Hari-hari yang mereka lalui, baik dalam suka maupun duka, telah membentuk ikatan yang kuat di antara mereka. Meski tantangan demi tantangan datang, mereka tetap saling mendukung dan menguatkan. Kini, ujian kenaikan kelas (UKK) sudah di depan mata, dan mereka harus siap menghadapi minggu yang penuh tekanan ini.
Pada pagi hari yang cerah, Adel berdiri di depan rumahnya, merapikan seragam dan memeriksa perlengkapannya sekali lagi. Jam menunjukkan pukul 09.30-waktu yang berbeda dari biasanya karena hari ini mereka harus bergantian dengan kelas 11 untuk ujian. Adel mengambil napas dalam-dalam, merasa campur aduk antara gugup dan semangat. Dia tahu, hari ini adalah salah satu hari penting yang akan menguji kesiapan dan kemampuannya selama ini.
Setelah sampai disekolah
Adel melangkah menuju depan laboratorium dengan langkah yang mantap, berusaha menenangkan dirinya. Di depan lab, dia melihat Andi duduk santai di bangku dengan earphone di telinga, asyik mendengarkan musik."Wah, Andi, santai banget kamu," ujar Adel sambil tersenyum, melihat sikap Andi yang tampak tak terbebani.
"Iya dong. Lagipula, kalau dipikir berat-berat nanti jadi hilang," sahut Andi tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Hilang apanya?" tanya Adel, penasaran.
"Yang aku baca kemarin," jawab Andi, tetap tenang.
"Oalah," Adel hanya bisa menggelengkan kepala, seolah mengerti maksud Andi.
"Hai, kalian udah dateng?" sapa Kella yang baru saja tiba di depan lab, terlihat sedikit terengah-engah.
"Belum lah, ini masih di rumah," kata Adel, berusaha bercanda.
"Hah?" Kella terkejut, tampak bingung dengan jawaban Adel.
"Ya iyalah, udah dateng," jawab Adel sambil tertawa kecil.
"Hehe," Kella ikut tertawa, menyadari gurauan Adel.
"Mana mungkin kalau belum dateng udah disini," tambah Adel, mengalihkan perhatian ke arah Kella.
"Hehe, iya sih," Kella setuju, meski sedikit bingung.
"Mana tuh Kang Datar, belum dateng?" tanya Adel, menatap sekeliling dengan penuh harap.
"Siapa? Sahil?" tanya Kella, menoleh ke arah Adel.
"Iyalah, siapa lagi kalau bukan Sahil," sahut Adel, tampak sedikit khawatir.
"Ya siapa tau gebetan baru," kata Kella dengan nada bercanda.
"Bukan," jawab Adel singkat, merasa sedikit malu dengan candaan Kella.
"Iya, iya," kata Kella, menerima penjelasan Adel.
Tak lama setelah itu, Sahil datang dengan ekspresi datarnya yang sudah dikenal. Dia melangkah dengan tenang, seolah tidak ada yang bisa menggoyahkan ketenangannya.
"Hil, satu hari aja gak datar bisa gak?" tanya Adel dengan nada penasaran, berusaha membuat suasana lebih ceria.
"Bisa," jawab Sahil, dengan nada datar yang khas.
"Coba hari ini gak datar," tantang Adel, berharap bisa melihat Sahil dengan ekspresi yang lebih santai.
"Terus?" Sahil bertanya, tampak bingung dengan permintaan Adel.
"Ya biasa aja," jawab Adel, memberi penjelasan yang sederhana.
"Oke," sahut Sahil, setuju meski tampaknya tetap tak mengubah ekspresinya.
Beberapa menit kemudian, bel berbunyi, menandakan bahwa ujian akan dimulai dalam 5 menit. Suasana mulai tegang, dan mereka semua mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian yang akan menguji kesiapan dan kemampuan mereka selama ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/216623279-288-k97321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SI HUMORIS
ЮморSI HUMORIS bukan hanya tentang tawa dan canda, tetapi juga tentang persahabatan yang erat dan saling mendukung. Mereka saling menguatkan saat sedih, saling menghibur saat terpuruk, dan selalu ada untuk satu sama lain dalam suka dan duka. Kisah merek...