part 12

2.9K 100 40
                                    

Aku menatap lekat wajahnya dari samping. Benar-benar seperti malaikat ucapku tanpa sadar. Wajah yang tegas dengan hidungnya yang mirip seperti perosotan anak Tk. Aku berfikir mungkin saja tuhan menciptakannya saat sedang bahagia

"kenapa?" ucap alaska membuatku tersadar dari kehaluanku

"ng-nggak papa" jawabku dengan sedikit kikuk

Cukup lama kita berada dalam keheningan sampai mobil alaska memasuki pekarangan rumahku.

"makasih ya kak" ucapku sambil menepuk tangannya pelan. Tapi setelah itu aku mengernyitkan dahiku

Kak alaska Demam

Lalu ku tengok lagi wajahnya yang sedari tadi sama sekali tidak menghadap ke arahku

"kak wajahmu pucat, apa kamu sakit? Badan kakak panas, sepertinya kakak demam" ucapku sedikit panik. Kulihat matanya yang terpejam lalu membuang nafasnya panjang

"gak papa" jawabnya singkat

"apanya yang gak papa! Kakak lagi demam lo. Udah pokoknya kakak masuk dulu nanti aku panggilin dokter" ucapku

"nggak usah. Aku mau pulang aja" jawabnya pelan. Aku tahu dia sedang menahan sakitnya

"nggak. Pokoknya masuk dulu" jawabku lalu keluar dari mobil, memanggil pak asep untuk meminta tolong memapah alaska ke dalam rumah

"pak tolong bantu temen ara ya. Dia ada di dalam mobil, lagi sakit" ucapku pada mang asep

"iya non" jawab pak asep

Setelah itu alaska dibawa ke kamar tamu ruang bawah. Setelah di tidurkan aku duduk di samping alaska sambil memegang dahinya

"pak tolong telfonin dokter ya" ucapku pada pak asep yang masih berada di sisi tempat tidur

"iya non" jawab pak asep lalu berjalan keluar kamar

Ku selimuti badannya yang sedikit menggigil. Ku himpit badannya dengan beberapa guling agar lebih hangat. Nafasnya mulai teratur, sepertinya dia tertidur

"cepet sembuh kak alaska"ucaku lirih lalu pergi menuju kamarku untuk membersihkan badanku dan setelah itu membuatkan bubur untuk kak alaska

Setelah urusanku selesai aku berjalan menuju dapur dan kulihat bi lastri yang sedang memasak untuk makan malam

"bibi lagi masak apa" tanyaku pada bi lastri yang sibuk memasak

"bibi lagi masak sop ayam non. Non mau buat apa nanti biar bibi buatkan" jawab bibi lalu tersenyum

"ah nggak usah bi, ara bisa sendiri kok lagain cuma bubur untuk temen ara yang lagi sakit" jawabku

"temen non yang ganteng itu ya" tanya bi lastri sambil terkekeh

"ada-ada aja bibi mah"
"bunda sama papa kemana bi? Bang aiden juga" sedari tadi aku masuk rumah sangat sepi, biasanya ada bunda yang menyambutku, kalau nggak ya berisiknya bang aiden

"nyonya sama tuan lagi keluar non mau ke supermarket katanya buat belanja bulanan. Kalau den aiden katanya mau main sama temennya" aku mengangguk saja. Memang bunda sama papa lebih senang belanja bulanan berdua, katanya sambil mengingat waktu masih pacaran dulu. Aku kan jadi iri-- hiks:(

Setelah selesai memasak bubur aku berjalan menuju kamar kak alaska. Setelah sampai aku membangunkannya untuk makan.

"kak makan dulu" ucapku sambil menggoyangkan lengannya

Ketika sudah terbangun kak alaska menoleh ke arahku dengan wajah pucatnya. Lingkaran hitam di sekitar matanya membuatku yakin bahwa kak alaska sering tidur larut malam

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang