BAB 3: TEMPAT LES.

386 206 173
                                    

Klik bintang dulu yuk!

Selamat membaca :)

***

Bara tidak sedang tertidur di ruang tamu rumah Bela. Sedangkan Bela sedang bersiap untuk pergi ke tempat les sore ini.

Bela dengan gaya casualnya menghampiri Bara yang asik terlelap. "Bara bangun! Katanya mau anterin gue ke tempat les." Bela menarik tangan Bara dengan sekuat tenaga.

"Gak gratis nih, ya," ujar Bara. Bela mengangguk, "Iya pulangnya gue jajanin bakso deh," ujar Bela.

Bara segera bangkit dan menyambar kunci motornya, "Ayo nona Bela." Bara mengadahkan tangannya.

Dengan senang hati Bela menyambut tangan Bara, "Ayo juga tuan beast."

"Kampret lo." Bara menoyor kepala Bela. "Baksonya musnah nih," ancam Bela.

Tangan Bara merangkul Bela dengan gemas. "Ah gemes, pengen gue jadiin lauk!" ujar Bara.

"Dih, Bara kanibal!"

***

Bara dan Bela sudah sampai di tempat les Bela berada. Bela baru dua minggu belajar di tempat les ini. Sosok gadis cantik yang melambaikan tangannya pada Bela seraya tersenyum, "Siapa tuh?" tanya Bara yang membuka helm fullfacenya.

"Temen gue dong Bar," ujar Bela dengan mempertahankan senyumannya. "Baik?" tanya Bara memastikan.

"Baik banget, sama kayak lo baiknya," ujar Bela. Bara mengangguk percaya, "Yaudah belajar gih, jangan nyontek." Bara mengacak rambut Bela gemas.

"Gak usah acak-acak dong!" Bela yang frustasi langsung membenarkan rambutnya yang berantakan. Bela pergi menghampiri gadis cantik di sana. "Hai Rev," sapa Bela saat ia sudah sampai di depan gadis cantik itu.

Revita Saputri, yang bisa menerima Bela apa adanya di tempat les ini. Revita itu hampir sama seperti Bela, selalu sendiri dan akan tetap sendiri. Tidak memiliki teman, maka Bela dan Revita bertemu mereka merasa lebih dekat karena memiliki nasib yang sama.

"Ayo masuk Bel," ajak Revita. Revita merangkul Bela, Bara yang masih d itempat yang sama itu mengulas senyum di bibirnya. "Gue seneng Bel, ternyata lo bener-bener gak sendirian," gumam Bara kemudian ia melenggang pergi entah kemana.

Revita dan Bela sedang melakukan breaktime di kala belajar. Mereka memutuskan untuk pergi ke kantin, "Bel, gue ada berita baru loh," ujar Revita.

"Apaan Rev?" tanya Bela antusias. "Gue besok pindah sekolah," pekik Revita. "SMA Khatulistiwa Bel, tempat lo. Kabar baiknya lagi kita sekelas."

Mata Bela membulat tak percaya, "Serius lo?" pekik Bela girang. Revita mengangguk mantap, "Dua rius Bel. Dua rius!"

"AAAAA," teriak Bela kegirangan dan ia memeluk Revita. "Akhirnya gue punya temen juga Rev," ujar Bela.

Revita mengangguk, "Iya dong. Cerita lo bikin gue kesel tau gak, sok berkuasa tuh si Clara," ujar Revita tidak suka.

Jika ada apa-apa di sekolah Bela selalu bercerita pada Revita. Begitupun sebaliknya, ya meskipun mereka hanya bisa bertemu seminggu tiga kali itu lebih baik. Sesama perempuan bisa saling mengerti apa yang mereka rasakan bukan?

"Mau gimana lagi, gue juga bingung sama takut," ujar Bela mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

"Tenang aja, pas gue masuk sekolah. Gue basmi yang namanya pembully, masa temen gue dibully gue diem aja?" tanya Revita dengan menaik turunkan alisnya.

FRIEND ZONKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang