Vote dulu yuk!
Sudah belum?
Jika sudah, selamat membaca :)
***
Alan datang dengan derap langkah yang terburu-buru. "Sorry-sorry telat ngumpul."
Bela berdecak kesal, "Abis berak lo, ya?" tuduh Bela. "Baunya sampe sini." Bela menjepit hidung dengan jarinya.
Alan menggeleng kuat, "Apaan sih, kepo amat."
Sanjaya bersiul memanggil Alan, "Lan, ada yang baru nih," mata Sanjaya menunjuk Revita yang masih menunduk fokus dengan makanannya.
"Iya Lan, nih Revita. Temen gue," ujar Bela memperkenalkan Revita. Dengan perlahan Revita menoleh ke arah Alan dan tatapan mereka saling bertemu.
Tatapan yang sama, tatapan yang hilang di beberapa tahun yang lalu, tanpa kabar, "Revita." Revita mengulurkan tangannya, disambut dengan tangan Alan. "Alan, Alan Al Gibran."
"Tiba-tiba kok lo berdua, aneh?" celetuk Bara yang sedari tadi diam dan melihat gerak-gerik aneh Alan dan Revita. Alan menggeleng kuat, "Mana ada. Ngaco lo Bar," elak Alan.
"Bel, ke toilet yuk," ajak Revita. Bela mengangguk, "Ayo." Bela bangkit dan disusul Revita.
Alan tersenyum miris melihat langkah kepergian Revita, langkah yang sama yang meninggalkan Alan sendirian.
***
Alan dan Revita duduk di taman belakang sekolah, sedangkan murid-murid lainnya sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.
Hanya ada suara angin dan dedaunan yang jatuh dari atas pohon. "Kenapa lo balik lagi, Rev?" tanya Alan terlebih dulu.
"Kenapa emang? Bukannya lo dulu yang minta gue buru-buru balik ke Indonesia dan setelah gue balik ternyata, lo udah berubah. Semua kata-kata lo cuma omong kosong," ujar Revita blak-blakan.
Alan menghela nafasnya, "Gue gak omong kosong, gue bener-bener nunggu lo di Bandara, Rev," ujar Alan dengan pasti.
Revita menggeleng, "Engga, gue gak liat. Setelah gue putusin untuk pindah ke Indo, lo malah gak nepatin janji," ujar Revita kemudian tersenyum kecut.
"Gue tau, gue salah. Gue minta maaf," ujar Alan lirih, "Gue bener-bener nyesel banget, Rev."
"Percuma Lan, semuanya udah berakhir. Kita udah masing-masing, gak perlu lagi ada yang dibahas, kan?" tanya Revita kemudian bangkit dari duduknya. "Gue duluan."
Semuanya salah Alan. Alan tahu itu, setahun yang lalu Revita dan Alan menjalin hubungan secara diam-diam. Bara dan Sanjaya termasuk Bela pun tidak tahu.
Setahun yang lalu, tepatnya di bulan kedua mereka berpacaran Revita dipindahkan ke Belanda untuk melakukan pertukaran pelajar dari sekolahnya. Alan turut mengantar Revita ke bandara dan berjanji akan menunggu Revita untuk kembali ke Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND ZONK
Teen Fiction[CERITA INI DIPRIVAT ACAK, FOLLOW TERLEBIH DAHULU AGAR DAPAT MEMBACA SEPENUHNYA] Cover by @Choelay *** Bara dan Bela adalah dua orang yang hanya bisa dibilang teman namun memiliki kontak batin yang kuat, 15 tahun berteman bukanlah waktu yang sebenta...