Seisi kelas hari ini memperbincangkan anak baru yang kabarnya berwajah cantik itu. Dan aku sendiri, jelas saja aku tidak terlalu ingin tahu
Tak lama, bu prita prita masuk ke dalam kelas, menginstruksikan agar para siswa diam. Setelah itu barulah beliau menyuruh seseorang untuk masuk ke dalam kelas.
"ayo silahkan nak perkenalkan namamu" titah bu prita
"baik bu"
"perkenalkan nama saya karina stevia wijaya. Saya pindahan dari SMA Harapan 1"Pada awalnya aku biasa saja ketika seseorang itu masuk ke dalam kelas, karena aku lebih memilih membaca novelku. Tapi setelah dia menyebutkan namanya aku mematung sambil mencerna apa yang baru saja ku dengar
Nama itu...
Aku mendongak melihat ke arah perempuan itu, yang sialnya dia juga ternyata sedang menatapku dengan tersenyum smirk
Haiss..si racun itu..
Sial! Padahal aku sudah mati-matian agar tidak lagi berurusan dengannya apalagi melihat wajahnya yang bermuka dua itu. Tapi sekarang, kita bahkan berada dalam satu kelas yang sama! Menghirup udara yang sama! Apakah racun di takdirkan untuk bertebaran di mana-mana?!
"karin silahkan duduk di samping dani. Dani angkat tanganmu" dani mengangkat tangannya. Setelah itu karin berjalan menuju meja di samping dani yang sialnya tepat di belakangku. Menengok sebentar ke arhku sambil berbisik "hai ra, akhirnya kita ketemu lagi"
Cih
Apa tidak ada obat pembasmi virus karina di dunia ini? Kalau ada aku ingin membeli yang banyak. Racunnya benar-benar mematikanBerada satu kelas dengan racun membuat udara semakin panas saja. Mencoba memfokuskan fikiran pada pelajaran di papan tulis sepertinya sama saja, aku tidak pandai dalam pelajaran Matematika. Tidur saja lahh
Kringg..kringg
Bel istirahat berbunyi. Aku dan syila berjalan menuju kantin. Aku ingin segera menenggak segarnya es teh. Huft--memikirkan racun benar-benar membuat kepalaku mendidih
"ngapa sih ra? Tumben anteng" jika saja suasananya mendukung sudah ku pastikan akan ada sesi perdebatan di antara kita.
"badmood" jawabku singkat
"kenapa? Gara-gara kak Alaska?" jawab syila. Aku menggeleng sebagai jawaban
"terus apaan?" tanya syila sambil mendekatkan wajahnya ke arahku
"racun sekolah sini" aku menjawab dengan malas
"Racun? Sekolah? Racun di sekolahin? Emang racun bisa sekolah?" tanya syila dengan polos.
"maksud aku si karina. Racun karina" jawabku sambil menggigit sendok sampai membuat gigiku terasa ngilu
"ooo anak baru itu"
"iya"
"jadi si karina jualan racun gitu?"
Baru saja aku ingin memujimu syil. Tapi aku lebih ingin memakimu sekarang
"maksud aku karina itu jahat. Orang tuanya seharusnya ngasih nama dia itu si Racun. Kalau karina itu terlalu bagus" jawabku dengan menahan kesal
" kamu udah kenal sebelumnya sama karina" tanya syila
"dia itu mantan sahabat gue" jawabku dengan lesu
"mantan?"
"iya. Dia sama temennya itu dulu baik banget, sama kaya kalian. Selama temenan sama mereka, aku semakin jarang di rumah. Mereka terus-terusan ngajakin aku ke mall, nyalon, makan, dan itu semua yang ngebayarin aku. Sangking polosnya aku mau aja di manfaatin haha. Sampai pada akhirnya pas kita lagi nge mall aku nggak sengaja denger pembicaraan mereka di ruang ganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA
Teen Fictionbrukk "ma..maaf kak aku nggak sengaja" aku benar-benar merutuki diriku yang sangat memalukan ini. Di hari pertamaku masuk di sekolah ini sebagai murid baru, aku sudah melakukan kesalahan! ingatkan aku bahwa ini masih sangat pagi untuk seorang Kinara...