BAB 1: BELA PINGSAN.

528 229 297
                                    

Vote dulu yuk!

Sudah belum?

Jika sudah, selamat membaca :)

***

Bara dan Bela datang bersama-sama, seperti biasa. Banyak yang bilang mereka seperti orang pacaran. Tapi, mereka selalu menentang dan mengucapkan hanya sebatas teman.

Bara datang disambut dengan Clara, kekasihnya yang sudah cukup lama berpacaran dengan Bara. Clara tidak menyukai Bela karena menurut Clara, Bela adalah benalu bagi hubungan mereka. "Bela aja terus yang dibonceng, aku gak pernah!" protes Clara blak-blakan di depan Bela.

"Gak usah iri-an, lo bukan anak kecil," ujar Bara seperti terkesan membela Bela. "Oh ya? Bukannya dia yang kayak anak kecil, apa-apa harus sama kamu. Dasar benalu," cerca Clara sarkas.

Lagi-lagi, Bela menahan sabar, dari sekian perempuan yang berpacaran dengan Bara memang membencinya. "Gak usah ngomong yang aneh-aneh, kalo lo gak mau gue putusin sekarang juga," tukas Bara dengan suara tegasnya.

"Ya tapi sampai kapan Bar? Yang pacar kamu itu aku, bukan Bel—,"

"Kita putus." Bara dengan cepat memotong pembicaraan Clara. Sudah biasa, jika ada seseorang yang menjelekan Bela akan berurusan dengan Bara, termasuk kekasihnya sekalipun.

Bara berjalan dengan merangkul Bela di sampingnya, "Bara, gak bisa dong kamu putusin aku gitu aja!" pekik Clara.

Bela menatap Bara heran, "Kenapa sih, lo selalu putusin cewek lo pas dia ngejelek-jelekin gue?" tanya Bela sendu. Rasa tak enak hati, kini menimpanya untuk kesekian kalinya.

"Ya, karena gue gak mau ada orang yang ngejelek-jelekin lo," jawab Bara santai. "Ya tapi mau sampe kapan lo begini? Udah berapa cewek coba yang lo putusin secara cuma-cuma?" tanya Bela geram.

Bara menatap Bela dalam, "Bel, gue mau punya pacar yang nerima lo sepenuhnya. Karena lo kan udah bagian dari hidup gue," ujar Bara.

"Ya kalo misalkan gak ada gimana? Lo mau jadi jomblo seumur hidup, gitu?" tanya Bela. Bara menggeleng, "Ada kok, tapi belum keliatan aja orangnya," jawab Bara santai.

"Udahlah Bar, bener apa kata orang. Gue cuma jadi benalu buat lo," ujar Bela kemudian melenggang pergi meninggalkan Bara yang masih mematung.

Alan Al Gibran, salah satu sahabat Bara semenjak ia bersekolah di SMA Khatulistiwa ini. "Lo kenapa ngeliatin Bela ampe kayak, gitu?" tanya Alan tiba-tiba berada di samping Bara membuatnya terkejut.

"Lo, bikin gue kaget aja." Bara menghela nafasnya lelah, "Ada satu hal bikin gue benci sama Bela," ujar Bara.

"Apaan?" tanya Alan penasaran. "Bela udah dengerin apa kata orang," sambung Bara.

"Ya gimana Bar, hampir semua mantan lo dan hampir semua orang di sekolah ini, ngomong yang engga-engga soal Bela," papar Alan.

Bara mengangguk paham, "Gue tau, gue paham, dan gue ngerti tapi, gue bingung. Terus gue harus gimana?" tanya Bara frustasi.

FRIEND ZONKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang