Keenan menatap handphone-nya, berharap akan segera ada panggilan telepon dari suatu perusahaan untuk menerimanya bekerja. Namun, ini sudah sebulan berlalu. Tidak ada satu pun panggilan yang datang.
Setiap malam Keenan mengerjakan sholat Tahajud berdoa agar ia segera diberi pekerjaan oleh Allah. Selama sebulan itu juga Khanza selalu menyemangatinya. Tak jarang Khanza menawari untuk meminta bantuan pada temannya, tapi Keenan merasa tidak enak pada Khanza. Takut nanti jadi omongan di antara teman-teman Khanza.
Handphone Keenan siang itu berbunyi. Dengan penuh semangat, Keenan langsung angkat teleponnya. Nomor tidak dikenal.
"Halo," sapa Keenan tanpa bisa menyembunyikan nada penuh semangat.
"Halo, Bro. Ini gue Tedy," sahut suara dari ujung sana. Seketika Keenan merasa tubuhnya lemas. Hah! Baru saja ia mengira dapat panggilan kerja.
"Oh, lo, Ted," kata Keenan.
Terdengar suara tawa Tedy dari ujung sana. "Napa lo, Bro? Kok gak semangat gitu? Gue mau ngajak lo main futsal bareng anak-anak hari Sabtu ntar. Jangan bilang lo gak mau. Udah lama kan lo gak gabung ma kita," ajak Tedy.
"Bukannya gua gak mau, tapi sekarang gua lagi crowded, Bro. Lagi ada yang mau gua cari," kata Keenan.
"Cari apaan, Bro? Cari bini? Tuh, udah ada bini lo cakep, keren lagi. Apa lagi mau dicari? Gua satu aja belum, lo mau cari bini lagi? Dasar lo Pangeran Tampan penakhluk wanita," goda Tedy.
Keenan tertawa kecil. "Pikiran lo bini mulu. Bukanlah," kata Keenan. Dia menarik napas berat. "Gua saat ini nganggur belum ada kerjaan. Malu gua sama bini gua apalagi sama keluarganya. Gua mau fokus cari kerjaan dulu," jelas Keenan.
"Sebenarnya ada nih kerjaan. Lagi butuh cepat. Tapi gua gak yakin lo mau, Bro," kata Teddy.
Keenan langsung menegakkan badan semangat. "Kerjaan apa, Bro? Gua mau. Gua lagi butuh kerjaan," kata Keenan yakin.
"Lo langsung mau aja belom juga gua kasi tahu kerjaannya apa."
"Yang penting halal gua mau insyaa Allah."
"Beneran lo mau jadi kurir? Perusahaan ekspedisi kenalan gua lagi buka lowongan itu sih sekarang. Kalau masalah gaji, UMR dan ada tunjangan lainnya juga kalau gak salah. Pastinya ntar gua tanya teman gua," terang Tedy.
Keenan tampak berpikir sebentar. Kalau dipikir-pikir dulunya ia bekerja sebagai supervisor di perusahaan retail milik Roman. Lulusannya juga sarjana ekonomi. Dari supervisor turun jadi kurir. Namun, Keenan merasa Allah memang menunjukkan jalan ini kepadanya.
"Bismillah, gua mau, Ted. Kurir juga kerjaannya insyaa Allah baik, berkah, dan yang penting halal," kata Keenan.
"Oke, kalau gitu. Kapan lo bisa mulai kerja? Ntar gua sounding ke teman gua. Terus gua kasi nomor lo biar dia hubungi lo," kata Tedy.
"Secepatnya kalau bisa. Bosan gua berdiam diri terus di rumah. Gua kan lakik. Tebal muka gua sama Khanza. Dia kadang sampai maleman pulang kerja, dapat panggilan operasi juga kadang tiba-tiba pas baru aja nyampe rumah belum ada lima belas menit." Keenan malah curhat.
Tedy teman yang baik dan memahami perasaan Keenan. Ia juga berjanji akan membantu Keenan agar bisa segera bekerja.
-oOo-
Hari Senin diawali Keenan dengan mulai bekerja sebagai kurir. Dia sudah melewati proses wawancara dengan pimpinan perusahaan ekspedisi dan diterima. Bukan hal baru jika ada lulusan sarjana saat ini memulai pekerjaan dari awal.
Khanza menyiapkan bekal makanan buat Keenan yang sudah rapi memakai seragam kurir dan merapikan wadah barang di sepeda motornya.
"Mas, jangan lupa dimakan nanti, ya. Aku udah masakin oseng tahu sama cuminya. Minumannya juga udah ada ini di botol. Pasti nanti Mas kan haus," ujar Khanza lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesona Suami Kedua (Pernikahan Kontrak)
Storie d'amoreFollow dan vote, ya. Keenan pemuda tampan yang nasibnya kurang mujur. Terjebak utang dengan Roman untuk membiayai operasi jantung ibunya. Terpaksa Keenan harus memenuhi syarat untuk menikahi mantan istri Roman yang cantik bernama Khanza, untuk dicer...