Eps 11: Daftar Ekstra Voli

315 54 2
                                    

Bukan kopi yang kubutuhkan untuk mengawali hari. Senyuman adalah awalan terbaik untuk hariku. Seperti sinar matahari yang perlahan mengusir kegelapan malam, senyumanmu membuat pagi ini lebih cerah dan penuh harapan. Tanpa secangkir kopi pun, energiku seolah terisi penuh hanya dengan melihat keceriaan di wajahmu. Senyumanmu adalah motivasi terbaik, mengingatkanku bahwa setiap hari adalah kesempatan baru untuk bersinar.

Adel terbangun dari tidur seperti biasa. Setelah beberapa saat menyesuaikan diri dengan cahaya pagi, ia langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri. Tanpa banyak membuang waktu, Adel bersiap-siap dengan cepat, mengenakan seragam sekolahnya dan merapikan rambut. Dalam sekejap, ia sudah siap bergegas menuju sekolah, membawa semangat baru untuk menghadapi hari yang penuh tantangan dan peluang.

Setibanya di kelas, Adel mengucapkan salam, "Assalamualaikum," dengan senyum hangat di wajahnya.

"Waalaikumsalam," jawab semua anak di kelas serempak.

Adel mengedarkan pandangan, mencari seseorang. "Hmm... Sahil belum datang kah?" tanyanya dengan nada sedikit kecewa.

"Belum," jawab Kella singkat.

"Hmmm," Adel hanya berdehem, berusaha menyembunyikan rasa penasarannya.

Kella menggodanya, "Tumben nyariin Sahil, kangen ya?"

Adel menggeleng, tersenyum tipis, "Ya ada yang mau aku omongin."

Kella tersenyum jahil, "Hayoloh... ungkapan cinta?"

Adel terkekeh, "Geer kamu la."

"Ya udah aku diem aja," Kella menjawab sambil menahan tawa.

Beberapa saat kemudian, Sahil dan Andi masuk secara bersamaan. Seperti biasa, Sahil dengan muka datarnya dan Andi dengan wajah cerianya yang penuh semangat.

Adel memperhatikan mereka dan menghela napas, "Hmm... kebiasaan yang tidak bisa diubah."

Sahil meliriknya, sedikit ngegas, "Kenapa lagi?"

Adel menenangkan Sahil, "Santay kalik, Hil."

Sahil hanya berdehem, "Hm."

Adel mendekati Sahil, "Oh ya Hil... aku ikut voli sama kamu boleh nggak?"

Sahil mengerutkan kening, "Maksudnya?"

Adel menjelaskan sekali lagi, "Ya ikut ekstra voli."

Sahil mengangguk, "Ohh... boleh-boleh aja."

Adel ragu sejenak, "Pelatihnya galak nggak?"

Sahil menggeleng, "Nggak."

Adel merasa lega, "Hm.. oke nanti ngomong sama pelatihnya."

"Iya," Sahil mengiyakan.

Adel tersenyum lebih lebar, "Oke, nanti antarin aku kesana ya."

Sahil mengangguk lagi, "Oke."

Kring kring
Bel masuk berbunyi

Ini waktunya pelajaran Geografi. Bu Guru masuk ke dalam kelas dengan senyum di wajahnya, membawa setumpuk buku.

"Selamat pagi anak-anak," sapanya dengan suara lembut namun tegas.

"Pagi, Bu!" sahut semua anak serentak, suara mereka menggema di ruangan.

Bu Guru menatap mereka dengan penuh harap, "Oke... gimana tugas yang Ibu kasih ke kalian? Sudah selesai, kan?"

"Sudah, Bu!" jawab mereka serentak lagi, wajah mereka menunjukkan campuran antara percaya diri dan sedikit gugup.

"Oke, sekarang kumpulkan," perintah Bu Guru sambil menganggukkan kepala.

Semua anak segera berdiri dan berjalan ke meja guru, menyerahkan tugas mereka. Setelah semua tugas terkumpul, Bu Guru kembali berdiri di depan kelas.

SI HUMORISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang