini saja," kata ayah Kella.

"Baiklah," jawab ibu Sahil dan ibu Adel serentak, mencoba menenangkan diri.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang operasi.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" tanya ibu Sahil dengan suara penuh harap.

"Anak ibu baik-baik saja, hanya membutuhkan istirahat," jawab dokter dengan senyuman menenangkan.

"Syukurlah kalau begitu," ucap ibu Sahil lega.

"Saya mau kembali ke kantor, ada pekerjaan yang belum selesai," kata ayah Kella.

"Iya, Pak," jawab ibu Sahil dan ibu Adel serentak.

Setelah itu, Sahil dipindahkan ke ruang inap. Ibu Adel masih terlihat sangat khawatir sampai akhirnya seorang dokter keluar dari ruang UGD.

"Bagaimana anakku, Dok?" tanya ibu Adel dengan cemas.

"Anak ibu membutuhkan ginjal," jawab dokter dengan hati-hati.

"Ginjalnya kenapa, Dok?" tanya ibu Adel dengan suara gemetar.

"Ginjalnya rusak karena tembakan," jawab dokter dengan penuh simpati.

"Baiklah, ambil ginjalku, Dok," kata ibu Adel dengan tekad yang kuat.

"Baiklah, Bu. Silakan ikut bersama saya," jawab dokter.

Setelah operasi selesai, ibu Adel masih terbaring lemas karena satu ginjalnya diberikan kepada Adel. Meskipun lelah, hatinya merasa lega karena telah melakukan yang terbaik untuk anaknya.

Singkat cerita
Pukul 17.00

Ruangan Sahil
Sahil mulai membuka matanya perlahan, masih mencoba menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Pandangannya samar-samar, tapi ia bisa merasakan kehadiran ibunya di dekatnya.

"Adel mana, Bu?" tanyanya dengan suara lemah.

"Di ruang sebelah, Nak," jawab ibu Sahil dengan lembut, sambil mengelus rambutnya.

"Ohh," sahut Sahil sambil mencoba mengangkat sedikit kepalanya, namun segera merasakan sakit.

"Iya Nak, bagaimana kepalamu? Masih terasa sakit?" tanya ibu Sahil dengan khawatir, memperhatikan gerak-geriknya.

SI HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang